Chereads / My Idol is My Illusion / Chapter 21 - Panggung Kecil

Chapter 21 - Panggung Kecil

Pintu terbuka, manager yang baru datang dibuat terkejut dengan dua orang yang sama-sama terlelap. Pria itu pun berjalan menghampiri Rery dan membangunkannya dengan pelan.

"Apa! Jangan ganggu tidurku!" rengek Rery.

Tidak menghiraukan hal itu, manager justru menjewernya dan meminta pria itu untuk segera bangun. Dengan terpaksa ia membuka matanya dan segera duduk.

"Eh? Dia tertidur?" ucap Rery saat melihat Grizelle tertidur di kursi rias. "Apa nyaman tidur sambil duduk seperti itu?" Pria itu berdiri, dia berjalan mendekati wanita yang tengah terlelap.

"Hei! Hei! Apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan bertindak tidak senonoh pada gadis yang sedang tidur?" ucap Manager panik.

"Apa di mata Kakak aku pria yang seperti itu? Aku hanya akan memindahkannya di sofa. Tidak baik tidur dalam posisi seperti ini," jawab Rery. Ia pun segera menggendong Grizelle dan membaringkannya di sofa tempatnya tidur.

"Kak? Apa semua gadis seringan ini? Rasanya aku mengangkat kapas," ucap Rery sembari melihat kedua telapak tangannya.

Manager tertawa, ia tidak menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu dari mulut Rery.

"Sudahlah, tidak usah kamu pikirkan. Ayo segera bahas rencana untukmu kedepannya. Biarkan dia istirahat." Manager menepuk bahu Rery. Kini mereka mulai membahas rencana untuk Rery yang akan segera kembali ke atas panggung.

Manager memberitahunya bahwa perusahaan meminta pria itu untuk melakukan konser solo sebagai awalnya, tanpa banyak berkata Rery pun hanya bisa menyetujui apa yang dikatakan manager.

Beberapa konsep yang sudah dipersiapkan juga dibahas bersama saat itu, bahkan jika Rery mempunyai usulan dia diperbolehkan untuk mengatakannya. Namun, pria itu menggeleng dan menerima apapun yang diberikan saat itu.

Setelah pembahasan serius selesai, mereka mulai berbincang santai, meski perbincangan yang terjadi masih seputar konsel solo Rery.

'Eh? Aku ada di sofa? Bukankah aku duduk di kursi rias?' Grizelle yang baru terbangun masih belum bisa memahami situasi, hingga akhirnya matanya benar-benar terbuka dan melihat sosok manager.

"Eh? Tu-tuan Manager? Maaf-maaf saya malah tertidur saat sedang kerja." Wanita itu segera bangkit dari posisinya dan membungkuk meminta maaf.

"Hahaha, tidak apa-apa, lagi pula pekerjaan masih belum dimulai. Nah, mumpung kamu bangun, mari diskusikan beberapa hal," ucap Manager.

"Oiya, kamu panggil dia Kakak saja, aku tidak suka mendengarnya jika kamu memanggilnya Tuan," sela Rery yang terganggu dengan cara Grizelle memanggil manager.

Mendengar perkataan sang idola, wanita itu melihat ke arah yang bersangkutan. Saat itu juga manager menyetujui apa yang dikatakan Rery, ia tidak masalah jika ada satu orang lagi yang memanggilnya "Kakak".

Kini mereka duduk dengan tenang dan berdiskusi. Awalnya manager memberitahu Grizelle mengenai rencana konser Rery. Mendengar hal itu sebagai seorang penggemar tentu saja ia merasa senang. Bahkan dia mendengarkan perkataan manager dengan penuh antusias.

Setelahnya, manager mulai memberitahu detail tentang Rery, mulai dari ukuran pakaiannya, ukuran sepatu, dan semua hal yang mungkin akan dikerjakan oleh Grizelle. Wanita yang tengah mendengarkan dengan seksama itu juga mencatat semua perkataan manager. Rery yang melihatnya dibuat terkejut karena Grizelle seperti orang yang kompeten dan profesional.

Begitu pembahasan panjang lebar selesai, manager membiarkan Grizelle bertanya jika ada sesuatu yang tidak ia mengerti. Namun, wanita itu menggeleng dan mengatakan sudah paham dengan pembicaraan mereka barusan.

