Bayu terdiam. Di benaknya banyak pertanyaan yang belum mendapatkkan jawabannya. Pertanyaan yang paling mendesak adalah, bagaimana ia bisa mengajak Anis makan di restaurant mahal jika ia tak ada kendaraan sama sekali.
'Haissh ... aku tadi berangkat kerja menggunakan mobil angkutan umum,' rutuk Bayu dalam hati.
Anis menoleh ke samping kirinya dengan tatapan bingung. Sejak Bayu mengajaknya makan malam, mereka masih bergeming di depan kedai kopi. Pun hingga sang pemilik kedai menyapa keduanya karena ternyata mereka masih duduk santai di kursi depan kedai.
Anis akhirnya tak tahan dengan kebiusan Bayu. Ia akhirnya menyuarakan hatinya.
"Kakak sejak tadi diam saja. Apa yang sedang kakak pikirkan? Aku sudah lapar. Bisakah kita pergi sekarang?" tanya Anis.
"Ah iya, aku ... aku sedang memikirkan itu," ujar Bayu ragu.