Satu Minggu kemudian...
Setelah pertemuan terakhir. kini tepat satu Minggu yang di janjikan keluarga Wiratama, untuk menikahkan putra sulungnya dengan putri sulung dari keluarga Santoso pemilik pesantren Pelangi.
Di kediaman Santoso tengah disibukkan dengan berbagai kegiatan, Intan yang pengantin tengah di rias sedang Pelangi Tengah sibuk membantu Umi yang juga di rias.
"Sayang coba kamu lihat teh Intan apakah sudah selesai, sepuluh menit lagi para rombongan akan segera tiba."
"Baik Umi, Pelangi pergi dulu " Pelangi menuju kamar pengantin terlihat Intan yang telah selesai di rias.
"Subhanallah.. cantiknya teteh "
"Terima kasih Pelangi "
"Pelangi bisakah kamu tinggalkan teteh sendiri?"
"Kenapa teh, bukankah aku bisa menghibur teteh disini ?"
"Tidak!! maksud teteh, begini Pelangi teteh ingin belajar sedikit tentang malam pertama, jadi teteh minta keluar dulu ya biar teteh sendiri. kamu bisa bantu Umi dan Abah bukankah sebentar lagi rombongan datang ?"
"Baiklah teh, Pelangi keluar dulu " Tanpa merasa curiga Pelangi meninggalkan Intan sendiri di kamar.
"Iya Pelangi " Pelangi keluar dari kamar pengantin menuju lantai bawah yang terlihat riuh, Karena rombongan pengantin pria telah datang.
"Subhanallah cantiknya, apakah kamu yang bernama Pelangi adik Intan ?"
"Benar ibu saya Pelangi "
"Sungguh wanita yang sangat cantik, seandainya aachh..."
"Kenapa Bu ?"
"Tidak. tidak ada Nak, dimana kamar pengantin ibu ingin memberikan sesuatu untuknya sebelum menikah ?"
"Ada di kamarnya sebentar biar Umi panggil, Pelangi ikutlah dengan Umi " Pelangi yang tengah di peluk oleh ibu Rosa segera melepaskan dan mengikuti Umi keatas.
"Astagfirullahaladzim..Intan !!" Umi histeris saat kamar pengantinnya telah kosong.
"Umi ada apa kenapa teriak ?" Abah yang mendengar sang isterinya berteriak.
"Abah Intan kabur Abah hiks.. hiks"
"Astagfirullahaladzim...anak itu benar-benar bikin malu Abah, kalau tidak mau kenapa kemarin setuju di jodohkan.
"Abah apa yang harus kita lakukan sekarang ?"
"Abah tidak tau Umi, kita tidak mungkin menyuruh Pelangi mengantikan posisi Intan, dia sudah di Ta'aruf nak Rizky "
Dalam kebingungan mereka tiba-tiba Bu Rosa datang menghampirinya.
"Kenapa Intan sampai kabur Abah?"
"Bu Rosa maafkan kami, ini di luar kemampuan kami, dari awal Intan sudah setuju untuk menikah dengan putra ibu Rosa, tapi hari ini kami tidak tau, kenapa dia bertegad kabur di hari pernikahannya ?"
"Tunggu sebentar biar saya bicara dulu dengan suamiku "
"Baiklah Bu, apapun keputusannya kami akan terima" Abah menundukan wajahnya dengan perasaan malu, Karena putrinya kabut tepat di hari pernikahan.
"Ayah, pengantin wanitanya telah kabur "
"Aapaaa...maksudnya gimana sayang?"
"Intan menolak menikah dengan putra kita "
"Aapa..kenapa baru sekarang memberitaukan. kenapa tidak dari awal ?"
"Bagaimana kalau kita ganti pengantin wanitanya, ibu lebih cocok dia yang menjadi menantu kita, dia masuk dalam kriteria menantu kita, cara berpakaian yang berbeda dengan Intan. ayah bagaimana ?"
"Ya sudah kita nikahkan mereka" tanpa menunggu lagi ibu Rosa menemui orang tua Intan.
"Abah, Umi Hasna begini, acara pernikahan sudah tersebar luar bahkan para undangan sudah hadir, terus terang saya sangat kecewa tapi acara ini tidak bisa kita hentikan. pernikahan akan tetap berjalan dengan pengantin wanita yang berbeda "
"Maksud ibu Rosa ?"
