Di Apartemen mewah Langit yang bersiap untuk kembali kerumah, hari ini adalah hari yang di janjikannya pada kedua orang tuanya untuk menerima perjodohan dengan seorang gadis pilihan orang tuanya. setelah selesai Langit meninggalkan Apartemen pribadinya.
"Mas Langit selamat pagi.."sapa yang sopir.
"Pagi Rido, langsung kerumah "
"Baik mas " Rido melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang. sesampainya di rumah, Langit turun dari mobilnya dengan menyeret kopernya.
"Assalamualaikum.."
"Wa'alaikumsalam..nak kamu sudah sampai sayang, mama kangen sama kamu sayang " Rosa menyambut kedatangan sang anak dengan pelukan.
"Dimana Ayah Ma..?"
"Ada di kamar sebentar lagi keluar,sekarang kita keruang makan. kamu pasti belum makan ?"
"Baik Ma.." Langit mengikuti langkah sang Mama.
"Sayang kamu sudah datang ?" Sang Ayah keluar dari kamar memeluk tubuh sanga anak, setelah sekian lama akhirnya putra sulungnya mau untuk kembali kerumah.
"Sudah Ayah.."
"Ayo kita sarapan dulu setelah itu ada yang ingin ayah katakan, sepertinya adikmu juga belum datang. ?"
"Sebentar lagi datang, semalam mendadak ada urusan penting itu sebabnya semalam tidak jadi menginap " terang sang mama.
"Assalamualaikum...Ayah, Mama "
"Wa'alaikumsalam..." jawab mereka serentak.
"Mas Langit sudah datang, maaf mas tidak bisa jemput di bandara "
"Tidak apa-apa, ayo kita sarapan "
Setelah selesai sarapan mereka berkumpul di ruang keluarga.
Langit menatap kedua orangtuanya dengan perasaan rumit, sejujurnya dirinya enggan untuk berumah tangga. namu orang tuanya terus mendesak agar segera menikah.
"Eehhmm...begini Langit, Rizky. Ayah sama mama sudah sepakat untuk menjodohkan Langit dengan gadis pilihan kami dan dia gadis yang sangat baik, dari keluarga yang taat dalam beragama, hanya saja gadis itu memiliki pribadi yang berdeba, dia biasa tinggal di kota cara berpakaian sama seperti gadis pada umumnya. bagaimana menurutmu Langit.?"
"Lakukan yang menurut Ayah sama Mama benar dan yang terbaik untuk Langit "
" dia gadis yang terbaik sayang, bagaimana jawabanmu sayang apa kamu menerima pilihan kami ?"
"Aku terima, pilihan kalian adalah yang terbaik untukku "
"Alhamdulillah...kami sangat bahagia sayang, kalau begitu besok kita kesana dan menentukan hari pernikahan kalian" Sang Mama sangat bahagia mendengar sang anak menerima perjodohan ini.
""Rizky kamu harus ikut dengan kami besok ?"
"Maaf Mama besok, Rizky harus pergi keluar kota sekitar satu atau dua bulan, karena proyek disana mengalami masalah dan aku harus turun tangan sendiri untuk menyelesaikannya.
"Baiklah sayang kamu harus hati-hati "
"Iya Mama. kalau begitu aku harus pergi jam sepuluh ada meeting penting, mas Langit aku pergi dulu ya Assalamualaikum.."
"Wa'alaikumsalam..setelah kepergian Rizky, Langit meninggalkan ruang tamu menuju kamar pribadinya di lantai dua. kamar yang telah lama ia tinggalkan, saat membuka pintu kamar terlihat barang-barang miliknya masih sama seperti terakhir kali ia lihat.
Intan yang baru sampai rumah, tanpa mengucap salam langsung menuju kamar yang berada di atas. Umi yang kebetulan keluar dari dapur melihat, anak sulungnya menaiki tangga tanpa mengucapkan salam.
"Intan kamu sudah datang Nak ?"
"Iya Umi, Intan ke atas dulu mau mandi dan istirahat nanti saat makan malam Intan akan turun Umi " terang Intan pada Umi Hasna.
"Baiklah Nak istirahatlah " tanpa menjawab Intan melanjutkan langkahnya menuju kamar.
