Chereads / Akademi Ingeniosus Snilldech / Chapter 5 - Pengendalian Gelombang Otak

Chapter 5 - Pengendalian Gelombang Otak

Menjadi 12 prodigy adalah bukti bahwa murid-murid tersebut memiliki kemampuan yang luar biasa yang sangat sulit untuk dikendalikan. Dan mereka mendapatkan gelar itu jika mereka sudah bisa mengontrol, memperkuat, dan bahkan memiliki izin untuk mempraktekkannya diluar akademi.

Hal yang dilakukan oleh Jae Ho pada Krei bernama Brainwave control. Nama bakat Jae ho sebenarnya adalah Native language: Technology. Terlahir dengan diagnosa disartria yang membuatnya tidak dapat bicara jelas, hanya bergumam dan memiliki volume suara yang sangat kecil, namun yang ia pahami sejak kecil hanyalah teknologi. ISA merekrutnya saat dia berumur 11 tahun. ISA membuatnya mengerti dirinya sendiri dan memulai belajar untuk berkomunikasi seperti orang biasa.

Jae ho berhasil mengontrol pergerakan dan pikiran Krei. Sampai akhirnya, Jae Ho dan Krei bercakap dalam pikiran bawah sadar mereka.

Krei memang memiliki kemampuan yang berbeda namun mirip dengan Jae Ho.

"Baru kali ini aku menemukan orang yang dapat mengerti bahasa pemograman dengan baik." Kata Jae Ho pada Krei didalam pikirannya.

Karena Krei sepenuhnya tidak bisa mengendalikan tubuhnya. Dia bertanya pada Jae Ho yang sedang berbicara didalam pikirannya, "Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan?" tanya Krei,

"Ini adalah brainwave control. Kau tidak akan bisa bergerak selama aku melakukan ini." Jae Ho menjelaskan.

"Apa yang coba kau lakukan?" tanya Krei karena dia sangat mencurigai Jae Ho karena keahliannya.

"Tidak. Aku hanya semata-mata mengikuti Alan untuk melakukan perekrutan. Selain itu aku menemukan orang yang memiliki kekuatan yang mirip dan bahkan bisa berkomunikasi. Yah, walaupun aku memang yang mengontrol ini, biasanya ini hanyalah komunikasi satu arah. Aku rasa kau juga dapat melakukannya, namun kau harus ikut kami ke ISA." jawab Jae Ho.

"Wah, ternyata ada hal semacam ini?" Krei mulai kagum dengan kemampuan Jae Ho setelah mendengarnya langsung.

"Kalau tidak ada, apa kau akan bertemu kami sekarang?" kata Jae Ho sambil menatap Krei dengan tatapan dingin.

"Baiklah." Krei setuju untuk tetap tenang dan mendengarkan apapun yang mereka ingin lakukan.

Jae Ho melepas brainwave controlnya dan Krei merasa bebas. Namun setelah Jae Ho melepas brainwave controlnya, Krei merasa sangat mual hingga ia lari dan memuntahkan isi perutnya di toilet.

Itu merupakan efek samping dari pengendalian gelombang otak. Otak dan tubuh tidak bergerak sesuai keinginan pemiliknya dan itu memberikan efek samping pada orang yang dikontrol. Kemampuan itu sangat berbahaya dan mematikan bagi individu yang kendalikan jika dilakukan terlalu lama.

Krei hanya merasakannya kurang dari 1 menit, karena itu ia hanya memuntahkan isi perutnya. Namun dalam kasus Krei, ia bukan tidak bisa menerimanya, tapi ia hanya tidak terbiasa.

Pada umumnya orang akan mimisan atau mengalami pendarahan di bagian lainnya. Jae Ho merasa yakin bahwa hanya dalam hitungan waktu dan pelatihan yang tepat, Krei akan dapat melakukan brainwave control sepertinya.

"Ohok!" Krei masih terdengar mual. "Bagaimana kau melakukannya?" Tanya Krei.

"Sepertinya kau harus menerima tawaran kami jika ingin mengetahui caranya. Tapi, akan sedikit saya beri tahu tentang hal tadi. Itu hanya satu dari penguasaan lainnya. Banyak hal yang bisa kau pelajari di ISA dan… kau tidak perlu menyembunyikan kemampuanmu." Jelas Alan.

Setelah mendengar kata, "Kau tidak perlu menyembunyikan kemampuanmu." dari Alan. Hal itu terekam dengan sempurna oleh Krei. Beberapa waktu kemudian Krei merasa baikan, Alan dan Jae Ho memutuskan untuk kembali dan memberikan Krei waktu untuk memikirkan jawabannya.

Alan dan Jae Ho berpamitan dengan Ayah sesaat sebelum mereka pergi. Krei memikirkan apa yang harus dia lakukan. Ayahnya bingung melihat Krei yang terlihat lelah keluar dari arah kamar mandi.

"Krei, kamu kenapa?" tanya Ayah Krei.

"Enggak, Yah. Aku gapapa kok! Aku keatas ya," Krei menaiki tangga dan masuk ke kamarnya.

Ayah Krei memasang wajah yang khawatir ketika anak satu-satunya itu tidak mengeluhkan atau menceritakan apapun padanya.

Krei beristirahat karena efek lanjutan dari pengendalian gelombang otak-nya Jae Ho. Dia menatap langit-langit kamarnya dan berpikir tentang tawaran sekolah itu. Namun ketika Krei mencoba memikirkan hal tertentu, kepalanya sakit seperi baru saja terbentur. Lalu dia memutuskan untuk tidur dan menghilangkan efeknya.