"Saya ingin putri bungsu Abah mengantikan posisi Intan "
"Tapi maaf Bu, Pelangi sudah di Ta'aruf sama orang lain Abah tidak berani memutuskan ini ?"
"Kalau begitu biarkan kami bicara dengan Pelangi " mereka menemui Pelangi yang berada di kamar pengantin.
"Assalamualaikum Pelangi "
"Wa'alaikumsalam Umi, Abah, Bu Rosa ada apa ini ?"
" Begini Nak, Intan sudah kabur. tapi keluarga Wiratama ingin pernikahan ini tetap berjalan dan...?"
" Dan apa Abah?"
" Pengantin wanitanya di ganti ?"
"Abah katakan dengan jelas maksud Abah?"
"Bu Rosa menginginkan kamu Nak yang mengantikan posisi Intan, Abah tidak akan memaksamu sayang semua keputusan ada ditanganmu "
Pelangi memandang Abah dan Umi yang merasa tertekan, tidak mungkin jika keluarga Wiratama tidak marah, terlebih keluarga Wiratama adalah donatur tetap di pesantren Abah.
'Kak Rizky maafkan Pelangi '
"Bismillahirrahmanirrahim.. Abah Umi Pelangi bersedia mengantikan teh Intan "
"Apa Nak kamu bersedia?"
"Iya Abah Pelangi bersedia "
"Alhamdulillah...tapi Nak bagaimana dengan ?"
"Sstt.. sudah Abah jangan pikirkan itu, kami tidak berjodoh "
"Sayang maafkan Umi dan Abah "
"Tidak perlu meminta maaf, disini Pelangi yang berterima kasih kepada Abah dan Umi yang sudah membesarkan Pelangi hingga menjadi wanita seperti ini " mereka saling berpelukan dan tidak berapa lama Bu Rosa memberikan sebuah gaun pengantin yang sangat indah dan gaun itu sangat pas di tubuh Pelangi, dengan sentuhan terakhir. akhirnya selesai pelangi memakai gaun pengantin yang di berikan oleh Bu Rosa.
"Sayang kamu sangat cantik, ibu bersyukur mendapatkan menantu sepertimu, terimalah ini " Bu Rosa memberikan sebuah gelang berlian dengan permata putih.
"Ini adalah gelang turun temurun, dan sekarang gelang ini jatuh di tanganmu, kamu wanita yang istimewa Pelangi "
"Terima kasih ibu " setelah kepergian sang calon ibu mertua Pelangi memandang wajahnya di depan cermin, kini dirinya akan menyandang status sebagai seorang istri dari laki-laki tidak pernah dia lihat sebelumnya.
Pelangi Duduk di pinggir tempat tidur, kini gaun pengantin yang di bawa oleh ibu dari calon suaminya yang memberikan padanya, gaun pengantin yang tidak pernah ia banyakan sebelumnya. pernikahan yang ia impikan dengan seorang pria yang bernama Rizky kini lenyap sudah, berganti dengan pengantin pria yang berbeda.
Umi yang kini menemaninya tak lepas menggenggam tangan Pelangi. terdengar suara Abah yang tegas menyebut namanya. di susul dengan suara seorang pria yang tak kalah tegasnya dengan Abah. hingga terdengar suara 'Sah ' membuat Pelangi meneteskan air matanya. kini dirinya berstatus seorang istri.
"Sayang maafkan Umi " Umi Hasna memeluk tubuh putrinya.
"Sudah Umi tidak ada yang perlu minta maaf disini, Pelangi bahagia Umi "
"Katakan sekali lagi pada Umi, jika kamu bahagia sayang ?"
"Umi Pelangi bahagia " mereka kembali saling berpelukan. hingga seseorang ikut memeluk mereka.
"Maafkan Abah sayang "
"Tidak ada yang salah disini Abah, kenapa harus minta maaf"
"Sangat beruntung pria yang menikah denganmu sayang, kamu wanita impian banyak lelaki.."
"Ssstt... Abah jangan bicara seperti itu aku sudah bersuami sekarang "
"Baiklah ayo kita keluar " Abah dan Umi menggabit putri bungsu mereka menuju, pengantin pria yang telah menjadi suaminya. semua orang memandang takjub dengan penampilan seorang Pelangi. Langit tanpa sadar menatap wajah Pelangi yang sangat cantik wajahnya benar-benar memancarkan cahaya. tanpa sadar Pelangi sudah berada di depannya.
