[El, Mas sudah sampai di Jakarta. Jangan lupa makan dan minum obat, ya]
Sederet pesan singkat dari Habib kuterima saat jam makan siang hampir tiba. Mataku berkedip beberapa kali sesaat setelah membaca pesan tersebut. Entah kenapa, aku sama sekali tidak merasakan apa-apa.
Maksudku, biasanya aku selalu merasa senang, atau bahagia saat mendapat pesan penuh perhatian seperti ini dari Habib. Tapi berbeda dengan kali ini, hatiku juga sama sekali tak tersentuh oleh perkataannya.
Aku juga enggan membalas pesan itu dan memutuskan untuk pergi ke ruang makan. Sempat kulewati kamar bunda sebelum ke ruang makan, dan di sisi tempat tidur, kulihat bunda sedang duduk sambil mengemasi beberapa helai baju.
"Bunda sedang apa?" tanyaku saat kuhampiri dia.
Bunda tampak sedikit terkejut dengan kehadiranku. Dia menyeka jejak air mata yang sejak tadi membasahi pipinya. Saat kulihat baju siapa yang dia pegang, barulah aku menyadari apa yang ibuku ini rasakan.