"Kamu tak pernah tau rasanya menunggu hingga kamu rasakan sendiri. Kamu bilang hanya seminggu. Menunggumu bagai sewindu. Rindu ini mulai membunuh akal sehatku," gumam Angga sambil menatap foto Alexa di layar ponselnya.
Angga mendesah. Ia menatap langit-langit kamarnya. Posisinya belum berubah sejak ia merebahkan diri setelah membersihkan tubuh sore tadi.
Sudah seminggu ia tinggal di kosan. Jangankan seminggu, sedetikpun ia merasa seperti siksaan yang tak berkesudahan menanti jawaban dari Alexa.
"Apa yang sebenarnya kamu tunggu, Alex? Bukankah ini adalah impian kita sejak dulu?" gumam Angga.
Sekali lagi Angga mendesah. Ia tak mengerti dengan sikap yang ditunjukkan akhir-akhir ini.
Saat di rumah sakit, Alexa seolah menghindari interaksi dengan Angga. Meski begitu, terkadang Angga pun sangat kesulitan untuk menemui Alexa karena jadwal masing-masing dari mereka sama-sama padat. Hanya jam makn siang uang bisa dimanfaatkan oleh Alexa.