"Nak Langit silahkan pasangkan cincin di jari manis istrimu" Langit memasangkan cincin di jari manis Pelangi. setelah selesai Langit mengecup kening Pelangi.
Tubuh mereka saling bergetar, untuk pertama kalinya Pelangi di sentuh oleh laki-laki. sama halnya dengan Langit setelah putus dengan kekasihnya, dia tidak pernah menyentuh wanita manapun. setelah acara selesai para tamu undangan telah pergi dan sebagian keluarga dari Wiratama kembali kerumah, kini tinggal keluarga inti tengah duduk di ruang tamu. sementara itu Pelangi dan Langit pergi menuju kamar Pelangi.
Saat memasuki kamarnya, semua dekorasi sangat indah bahkan semua warnanya adalah warna yang dia sukai.
Langit memandang kamar milik Pelangi, rapih itulah nilai pertama pada kamar Pelangi. mereka saling memandang tidak ada yang memulai untuk bicara.
"Kak..."
"Dek..." mereka saling memanggil, pandangan mereka beradu, dengan cepat Pelangi memalingkan mukanya.
"Kamu dulu "
"Kamu dulu " lagi-lagi mereka saling berbarengan memanggil.
"Baiklah, sekarang katakan ada apa ?" Langit memandang wajah Pelangi bak bidadari sungguh sangat cantik.
"Silahkan kakak, jika ingin mandi " dahi Langit mengerut saat melihat Pelangi yang salah tingkah.
"Ya sudah saya dulu, setelah itu kamu. "
"Iya kak " Langit menuju kamar mandi yang berada di kamar pelangi. bersih dan rapi itulah nilai Langit untuk Pelangi. setelah selesai membersihkan badannya.langit keluar dari kamar mandi. melihat Pelangi yang tengah membuka kancing baju yang tersangkut dengan kerudungnya. berlahan Langit berjalan mendekati Pelangi dan membantu melepaskan.
"Terima... kasih kak "
"Hhmm..." Pelangi menuju kamar mandi dan membersihkan badannya yang terasa lengket. setelah mandi Pelangi keluar dan mengambil mukena.
"Kak mari kita shalat berjamaah "
"Hhmm..." Langit berdiri dari duduknya dan pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. setelah itu mereka menjalankan shalat berjamaah Langit sebagai imamnya.
Saat selesai melaksanakan shalat Langit mengulurkan tangannya dan Pelangi menyambutnya untuk di cium, berlahan Langit mendekati Pelangi dan mencium keningnya.
"Besok aku kita kembali ke kota "
"Iya kak "
"Apa kesibukan disini ?"
"Tidak ada hanya membantu Abah di pesantren dan kuliah "
"Yang lain ?"
"Tidak ada "
"Baiklah besok pagi kita kembali kekota, urusan kuliahmu biar di pindahkan di kota "
"Iya kak "
"Kenapa dari tadi kamu, iya iya..?"
"Seorang istri akan mengikuti, apa yang di katakan suaminya dan aku sebagai istri tentu mengikuti apa yang di katakan oleh suamiku"
"Meskipun suami menyuruhnya yang tidak baik ?"
"Tidak akan ada sorang suami menjerumuskan istrinya, sebaliknya seorang suami akan mengingatkan jika sang istri di jalan yang lain " Langit memandang Pelangi dengan seksama.
"Sekarang katakan kenapa kamu mau menjadi pengganti kakakmu ?"
"Aku..aku.."
"Katakan kenapa ?"
"Aku tidak ingin Abah dan Umi merasa malu akibat perbuatan kakakku, aku tidak ingin mereka mendapatkan guncingan dari para tetangga "
"Apa kamu menyesal menikah denganku?"
"Insha Allah tidak "
"Bagaimana kalau aku tidak mencintaimu ?"
"Cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu "
"Apa kamu percaya takdir ?"
