Tidak terasa sudah dua minggu Rudy dan Inara tinggal bersama penduduk Suku Pasir di area Gurun Kematian ini.
Selama waktu tersebut Inara masih saja sibuk dengan mata pelajaran Ilmu Sihirnya, sedangkan Rudy sendiri, dia sibuk dengan aksi bakti sosial sembunyi-sembunyi nya!
Yah. Hal itu bermula dari 10 hari yang lalu, di mana saat itu lonceng besar yang menjadi pertanda dari kedatangan Dewa kembali berdentang.
Kepala Suku dan Para Penjaga pun dikejutkan oleh dentangan tersebut karna Ini adalah jumlah yang sama dengan jumlah dentangan setiap kali sosok Dewa Ildraiz datang. Yah, hal ini menurut apa yang telah dituliskan pada Catatan Kuno di suku mereka.
Tapi anehnya dentangan Lonceng pagi itu juga disertai dengan ditemukannya karung-karung berisi makanan, yang mana jenis makanan tersebut belum pernah mereka lihat sebelumnya. Hal ini lantas membuat Kepala Suku dan Para Penjaga bingung sekaligus bersukacita, karna dengan semua makanan ini suku mereka tidak akan kekurangan makanan untuk sementara waktu.
Kemudian selang 3 hari berikutnya, Lonceng Besar itu kembali berdentang pada waktu yang hampir sama dengan yang sebelumnya. Lalu di altar yang sama juga ditemukan kembali karung-karung berisi makanan, dan karung-karung lain yang berisi pakaian serta alat-alat yang juga belum pernah mereka lihat. Bahkan hal-hal dengan bentuk dan rupa seperti itu tidak pernah ada di dalam Catatan Kuno yang mereka miliki.
Dan begitulah kejadian itu terus berlanjut, namun pada kali ke-4, jumlah dentangan Lonceng Besar itu bertambah menjadi 8 kali, tapi hal itu tentu tidak terlalu dipermasalahkan oleh semua orang karna hal-hal lainnya tetaplah sama seperti yang sudah-sudah.
Karna kejadian tersebut, Kepala Suku pun mencoba menanyakan hal ini kepada Inara. Dia bertanya tentang jenis makanan, pakaian, serta peralatan itu. Dan setelah dikonfirmasi, semua hal tersebut dipastikan memang berasal dari dunia pusat, sehingga semua Anggota Suku pun sepakat bahwa ini adalah pemberian dari Dewa yang ada di Surga.
Yah, begitulah Aksi Bakti Sosial yang Rudy lakukan setiap 3 hari sekali.
Lanjut ke waktu sekarang.
Di pagi menjelang siang ini, Rudy tengah fokus menonton Inara yang sedang latihan Sihir bersama cucu kepala suku.
Cucu kepala suku yang kebetulan seumuran dengan Inara itu bernama Lucasto, dia merupakan penyihir paling berbakat yang ada di Suku Pasir ini.
Lucasto ini bisa menggunakan Sihir hingga Mantra Tingkat Lanjut Level Ke 4, karna memang kapasitas Mana yang dia miliki lumayan besar dan itu sebanding dengan milik Inara. Hal Ini merupakan sesuatu yang langka bagi orang-orang yang berada di sisi dunia ini. Karna orang-orang di sini tidak bisa memperbesar kapasitas Mana mereka hanya dengan latihan karna kapasitas Mana mereka ditentukan dengan seberapa besarnya ukuran Jantung Mana yang mereka miliki.
Jantung Mana ini merupakan organ yang terbentuk secara alami di dalam tubuh orang-orang di sini ketika mereka telah dewasa. Dan di Jantung Mana inilah tempat Mana mereka terkumpul.
Yah, mungkin tubuh orang-orang di sini telah mengalami evolusi karena sejak mereka lahir mereka terus saja terpapar oleh energi Mana yang sangat berlimpah. Berbeda dengan Rudy dan Inara yang berasal dari tempat dengan jumlah Mana terbatas, sehingga untuk memperoleh Mana, Rudy dan Inara harus menggunakan metode meditasi. Jadi semua energi Mana yang mereka serap itu bersirkulasi di seluruh pembuluh darah, otot, jantung, dan kemudian semua itu berkumpul di area ulu hati mereka. Dengan begini jelas kapasitas Mana milik Rudy dan Inara akan tergantung oleh seberapa kuat fisik yang mereka miliki, dan daya tampung seluruh tubuh jelas jauh lebih besar daripada Jantung Mana tersebut.