"Bagus! Kalau begitu, Rery ... kamu bisa mengajak Grizelle berkeliling kan?"

"A-apa? Tidak mau! Memangnya ini sedang jalan-jalan? Kenapa harus berkeliling," ucap Rery kesal. Sikap Rery terlihat antara enggan menemani Grizelle, atau dia tidak mau berkeliling di perusahan mewah itu.

"Itu hal yang penting, kamu tidak ingin dia menghambat pekerjaanmu bukan? Bagaimana jika saat ia ke sana kemari justru salah masuk ke ruangan? Mengenal lingkungan pekerjaan itu adalah sesuatu yang penting!"

Karena Rery tidak ingin diceramahi terus menerus oleh sang manager, ia pun akhirnya menyetujui perintahnya itu. Kini sang idola dan pengemarnya sudah berdiri di depan pintu.

Pertama, Rery mengajaknya berkeliling di lantai tujuh, ia memberitahu di mana toilet, tempat latihan, dan ruangan-ruangan lainnya. Pria itu jgua meminta Grizelle untuk mencatatnya, entah di pikiran, atau di buku, bahkan di ponselnya. Yang terpenting hal itu tidak akan Grizelle lupakan.

Kini Rery mengajak Grizelle ke rooftop, di tempat tertinggi bangunan itu, keduanya bisa melihat langit yang tampak cerah dipenuhi gumpalan awan putih.

"Wah, aku tidak menyangka, meski terasa dekat dengan langit, tetapi tempat ini sangat sejuk," ucap Grizelle yang mengangumi sekitar.

Di sana, meski tempat terbuka, tetapi tidak terasa panas. Terdapat banyak pohon yang tertata dengan rapi. Membuat hawa sejuk timbul di sekitarnya. Banyak pula meja serta kursi yang ditata dengan rapi. Selain itu, banyak lampu-lampu kecil yang dipasang di sekeliling pagar dan pohon, hal itu membuat Grizelle yakin bahwa pemandangan di sana akan sangat indah jika malam hari.

"Oiya, Bos! Untuk apa panggung kecil itu?" tanya Grizelle saat matanya tertuju ke arah panggung kecil yang dihiasi dengan empat pilar berwarna putih.

"Ah, pada malam-malam tertentu akan ada pesta kecil-kecilan di sini. Beberapa artis atau pegawai akan unjuk bakat di sana," jawab Rery. "Bukan semua orang yang ada di gedung ini loh! Lagi pula mana mungkin semuanya cukup ditampung di sini," imbuhnya.

Grizelle tertawa terbahak-bahak mendengar idolanya mengatakan hal itu, kemudian ia berkata, "Benar! Itu yang baru saja terpikir oleh otakku!"

Rery yang mendengar perkataan Grizelle langsung mengejeknya. Ia tidak terkejut bahwa wanita itu akan berpikiran begitu, karena baginya Grizelle tampak bodoh dan akan memikirkan semuanya tanpa pertimbangan.

"Mereka akan bergantian menggunakan tempat ini. Biasanya beberapa departemen tertentu ingin merayakan pencapaian mereka dan membuat pesta kecil. Para artis pun sama, mereka sering menggunakan tempat ini juga. Maka dari itu, aku bilang hanya malam-malam tertentu saja, saat salah satu departemen mempunyai sesuatu yang ingin mereka rayakan," jelas Rery. Mendengar idolanya berkata panjang lebar membuat Grizelle sedikit tidak percaya. Namun, ia meras senang karena Rery mau menjelaskan hal seperti itu padanya.

"Apa aku bisa datang ke acara seperti itu?" Grizelle menatap Rery. "Aku belum pernah hadir di acara seperti itu, aku benar-benar ingin merasakannya," ucapnya. Nada suara yang semakin lama semakin melirih membuat Rery tertegun.

Sejenak Rery menatap Grizelle yang tampak sedih. Kemudian, dia pun tersenyum dan mulai menatap ke arah langit cerah di atasnya. "Tenang saja, mulai saat ini kamu akan sering mengikuti acara seperti itu!"

Kata-kata yang terdengar sederhana itu, mampu membuat seseorang merasa bahagia. Hati yang terasa lega, membuat lengkungan di wajah cantik Grizelle.

'Terima kasih, terima kasih, Bo.' Meski diam, tetapi ucapan terima kasih tidak henti-hentinya ia katakan dalam hati.