"Aku percaya "
"Maaf aku minta, kamu jangan berharap lebih dari ini, karena aku tidak ingin melakukannya "
"Jangan khawatir kak, saya mengerti "
"Maaf "
"Tidak masalah kak, permisi saya mau tidur duluan "
"Hhmm.." Pelangi tidur dengan posisi menghadap ke jendela, hatinya sakit saat mendengar jika dirinya jangan berharap lebih dari ini "
"Langit memandang tubuh Pelangi yang tertidur dengan posisi miring, sungguh wanita yang berhati baik. namun rasa kecewanya kepada Intan yang kakak membuatnya enggan mendekati Pelangi.
Sepertiga malam, seperti biasa Pelangi akan terbangun melaksanakan shalat, usai melakukan shalat Pelangi mengambil Qur'an dan membaca sampai suara adzan subuh berkumandang. Pelangi membangunkan Langit yang masih tertidur.
"Kak bangun waktunya shalat subuh "
"Hhmm " Langit bangun mengambil wudhu. dan mereka melaksanakan shalat berjamaah.
Usai melaksanakan shalat subuh, Pelangi keluar dari kamar menuju dapur, membantu Umi yang tengah menyiapkan sarapan.
"Assalamualaikum.. Umi "
"Wa'alaikumsalam..sayang sudah bangun ?"
"Biar Pelangi bantu Umi "
"Kemari sayang "
"Umi...hari ini kak Langit mengajak Pelangi tinggal di kota"
"Sayang itu sudah menjadi, tanggung jawab kita sebagai seorang istri yang akan mengikuti kemanapun sang suami pergi, apa kamu belum siap Nak ?"
"Tidak Umi, sama sekali tidak "
"Umi bersyukur memiliki anak sepertimu Nak "
"Pelangi juga bersyukur memiliki orang tua seperti Umi dan Abah "
"Ada apa ini, kenapa pagi-pagi sudah melow begini ?"
"Abah. sejak kapan Abah di situ ?"
"Sejak istri dan putriku sedang berpelukan, Abah tidak mendengar ucapan putri Abah, dimana Nak Langit ?"
"Ada di kamar Abah, sebentar lagi akan turun "
"Assalamualaikum.. Abah, Umi "
"Wa'alaikumsalam.. Nak Langit ayo kita sarapan bersama "
"Begini Abah, Umi sebelum kita sarapan ada yang ingin saya sampaikan kepada Abah dan Umi, hari ini saya akan kembali kekota dan membawa dek Pelangi bersama saya "
"Abah tidak akan menahan kepergian kalian, tapi Abah minta pada Nak Langit jaga putri Abah "
"Abah jangan khawatir soal dek Pelangi saya akan menjaganya. "
"Abah jadi lega mendengarnya, ya sudah ayo kita sarapan. mereka makan dalam diam, hingga selesai tidak satupun dari mereka mengeluarkan suara.
Waktu menujukan pukul sembilan pagi, Pelangi yang sudah bersiap untuk mengikuti sang suami ke kota. usai berpamitan pada Abah dan Umi, mereka memasuki mobil mewah milik Langit, berlahan mobil melaju dengan kecepatan sedang karena jalanan yang berbelok-belok.
"Apa kamu sudah lapar "
"Belum kak "
"Baiklah, jika kamu sudah lapar jangan sungkan, kita bisa makan terlebih dulu?"
" Iya kak "
Perjalanan mereka yang memakan waktu empat jam akhirnya sampai di ibu kota, Langit langsung membawa Pelangi ke Apartemen pribadinya. Pelangi keluar dari mobil, Langit yang mengeluarkan koper dari bagasi di bantu dengan sopir pribadinya. mereka menuju lantai lima belas mengunakan lift. Pelangi menatap bangun Apartemen yang terlihat mewah dan modern. sampai di lantai lima belas mereka keluar dari lift, pintu Apartemen yang mengarah langsung ke lift memudahkan mereka. Langit memasukan berapa angka pada pintu sehingga pintu terbuka.
"Assalamualaikum.." Pelangi mengucapkan salam.
"Wa'alaikumsalam..masuklah "Langit membawa pelangi kearah kamarnya.
"Ini kamarku..maksudku sekarang kamar kita "
"Iya kak, kalau Begitu Pelangi mandi dulu permisi kak "
"Hhmm..." setelah kepergian Pelangi, Langit membuka pintu balkon dan memandang jalanan yang selalu rampai.
'Maaf aku tidak bisa mencintaimu, hati ini masih terasa sakit. semoga kamu bersabar menunggu '