Ah, ternyata dia mengkhawatirkan tentang aku. Tetapi tetap saja, nadanya saat Chaing He berkata seperti itu seperti nada seorang rendahan sedang berbicara dengan putri raja yang amat dia cintai. Chaing He seolah sedang membahas kesenjangan sosial yang muncul di antara kami berdua. Entah aku yang terlalu sensitif atau apa, rasanya Chaing He seolah sedang ingin berkata bahwa orang macam aku barulah manusia, dan dia hanyalah kertas pamflet jalanan yang sering terbang tertiup angin, berharap dalam sekali waktu, jatuh ke tangan seorang yang kaya dan baik. "Tidak." Aku membalas seraya menggelengkan kepalaku cepat. "Kita tidak akan pernah ketahuan. Selama itu, ayo berjuang untuk memperbaiki keadaanmu, memantaskan diri bersamaku, hingga waktunya tiba, ayo tetap bersamaku tak peduli apapun yang terjadi."