"Assalamualaikum..Umi "
"Wa'alaikumsalam..sayang sudah pulang Nak ?"
" Iya Umi, apa teh Intan sudah datang?"
"Sudah sayang teteh sedang istirahat biarkan saja, nanti malam dia akan turun saat makan malam "
"Baik Umi " Pelangi menuju kamar yang letaknya tidak jauh dari kamar Intan. setelah selesai memberikan tubuhnya Pelangi turun untuk membantu sang Umi masak untuk makan malam.
"Assalamualaikum..Umi, Pelangi "
"Wa'alaikumsalam.. Abah sudah pulang "
"Abah mandi dulu setelah itu kita akan melaksanakan shalat berjamaah. apakah teteh sudah datang Pelangi ?"
"Sudah Abah "
"Ya sudah suruh turun kita shalat berjamaah "
" Baik Abah " Pelangi menuju kamar Intan, sesampainya di depan pintu kamar, Pelangi mengetuk pintu namun tidak ada jawaban dari dalam. berlahan Pelangi membuka pintu kamar sang kakak yang ternyata tidak di kunci.
"Assalamualaikum teh Intan "
"Wa'alaikumsalam ada apa ?"
"Abah menunggu kita sebentar lagi waktu shalat Maghrib tiba, Abah ingin kita shalat berjamaah sudah lama kita tidak shalat berjamaah teh "
"Tunggu sebentar " Intan bangun dari tidurnya dan setelah memakai mukena segera turun, di ruang tamu terlihat Abah dan Umi sudah menunggu kedatangannya. setelah melaksanakan shalat, berjamaah mereka menuju ruang makan. mereka makan dalam diam, karena Abah melarang keluarganya bicara saat di meja makan. usai makan malam Abah mengajak keluarganya duduk di ruang keluarga. kini mereka telah berkumpul Umi membawa teh hangat dan berapa cemilan. meski sudah makan namun cuaca di sana yang sangat dingin membuat Umi menyiapkan berapa cemilan sebagai teman ngobrol.
"Sayang sebelumnya Abah sama Umi minta maaf, karena apa yang Abah dan Umi sampaikan nanti akan membuat hati anak Abah tersakiti atau merasa terbebani, jadi Abah minta maaf ya Nak "
"Abah ada apa ini, kenapa Abah bicara seperti itu ?"
"Begini sayang salah satu donatur di pesantren Abah menginginkan salah satu putri Abah menjadi menantunya."
"Maksud Abah Perjodohan ?" Jawab Intan.
"Iya sayang, putra sulungnya yang tinggal di luar negeri yang akan di jodohkan denganmu "
"Maksud Abah Intan?"
"Iya sayang karena Abah tidak mungkin menjodohkannya dengan Pelangi, bagaimana pendapatmu Abah tidak akan memaksa hanya saja Abah tidak enak hati karena beliau adalan donatur tetap Abah "
"Intan bersedia Abah "
"Alhamdulilah, apa kamu serius Nak ?"
"Aku serius Abah "
"Alhamdulillah..kalau begitu keluarga Wiratama akan datang besok, untuk melamarmu "
"Lakukan yang menurut Abah yang terbaik untuk Intan "
"Alhamdulillah.. Abah sangat bahagia Intan, terima kasih sayang "
Keesokan harinya rombongan dari keluarga Wiratama datang mereka membawa berbagai macam barang dari kue sampai baju pengantin yang telah lama di siapkan oleh Rosa untuk menantu pertamanya. kedatangan mereka di sambut oleh keluarga Abah.
"Assalamualaikum.. ustadz "
"Wa'alaikumsalam..jangan panggil saya Ustadz panggil saja saya Santo atau Abah, karena kita akan menjadi keluarga "
"Benar sekali...bagaimana kabar calon menantuku apa sudah ada di rumah ?"
"Sudah sebentar lagi akan turun " tidak berapa lama Intan turun dengan penampilan yang anggun dengan rambut yang di gerai. semua orang memandangnya dengan takjub namun tidak dengan Rosa ada rasa keraguan di lubuk hatinya.
Sekitar dua jam Meraka, terus membahas hingga mereka menemukan kesepakatan jika pernikahan mereka akan di laksanakan empat hari lagi.