Chereads / Akademi Ingeniosus Snilldech / Chapter 3 - Alan Burke & Min Jae Ho

Chapter 3 - Alan Burke & Min Jae Ho

"Seharusnya tidak ada tamu hari ini." kata Krei.

Krei berjalan menuruni tangga dan mengintip ke pintu masuk. Terlihat siluet 2 orang pria dengan tinggi sekitar 187cm dan 170cm dikaca pintu. Krei curiga akan kedatangan 2 orang pria tersebut, Krei merasa ini kebetulan yang aneh jika dikalahkan dalam hacking dan tamu tak diundang datang sesaat setelah pesan hacker itu telah tersampaikan.

Setelah melihat ayah membuka pintu untuk mereka, Krei kembali ke kamarnya dan mengambil PSP-nya. Krei memakai headphonenya dan memainkan game yang ada dalam PSP sambil menunggu ayahnya memanggil untuk turun kebawah. Krei memperkirakan berapa lama waktu hingga ayahnya memanggil.

"Jika tidak ada hal berkaitan denganku, ayah tak akan memanggil. Jika hal yang berkaitan denganku ada, ayah akan mengusir mereka, tanpa memanggilku. Tapi, jika hal ini serius seperti apa yang aku prediksikan, ayah pasti memanggilku kebawah. Mungkin akan butuh waktu 40 menit sampai ayah memanggil." itu yang dipikir oleh Krei.

Ia melanjutkan permainannya. Lalu, setelah bermain selama 20 menit, ayah memasuki kamar Krei dan menyuruhnya untuk turun kebawah. Krei merasa terganggu karena waktu yang ia prediksikan meleset. Dengan mood yang buruk, Krei turun kebawah seperti yang diperintahkan ayahnya.

Krei menggunakan celana pendek dan hoodie lusuh yang selalu digunakan saat dirumah saat menghadapi 2 pria yang mencurigakan itu. Mereka memperkenalkan diri, pria tinggi no. 1 yang memiliki tinggi 170 cm bernama Alan Burke. Pria paruh baya ini terlihat seperti juru bicara bagi ia yang satu lagi.

Pria tinggi no. 2, ia tidak banyak berbicara. ia bernama Min Jae Ho, terlihat sepantaran dengan Krei namun ia memiliki aura yang mengintimidasi dan Krei tidak suka akan hal itu.

Krei tidak menyukai orang yang mengintimidasi.

Setelah melakukan perkenalan, mereka duduk bersama di ruang tamu. Krei masih memegang PSP di tangannya dan memainkan game yang belum selesai. Jae Ho merasa terusik dengan apa yang dilakukan Krei dan menegurnya.

"Hei, bisakah kau hentikan itu?" Tegur Jae Ho.

Krei melihat Jae Ho yang telah menegurnya, lalu mengabaikannya dengan melanjutkan permainannya. Jae Ho terlihat kesal dan ia melihat ke arah Alan.

Alan menganggukan kepalanya dan Jae Ho mengambil tab dari tasnya. Ia mencoba melakukan sesuatu melalui Ipad tersebut dan mulai membacakannya.

"Kresleriana G Torvas, sejak lahir telah dikaruniai salah satu partikel langka di dalam gen. Kau terlihat memiliki bakat yang luar biasa dalam hal musik, lalu terlihat ketidakstabilan dalam mengontrol kemampuan saat berumur 12 tahun. Melody catch atau penerimaan informasi melalui pendengaran. Karena hal itu segala hal yang anda lakukan terlihat tidak normal dan itu ada diluar batas kemampuan standar manusia biasa. Anda tidak mau terus diperhatikan layaknya orang aneh, karena itu anda memutuskan untuk menyembunyikan kemampuanmu dengan melakukan hal bodoh seperti membuat nilai sekolah seperti anak normal lainnya. Tapi sayangnya, anda tetap bisa cocok dengan mereka." Jae Ho menjelaskan.

Krei terlihat kesal dengan penjelasan detail yang baru saja ia dengar tapi ia tetap sibuk dengan PSP-nya. Jae Ho melihat itu dan membisikan sesuatu ke Alan. Alan menyetujui sesuatu yang dibicarakan oleh Jae Ho. Jae Ho kembali sibuk dengan tab-nya.

Dalam waktu beberapa detik, Krei merasa layar PSP-nya berkedip. Krei tau apa yang coba dilakukan oleh pria yang bernama Jae Ho itu. Krei tersenyum, "Itu tidak akan berhasil. Aku tau apa yang kau lakukan, Mr. Jae Ho." kata Krei dengan tatapan tajam.

Jae Ho menatap Krei dengan kesal dan disaat yang bersamaan Alan menyeringai. Krei memang tidak menyukai Jae Ho, tapi Alan adalah tipe orang yang Krei hindari. Sejak awal ia melihatnya, ada aura mengerikan yang bisa Krei rasakan dari Alan.

Orang seperti Alan tidak bisa diprediksi. Krei mencoba untuk mengabaikannya dan lebih baik mengusir mereka lebih cepat akan lebih baik. Krei menemukan kesempatan itu saat Jae Ho mencoba mematikan PSP-nya melalui Tab-nya. Namun, Krei tau cara yang dilakukan Jae Ho memang sulit untuk dilakukan bahkan oleh seorang mahasiswa IT, tapi hal itu kuno untuk seorang Krei. Bahkan, hacking yang ia alami tadi siang jauh lebih baik daripada ini. Ini berarti hacking sebelumnya tidak dilakukan oleh Jae Ho.

Setelah itu Alan sedikit tertawa akan kesombongan Krei dan ia memberikan sebuah isyarat dengan mengangkat ke-3 jarinya dan Jae Ho melanjutkan sesuatu yang lebih rumit jika dilihat dari ekpresi wajahnya.

"Kresleriana, sepertinya kami sudah mengganggu waktu anda, saya akan melakukannya dengan cara biasa. Kami dari Ingeniosus Snilldech Academy atau ISA menyadari dan sangat tertarik dengan kemampuan Anda." Alan bilang.

"Ah, itu aku pernah mendengarnya tapi aku pikir itu memang omong kosong. Lalu, apakah kalian tau bahwa kalian terlihat sangat mencurigakan? Bahkan, untuk orang sepertiku." tutur Krei.

"Ah, itu memang ciri khas kami." kata Alan dengan sedikit tertawa.

Krei mematikan PSP-nya dan memasukannya kedalam kantong hoodienya. Ia melepas kupluknya dan menanyakan, "Kami, ya… Karena aku belum mempercayai ini tapi ini sangat tidak sopan. Sebenarnya, kalian siapa? Aku mengerti jika kalian memberikan penawaran atau apapun itu, tapi kalian tidak perlu membawa audiensi sebanyak ini." Krei bilang sambil menatap tajam kepada Alan.

Saat itu juga Alan tersentak karena Krei telah menyadarinya.