Sore hari Jack sudah kembali ke rumahnya. Ia langsung mencari gadis yang di rindukan nya. "Nyonya Emily, apakah anda melihat Karina?"
"Ada di belakang Tuan, bersama pegawai lain!"
Jack langsung pergi ke sana tanpa mendengar ucapan lain dari nyonya Emily. "Karina kau pulang!" ucap Jack membuat para pegawai langsung berdiri melihat sang Tuan muda memasuki area para pegawai sebelum nya ia belum pernah ke sana.
"Apakah anda memerlukan sesuatu Tuan?" jawab Karina.
Namun Jack langsung mendekat dan menyentuh pipi gadis itu. "Kenapa pipimu merah? apakah kamu jatuh?"
Karina menggeleng, sedangkan Jack kini menyentuh pipinya.
"Siapa yang melakukan ini?" teriakan Jack membuat semua orang ketakutan.
"Jawab siapa?" ulang Jack.
"Nona Sarah Tuan!" jawab satu orang lainnya.
Jack menggertak meja dan langsung berjalan keluar dari sana, Karina sudah membujuknya untuk tidak marah-marah namun tenaga lelaki itu sangat kuat.
"Sarah, keluar!" teriak Jack di ruang tamu, ia bahkan tidak ingin membuka kamar gadis itu walau ia berhak karena itu rumahnya.
"Kenapa Jack kamu berteriak, ucap Sarah dari balik pintu yang kini ia rekatkan lagi.
"Kenapa kamu menampar pipi Karina?"
Sarah langsung memerah, ia sangat marah karena Jack marah padanya hanya karena Karina.
"Aku memberikan nya pelajaran, agar dia tidak terlalu melekat padamu dan agar tau diri!"
"Jangan pernah menyentuh kekasihku lagi, siapapun yang menyakiti nya aku pastikan kalian keluar dari rumah ini!" ucap Jack.
Kata kata kekasih yang di tekankan Jack, membuat semua orang terperangah! Bahkan Karina sekalipun.
"Kekasihmu? apakah aku tidak salah dengar!" Sarah memastikan.
"Apakah aku harus membuktikan nya!" jawab Jack.
"Ayo ke atas sayang, aku lelah! Kita obati pipimu di atas!" ucap Jack, ia meraih tangan Karina dan berjalan bersama menuju kamarnya.
Sarah mengepalkan tangannya, rasa marah dan malu membuatnya mematung. Nyonya Emily mendekati Sarah! "Nona Sarah, lebih baik kita tidak menggangu Tuan muda! Dia lebih sensitif dibandingkan biasanya."
"Darimana asal wanita itu Nyonya Emily?"
"Dia adalah adik Dave!" jawab nyonya Emily.
"Dave?" awalnya Sarah hanya mengulang nama yang disebutkan Nyonya Emily namun ia terperanjat dan menatap wanita paruh baya itu.
"Dave, apakah dia adik lelaki itu Nyonya?"
Nyonya Emily mengangguk pelan, kaki Sarah hampir goyah karena kehilangan keseimbangan, pantas saja ia merasa ada sesuatu yang familiar di wajah gadis itu, ia sangat mirip dengan Dave.
"Dave, mengapa adikmu harus masuk ke lingkaran kita! Mengapa Jack!" lirih Sarah.
Kini gadis itu merasa malu marah dan bingung. Ia tahu betul bagaimana Jack membicarakan Karina yang amat dia sayangi sebagaimana gadis itu hanya tinggal dengannya tanpa seorang ibu.
"Apakah ini sakit?" tanya Jack, dengan cekatan ia menyentuh pipi Karina dan mengompres nya dengan air es.
"Ini sudah membaik, aku tidak merasakan sakit lagi!"
"Kamu harus menghindari gadis itu, aku takut dia akan melakukan hal lain padamu!"
"Aku melihat kecemburuan mu saat mengatakan ini!"
"Cemburu?"
"Kamu cemburu karena dia menyentuh pipiku?"
"Dia menampar mu Karina, sedangkan aku!" Kecupan meluncur di pipi Karina dengan lembut.
"Hei-hei nakal sekali!" ucap Karina.
Namun mata mereka bertemu, entah mengapa Jack tidak bisa menahan diri begitu menatap gadis itu. Kini Karina terbuai dengan sendirinya, mereka menyatukan diri tanpa paksaan. Jack juga melakukan nya dengan lebih lembut, ciuman dan kecupan ia berikan pada gadis itu sebagaimana mestinya, sangat banyak dan tak terhingga. Mereka benar benar tidak keluar dari kamar sampai pagi.
