Chereads / How do U say, you’re SORRY? / Chapter 28 - Rasa itu nyata

Chapter 28 - Rasa itu nyata

Sebenarnya, seharusnya besok up-nya, tapi berhubung ini tahun baru.. jadi dipercepat..

SELAMAT TAHUN BARU SEMUA READERS TERSAYANGNYA AUTHOR…

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>000000000<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<

Odele berhenti di hadapan sebuah pintu besar dengan gagang berwarna ke-emasan, pintu itu tampak sangat kokoh dan menjulang tinggi. Ia meletakkan tapak tangannya menyentuh gagang pintu sejenak, sebelum mendorong untuk membukanya. Sungguh dadanya kini naik turun dengan tak menentu, ia bagai baru saja di kejar oleh seorang pemburu.

Hatinya sakit.. napasnya sesak, ia tidak tau alasannya mengapa. Namun yang jelas, rasa itu nyata meski tak tampak ada yang terluka.

Di dorongnya pintu itu, dan ia pun segera masuk dan menutup pintu itu dengan cepat. Disenderkan kepalanya pada bagian dalam pintu dan Odele pun meringsut perlahan kelantai.

Ia menangis, dan terisak, melepas semua rasa sesak di dada.

Suasana hatinya yang buruk membuat ia tidak tau ada yang memerhatikannya sedari keluar dari pintu lift. Pria itu menyadari ada keanehan yang dia lihat terakhir kali dari Odele. Yah.. pria itu adalah Rohan.

Rohan kala itu baru saja selesai dengan urusannya di dalam ruang kerja Alexio, ketika hendak keluar dan mengunci pintu, ia melihat Odele baru saja keluar dari dalam lift, Rohan pun menghentikan kegiatannya dan berniat untuk kembali menggoda kakak iparnya itu, namun kala posisi mereka sudah dekat, Rohan malah melihat raut wajah pucat Odele, dan gadis itu jelas baru saja menangis, terlukis jelas dari matanya yang memerah dan sembab. Hingga Rohan pun menggagalkan niatnya untuk menggoda kakak iparnya itu.

Ia berbalik memasuki ruang kerja Alexio, dan menghidupkan layar CCTV untuk mencari tau, namun entah mengapa kode yang biasa ia gunakan malah di tolak beberapa kali.

Jika ia kembali memasukkan kode yang salah, maka segala macam benda elektronik disana akan meledak dengan sendirinya. Ya.. bagaimana ia tidak tau, karena dialah yang merancang semua benda-benda elektronik tersebut. Dialah si hacker handal. namun yang mengetahui statusnya hanya beberapa orang saja, bahkan kakaknya Riswanpun tak mengetahui status pekerjaan adiknya itu sama sekali.

Yang Riswan tau, Rohan berandal pemabuk yang bekerja sebagai teknisi sesekali bila di butuhkan.

Bukan ia tidak bisa meretas barang buatannya sendiri, namun ia tidak punya waktu untuk melakukan itu saat ini.. karena tentu saja akan membuang lebih banyak waktu lagi. Dan ia sungguh ingin tau apa yang terjadi.

Tiada pilihan lain, ia pun segera menghubungi seseorang.

***

Alexio yang mendengar dering khususnya segera meninggalkan aula acara. Tidak biasanya Pria itu menghubunginya jika bukan karena hal mendesak, dan ia tau, hari ini adalah waktunya Rohan mengunjungi castlenya untuk melakukan pembaruan sistem.

Alexio memasuki ruangan terdekat yang tak ia sadari adalah Ruangan milik Jenisa. "Ya! apa yang terjadi?" ucapnya langsung ketika panggilan itu diangkatnya.

"Apa kau mengganti kode akses pada komputer mu?" tanya Rohan tanpa basa-basi

"Ya.. apa ada masalah? bukannya kamu hanya melakukan pembaruan sistem menggunakan kabel saja? dan tidak perlu melakukan login segala kan?"

"Memang benar,, tapi aku membutuhkan kode itu sekarang?"

"Untuk apa? katakan padaku dulu alasannya?!" Ucap Alexio tegas, ia mencium ada sesuatu yang ditutupi oleh hackernya itu. "katakan!! jika tidak, aku akan mencari tau sendiri!" ancamnya

Rohan pun teringat pada Tab yang ia berikan pada Alexio di beberapa hari yang lalu, jadi sudah pasti, sekarang dia bicara atau tidak, Alexio tetap akan tau kenyataannya.

