Kontrak Davila tinggal 2 minggu lagi. Ia mulai sedikit resah, karena belum ada kepastian akan ke mana setelah dari Kupang. Selain tawaran ke kota Jambi, ada juga tawaran ke Malang, Batam dan Aceh. Namun semuanya belum ada kepastian.
Jika ia belum mendapatkan pekerjaan, artinya ia harus kembali pulang dan mengakui jika ia kalah di hadapan David
"Papa tidak melarang, Vila. Tapi, buat apa sih? Apa yang saat ini Papa punya kan buatmu juga?"
"Pa, jaman sekarang sudah maju. Ngga ada lagi penyanyi yang mengeluarkan album seperti dulu. Yang ada single. Aku tau sepak terjang Papa di dunia entertain seperti apa. Tapi, DJ beda dengan penyanyi, kan, Pa."
"Baik! Hanya 6 bulan. Tapi , dalam waktu 6 bulan itu kau tidak boleh kos. Jika memang kontrak pertamamu di Kupang 3 bulan, ya lanjut ke kota lain. Kalau tidak ada artinya kau kalah dan harus pulang."
***
"Ngelamunin apa, beb!" Seruan Monika seketika menyadarkan Davila dari lamunannya.