Aku menopang daguku seraya dalam diam mengamati Edward yang masih tergeletak pingsan di atas tempat tidur milik laki-laki yang kini telah menjadi satu-satunya laki-laki yang berada di hatiku yang beku ini dengan tatapan penasaran. Jika aku boleh jujur, aku tidak tahu banyak tentang Edward. Aku hanya tahu Edward dari laki-laki berwajah oriental yang amat tampan yang menjadi kekasih pujaan hatiku itu, tentu saja, pun, Edward sendiri tidak banyak menceritakan soal dirinya sendiri kepadaku, jadilah aku merasa sangat asing tetapi sekaligus merasa sangat akrab dengan laki-laki berambut cokelat yang lumayan tampan itu, setidaknya menurut pengamatan Pretty, ya, karena tetap saja, di mataku Chaing He adalah satu-satunya laki-laki paling tampan di dunia ini.