Bahkan Karina menyempatkan diri mandi bersama di jagucci itu, jagucci yang dulu pernah ia lakukan juga disana, kini dengan penuh tawa dan busa dimana-mana, Jack tersenyum di depannya dengan indah dengan senyuman yang berbeda bahkan tertawa lebar.
"Apakah kamu bahagia?" tanya Karina.
Jack tersenyum simpul sekarang, ia tidak tahu perasaan seperti apa yang di rasakan nya sekarang! Semenjak kehadiran Karina hidupnya lebih tenang dan bahagia.
"Aku melihat senyuman indah di bibir mu jika kamu tertawa!"
"Baiklah aku akan selalu seperti ini!" Jack mulai menyirami Karina dan mereka saling usil di dalam jagucci itu.
Mereka semakin dekat semakin harinya, Jack jua tak berhenti membahagiakan gadis itu.
Karina melintasi Sarah yang sedang duduk menatap sebuah kayu di hadapannya, awalnya ia tidak mau menegur, namun ini sudah lebih dari satu bulan mereka tidak bertegur sapa.
"Nona Sarah!" panggil Karina! Membuat gadis itu menengok ke sumber suara.
"Ada apa?" jawabnya lirih.
"Aku tahu kamu mungkin kecewa padaku, aku ingin meminta maaf atas ini!"
"Tidak apa-apa Karina, tapi mengapa harus kamu mengapa harus adik Dave!" Suara itu kini diam membeku, tatapannya kini bergenang air mata.
"Sarah, apakah kamu masih mencintai Jack?"
Sarah menggeleng, "Aku masih mencintai Dave!"
Ucapan Sarah membuat Karina terdiam, apakah gadis di depannya mengenali Kakaknya. "Apa kamu tahu Kakak ku?" tanya Karina penasaran karena Sarah terus berucap tentang Dave.
"Ya, dia lelaki tampan dan penuh perhatian, tetapi dia menjadikan aku sebagai dunianya, begitupun aku! Tapi sekarang aku kehilangan duniaku."
Ucapan Sarah terpenggal, nyeri di dadanya sudah hampir menggerogoti sampai ke dalam ketika mengenang tentang Dave.
"Apakah dia juga mencintaimu? mengapa kalian berpisah?" tanya Karina.
"Sangat, aku tahu dia sangat mencintai ku! Begitu aku tahu kamu adalah adiknya aku sangat merasa bersalah telah melukaimu! Dia sangat antusias saat menceritakan tentangmu, maafkan aku Karina!" Sarah memegang tangan gadis itu.
Nyonya Emily melihat ke arah kedua wanita itu, ia takut sesuatu akan dikatakan Sarah pada Karina. Ia langsung bergegas menghampiri mereka. "Karina, bisakah kamu langsung membersihkan ruangan Tuan Jack!"
"Aku sudah membersihkan nya nyonya Emily!" jawab Karina.
"Bersihkan lagi, dan berikan pengharum ruangan!"
Karina tidak mau memperpanjang masalah, ia pamit pada Sarah.
Begitu Karina pergi, Nyonya Emily menghampiri Sarah. "Nona saya harap jangan memberitahu dia apapun, biarkan saja tuan Jack yang melakukannya.''
"Apakah menurutmu dia akan mengatakan yang sebenarnya? apakah nyonya Emily juga tidak paham se berkuasa apa Jack sekarang? mereka bukan tandingan orang seperti aku dan Karina, apa Nyonya lupa bagaimana dia membunuh Dave?"
"Itu adalah kesalahanmu mengenal lelaki polos itu, hingga dia harus menyerahkan nyawanya."
"Ya, aku yang bodoh ini adalah kesalahanku! Dia membebaskan ku dari rumah terkutuk ini, namun aku kehilangan duniaku saat itu juga" kini linangan air mata memenuhi pelupuk mata Sarah.
"Lalu mengapa anda kembali ke rumah terkutuk yang anda sebutkan?"
"Aku akan membalas dendam ku, bukankah hidup Jack terlalu baik-baik saja saat dia sudah menghancurkan kehidupan orang lain?''
"Apa maksudmu nona Sarah?"
"Nyonya Emily, gadis itu harus tahu bahwa Jack membunuh Kakak nya! Aku mendengar dari Han dia disini menggadaikan dirinya agar Jack membantu nya mencari Dave, namun sekaya apapun Jack, apa dia bisa membangunkan orang mati?" kini Sarah menangis dengan menutup wajah dengan kedua tangannya.