"Yaa, itu sih terserah elu, Jod," kata Rezqi.
"Bagus dong," timpal Bi Ayu pula. "Makin banyak saudara, makin banyak rezeki."
"Nah, nah, nah…" Jodi tertawa-tawa sembari menepuk tangannya sekali dengan kencang. "Itu tadi yang saja bilang, Tan. Bener, kan?" lanjutnya seraya menatap dengan senyum lebar pada Rezqi.
"Terserah!" sahut Rezqi lalu menggelengkan kepala.
"Nah, kalau gitu," kata Bi Ayu lagi. "Kalau di sekolahan ada apa-apa, ntar… Bisa tuh, Bim," lanjutnya kepada sang anak. "Kamu minta tolong sama Jodi."
"Tenang, aja," sahut Jodi sembari mengacungkan ibu jarinya pada Bi Ayu. "Terus," lagi, Jodi beralih kepada Rezqi. "Soal interview Bang Rezqi di Graha Abadi, gimana keputusannya?"
"Yaa," Rezqi mengangguk-angguk saja sebab memang tidak mengetahui sama sekali jika remaja SMA di hadapannya itu adalah calon pewaris perusahaan itu kelak. "Gue dapat kesempatan untuk interview kedua, hari Rabu minggu depan."
"Hoo…" Lagi, Jodi melirik penuh arti pada Pak Abdul.