Bu Winda sudah mengemasi barang-barangnya. Ia juga sudah menyiapkan bayi Mylo dengan segala perlengkapannya di dalam tas bayi.
Sudah lebih dari tiga hari Angga dan pak Dharmawan memasang bendera perang. Perang dingin antara keduanya tak terelakkan lagi. Keduanya sama-sama keras kepala dan tak mau mengalah.
Setelah kejadian pertengkarannya yang menyangkut bu Winda, Angga dan pak Dharmawan tak saling tegur sapa.
Mereka satu sama lain saling menghindar. Jika waktu makan tiba, keduanya seolah mengatur waktu agar tidak duduk bersama di meja makan. Jikapun harus bersamaan, Angga pasti lebih baik mengalah dan pergi. Ia lebih baik makan di ruang televisi.
Karena situasi inilah, bu Winda akhirnya memutuskan untuk pergi. Ia merasa tak enak hati jika hubungan antara anak dan ayah renggang karena kehadirannya di villa itu.
"Ini yang terbaik. Aku tidak mau merepotkan dan membebani banyak orang. Sudah cukup, aku membuat orang lain kesusahan karena kehadiranku dan anakku," gumam bu Winda.