Setelah semua selesai, Gerald pun mengantarkan Leoni pulang terlebih dahulu baru ia kembali pulang bersama Melanie.
"Gimana kejutannya, ci?" tanya Gerald.
"Lu udah tau ya pasti?"
"Nggak, Leoni nggak bilang kalo butiknya udah jadi. Jadi, ya gue juga kaget. Tapi, emang jauh hari dia udah bilang kalo mau buatin cici butik. Jadi, ya nggak kaget banget. Kan, buku design cici juga gue yang copy trus kasi ke dia."
Melanie menepuk bahu adiknya itu. "Kamsia ya, Ge. Eh, gue pengen tidur di rumah lah. Males banget ketemu Nathan. Seandainya aja bukan nikah gereja, udah gue ajak cerai."
"Cerai mati aja, ci. Orang kaya dia hidup lama- lama bikin berat bumi."
"Hush, kalau ngomong suka sembarangan deh," tegur Melanie.
"Emang cici masih cinta sama dia?"
Melanie menggeleng dengan cepat.
"Nggaklah. Gue tu cuma kasian sama papi sama mami. Kasian juga sama orangtua dan keluarga besar dia. Bayangin aja, nikah belum setahun."