Rezqi bahkan sampai tersedak mendengar ucapan Amia. Walau sesungguhnya ia tidak bermaksud seperti yang dikatakan sang kekasih, hanya saja setelah apa yang mereka bicarakan, perlakuan mesra dari Amia sendiri, dan situasi sekarang itu, tentu saja kesemuanya menjadi berkolerasi dengan apa yang diutarakan gadis tersebut barusan.
Saking gemasnya, Amia menepuk pelan bahu Rezqi, lalu mencubit bahu itu. Bisa-bisanya ada cowok kayak yang satu ini, gumamnya di dalam hati. Dibilang lugu, tapi kelihatannya enggak. Dibilang enggak, tapi malah sifatnya memang menunjukkan hal demikian itu.
Dan tentu saja, hal ini semakin membuat Amia ingin menggoda sang kekasih lebih jauh lagi.
"Nggak kamu minta pun, aku mau, kok, Sayang. Bahkan, nemenin tidur malam kamu pun, aku bersedia."
Dan ya, sudah dapat ditebak, batuk-batuk karena tersedak itu semakin parah saja. Sehingga, membuat wajah Rezqi mengelam karena terbakar, terbungkuk-bungkuk.
"Ouw, kasihan…"
