Senyum bahagia langsung merekah di wajah laki-laki berkulit kuning langsat itu, aku hanya bisa menghela napas panjang, berusaha menahan rasa kesal atas apa yang telah dilakukan oleh laki-laki berwajah oriental yang amat tampan yang kini menjadi satu-satunya laki-laki yang berada di hatiku yang beku ini. Yang benar saja, bisa-bisanya Chaing He bertindak seolah tidak terjadi apa-apa sekarang ini, seolah pertengkaran hebat yang terjadi tadi hanyalah sebuah candaan kecil belaka. Benar-benar menyebalkan, dan entah mengapa pula aku bisa jauh ke dalam pesona dan kharisma seorang Liu Chaing He.
Seolah aku adalah ibunya, Chaing He memasang senyum ceria walau wajah laki-laki berkulit kuning langsat itu sedang babak belur akibat pukulan dan tendangan yang diarahkan oleh sahabatku dan tentu saja Shin Fu barusan. Tentu saja aku merasa tidak tega atas pemandangan yang aku lihat, hingga pada akhirnya aku menghela lelah.