Hati Riris begitu terenyuh, ia mengerti mengapa Wijaya dan Andini memilih untuk membawanya pergi. Bagi sepasang suami istri anak tentu adalah segalanya. Begutu pula bagi Wijaya dan Andini. Bahkan, mereka dengan rapi menyembunyikan kebenaran tentang dirinya dari semua orang. Luar biasa sekali. Riris benar-benar merasa terharu. Wijaya dan Andini tidak bersalah. Yang bersalah adalah orang yang sudah menculiknya. Dan ia akan mencari tau.
"Papi dan Mami tidak usah bersedih. Aku akan tetap mencintai kalian. Aku mengerti bagaimana perasaan Papi dan Mami saat itu. Tentu kalian sangat menginginkan kehadiran seorang anak. Dan, saat kalian memelukku, kalian merasa serba salah antara ingin mengembalikan diriku atau merawatku, bukan begitu?"
"Iya, Ris. Waktu itu yang Papi pikirkan adalah kebahagiaan Mamimu yang betul-betul terguncang karena harus merelakan rahimnya diangkat. Karena itu, kehadiran dirimu benar-benar menjadi pengobat duka lara kami."