Lanjut...
Lucasto ini juga memiliki 2 Element Utama yaitu, Api dan Angin. Di sini Penyihir dengan dua Element termasuk cukup jarang, karna rata-rata orang di sini hanya memiliki 1 element saja, dengan kapasitas Mana mereka yang hanya 1/5 dari jumlah Mana milik Lucas.
Yah, seperti itulah sedikit gambaran mengenai sosok Lucasto dan orang-orang di sisi ini.
Baik, kita akan lanjut ke cerita saat ini.
Saat ini Lucas sedang mengajari Inara tentang cara mengendalikan Mana yang ada di dalam tubuh. Karena saat melakukan pelafalan Mantra, kita harus sangat berkonsentrasi agar Mana di dalam tubuh kita tidak lepas kendali dan meledak keluar secara berlebihan. Dan semakin tinggi Level dari sihir tersebut, semakin panjang pula Mantra Sihir yang harus dilafalkan. Masalah pengendalian Mana inilah yang menyebabkan Inara kesulitan dalam melakukan pelafalan Mantra.
Inara sedang berlatih Mantra Sihir tingkat Lanjut Level ke-4, FlamingTornado! Ini merupakan Sihir gabungan antara dua jenis Element yaitu, Element Api dan Angin.
Inara sangat antusias belajar sedangkan Rudy sendiri hanya duduk manis, melihat dia yang sedang belajar. Tapi sebenarnya Rudy juga menghafal Mantra tersebut secara diam-diam. Yah, Rudy masih malu untuk melafalkannya di depan orang lain, jadi selama ini dia hanya belajar pelafalan Mantra pada malam hari secara rahasia.
Lanjut ke pelatihan Inara.
Saat ini Inara sedang mengulurkan kedua tangannya ke depan. Dia mencoba berkonsentrasi dan memusatkan energi Mana miliknya itu. Setelah Mana miliknya sudah berkumpul, Inara pun mulai bergumam melafalkan mantra sihir tersebut?
"Dhuh Geni lan Angin nyawiji ing karepku banjur bakal ngobong lan ngobong kabeh perkara sing nyebabake pati pati pati.. FireTornado..."
Dan tiba-tiba sebuah lingkaran sihir cukup besar dengan Pola-Pola aneh yang bercahaya mulai muncul di depan kedua tangan Inara!
Kemudian dari dalam lingkaran tersebut keluarlah sebuah Tornado Api besar yang menyapu semua hal yang ada didepannya!
Semua yang dilalui oleh tornado api itu terbakar dan menjadi abu dalam seketika!
Yah, itu adalah sebuah sihir dengan daya perusak yang sangat kuat.
Rudy yang menyaksikan keajaiban dari sihir ini hanya bisa menghela nafasnya dalam-dalam dan berspekulasi liar di dalam benaknya.
"Siluman dari mana lagi ini? Kenapa bahasa pada Mantra kali ini berbeda dari Mantra-Mantra sebelumnya? Hemmmmmm. Sepertinya Saya harus segera menyelidiki mengenai hal ini secepatnya! Hemmmmm."
Rudy tambah kesal dikarnakan mantra sihir yang menjadi semakin aneh.
Lanjut ke Inara. Setelah dia berhasil mengeluarkan Sihir yang barusan, dia pun langsung berlari ke arah Rudy dengan wajah penuh senyum. Meski dia agak sedikit kotor karna debu dan keringat, Inara masih saja terlihat menawan saat ini.
Kemudian Rudy hanya memperhatikan Inara yang semakin mendekat kearahnya.
Dan ketika tepat di depan Rudy, inara pun menjatuhkan dirinya ke arah Rudy yang sebenarnya dia sedang duduk jongkok di pasir. Melihat Inara yang sudah melompat, seketika Rudy pun berdiri dan mengulurkan kedua tangannya ke depan. Rudy mulai berkonsentrasi dan memusatkan energi Mana miliknya, lalu Rudy pun menggumamkan sesuatu?
