Sepulang sekolah Gina benar-benar pergi ke makam bundanya diantar oleh pak Sukiman. Awalnya pak Sukiman tidak sempat karena mendapat telepon dari kantor ayahnya untuk mengantar dokumen penting. Tapi takdir masih berpihak dengannya, sehingga Gina bisa bertemu dengan bundanya walaupun tidak secara nyata.
Kini gadis itu berjongkok sambil memegang batu nisan yang bertuliskan Salma Giwendra dengan tanggal wafat yang sudah sebelas tahun yang lalu.
Gina mengusap batu nisan itu sambil menahan tangisnya, ia tidak boleh sedih, ia harus kuat agar bisa membuktikan kepada bundanya bahwa ia kuat dan bisa diandalkan.
"Hai Bunda, ini Gina Bun, bunda apa kabar? Maaf ya Bun Gina baru dateng kesini pertama kalinya," ujar gadis itu berusaha sekuat mungkin menahan tangisnya.