Sesuai dengan kesepakatan beberapa hari yang lalu. Akhirnya aku menikahi Ahra terlebih dahulu. Riasan pengantin dan segala keperluan untuk akad sudah disiapkan oleh WO (Wedding Organizer). Sengaja aku menyerahkan semuanya pada petugas WO karena aku tak sanggup mengatur dua pernikahan sekaligus. Ahra sudah siap dirias oleh perias dari sejak selesai sholat subuh. Mamanya meminta riasan adat sunda dengan sanggul di kepalanya. Aku meng-iya-kan saja semua permintaan mama mertuaku itu selagi masih dalam koridor akal sehat.
"Pengantin sudah siap?" Penghulu menanyakan kesiapanku. Aku tak menghiraukan lagi bisik-bisik tamu yang hadir menggunjingkan pernikahanku yang tergolong tidak wajar. Bukan karena pengantin wanitanya sudah hamil terlebih dahulu, tetapi di surat undangan aku melampirkan kedua calon pengantin wanitaku.
