"Nah itu, Pak," Bima menunjuk ke sisi kanan. "Gang yang ada di depan itu tuh."
"Yang ada toko alat-alat listrik dan bangunan itu, ya?"
"Iya, Kak," sahut Bima menjawab tanya dari Jodi.
"Ya udah," kata Pak Abdul, "berarti kita muter di depan, ntar."
"Ouh, gak usah, Pak."
Bima merasa tidak enak hati. Sebab, jika Pak Abdul bermaksud mengantarnya sampai depan gang itu, itu berarti mereka pasti akan memutar lagi untuk meneruskan perjalanan pulangnya.
"Saya mah, turun di depan situ aja, tuh." Jodi menunjuk sisi jalan di kiri yang berhadapan dengan gang masuk ke perkampungan tempat ia tinggal. "Aah, di sini aja, Pak."
"Udah," ujar Jodi. "Santai aja, Bim."
"Eeh," Bima tertunduk kikuk. "Tapi, Kak Jodi, ntar kasihan Pak Abdul muter lagi. Jauh, kan?"