"Dhuh cahya sing nyenengake mulihake kabeh kekeselen. (Recovery...) Dhuh banyu bening ngumbah kabeh rereget awak iki. (Clean...) Dhuh angin sepoi garing karo anget sampeyan (Dry...) Uuaaaaaaahhhhhh Mampus kabeh Siluman Sak Kena kenane...Mooddaaarrr sampeaann..."
Dengan sedikit dramatis, Rudy langsung merilis 3 Mantra Sihir dengan 3 Element berbeda sekaligus!
Ini merupakan kemampuan TripleCasting yang sangat sulit untuk dilakukan, apalagi dengan ketiga element yang berbeda seperti ini.
Inara yang seharusnya telah jatuh ke pelukan Rudy itu, diliputi oleh cahaya dari 3 buah lingkaran sihir sehingga dia sedikit melayang di udara.
Kemudian setelah cahaya-cahaya itu memudar, Inara pun jatuh dengan lembut ke dalam pelukan Rudy.
Yah, Dia saat ini sudah tidak kelelahan lagi. Pakaian yang penuh debu dan keringat sebelumnya juga sudah bersih dan kering seperti semula.
Dan masih sambil dipeluk oleh Rudy, Inara pun tersenyum manja dan berkata.
"Terima kasih, hehehe. Katanya Kamu tidak mau belajar Sihir?"
"Ehm. Itu hanya kebetulan terbaca saja, fufufuufufu."
"Hhhuuuuu. Akhirnya Saya berhasil mempelajarinya juga xixixiixixi. Sekarang Saya adalah penyihir tingkat lanjut, loh?"
"Yaa, selamat atas keberhasilannya."
"Hhhmmm, ayo kita pergi berkeliling Oasis ini dan merayakan keberhasilan ini?"(Inara)
"Yaa, kita aka pergi berkeliling dan menghancurkan para Siluman itu!"(Rudy)
"Fufufuufufufu. Dasar. Lupakan tentang mantra yang aneh itu dan nikmati saja sihir yang menyenangkan ini xixixiixixi. Ehem, Lucas? Apakah kamu juga mau ikut dengan kami untuk makan siang?"(Inara)
Setelah sedikit bermanja dan bercanda dengan Rudy, Inara pun menoleh ke arah Lucasto. Dia melihat kedekatan Inara dan Rudy itu dengan rasa iri dihatinya.
"Tidak apa-apa Nona Inara, Saya akan pergi ke tempat para Penjaga untuk mengurus sesuatu. Terima kasih, mungkin lain kali saja Saya akan menemani kalian."
Lucasto yang sepertinya juga menyukai Inara, jelas menolak ajakan mereka.
"hemmmm? Ya, kalau begitu Terima kasih sudah melatih Saya 2 minggu ini. Ok. kalau begitu kami akan pergi dulu."
Setelah mengatakan itu, Inara pun langsung menarik tangan Rudy dan pergi meninggalkan Lucasto.
Kemudian setelah Rudy dan Inara sudah berjalan agak jauh, Lucasto mendesah kesal dan bergumam pelan.
"Apa hebatnya TripleCasting? Apa hebatnya bisa menggunakan banyak Element? Aahhhhhh, Kenapa nona Inara malah suka dengan pria lemah seperti itu, Saya benar-benar tidak paham sama sekali!"
Tapi kenapa Lucasto menganggap Rudy itu lemah?
Yah, karna memang sejak mereka tiba di sini, Rudy selalu melapisi dirinya dengan perisai psikis untuk menutupi pancaran Mana miliknya yang sangatlah besar!
Dan untuk jumlah Mana yang Rudy miliki saat ini tentunya ratusan kali lipat lebih besar dari Mana maksimum milik Lucasto.
Dan tentunya Rudy juga bisa mendengar gumaman pelan Lucas yang barusan. Karna sejak tadi Rudy sudah meningkatkan kinerja telinganya untuk menguping pelafalan mantra yang sedang Inara pelajari.
Yah, tapi Rudy tidak terlalu memikirkan plot-plot romansa dari bocah seperti Lucasto ini.
Karna menurut Rudy Itu sama-sekali tidak penting, ehem.
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
"Aaaarrrgggggghhhhhhhhhh!"
Tak lama setelah menyelesaikan gumamannya itu, Lucasto pun entah mengapa berteriak dengan sangat keras!
Bersambung...