Namun sesungguhnya yang tidak di ketahui Rohan adalah bahwa Alexio hanya menggertaknya saja, karena tab itu sudah berubah menjadi kepingan-kepingan sampah.

"Oke.. oke.. sebenarnya aku belum yakin.. hanya saja aku penasaran" ucap Rohan ragu

"Katakan atau aku tutup saja tlpnya dan mencari tau sendiri"

"Oke!! oke jangan di tutup. tapi berjanjilah, ketika kamu tau alasannya kamu akan memberitahukan padaku juga"

"Hmm!" singkat Alexio

"Tadi aku bertemu kakak ipar saat dia baru saja keluar dari kamarnya, wajahnya bahagia, senyumannya merekah, bahkan dia dan bu Yuni sampai tertawa cekikikan bersama… semua tampak sempurna" ucap Rohan mengingat pengalaman pertamanya bertemu Odele. Sedang Alexio yang mendengar itu, kupingnya malah telah memerah menahan marah.

"Mau sampai kapan kamu membayangi dia di pikiran kotor mu?"

"Kamu cemburu?"

"Hentikan ocehan mu yang tidak bermanfaat itu, siapa yang kau katakan cemburu? tidak masuk akal sekali? aku tengah bertunangan sekarang, aku juga mendapatkan gadis baik, cantik, dan pintar juga berkelas seperti Jenisa, dia jauh lebih baik dan terhormat dari Odele, lalu untuk apa aku cemburu? sungguh pekerjaan yang membuang waktu saja memikirkannya." gerutu Alexio

"Aku percaya! kalau begitu, boleh kan aku mendekatinya?"

"ROHAN!!!!!" kesal Alexio

"Ya! ya! aku mulai.." kesal Rohan "Aku kemari juga bukan semata-mata hanya ingin melakukan pembaruan di sistem komputer mu, tapi.. aku juga ingin membuktikan ucapan Riswan benar atau tidak, dan aku sudah membuktikannya. Dengarkan Saran ku untukmu sebagai seorang teman, jangan terlalu jauh bertindak dan menyakiti dia, mungkin saja dia yang sekarang bukanlah dia yang dulu, kamu seharusnya mencari tau.. tidak tidak.. kamu tidak perlu mencari tau, kamu cukup tugaskan aku saja. Maka aku akan lakukan yang terbaik" pujuk Rohan

"TIDAK!!! apa alasan mu menyuruhku melakukan hal itu?"

"Kamu ingat aku dan Istrimu dulu sudah beberapa kali bertemu?"

"hm! jadi??"

"Jadi, tadi aku menguping pembicaraannya dengan bu Yuni, ia menanyakan aku siapa? dan kau tau, saat itu aku muncul, dan aku tidak melihat ada kebohongan di matanya, dia benar-benar terlihat tidak mengenalku, dan aku melakukan trik sperti biasanya untuk kembali mengetes kecurigaan ku, Odele yang dulu malah akan membusungkan dadanya ketika aku menyusuri tubuhnya, namun tidak dengan dia, dia malah kabur dan berbalik sebelum aku selesai bicara."

Alexio yang mendengar setiap kalimat yang keluar dari mulut Rohan hanya bisa menggertakkan gigi dan mengepal tinjunya erat. Ia sungguh kesal luar biasa, namun tidak boleh kembali kehilangan kesabaran, jika tidak, kepura-puraannya tentu akan di ketahui Rohan.

"Sampai kapan kamu akan membual??" tanya Alexio muak

"Tidak… hei.. dengarkan aku.. she is not her.. beri aku kesempatan untuk menyelidikinya.." harap Rohan

"TIDAK!! Jika bualanmu sudah berakhir, aku tutup telponnya"

"Tidak.. jangan.. belum.. ceritanya belum berakhir.. kali ini aku benar-benar akan berbicara mengenai intinya saja" pujuk Rohan

"hanya satu kesempatan!!!" ucap Alexio

"Ya.. ya aku tau, jadi ketika aku hendak keluar dan mengunci pintu, aku melihat kakak ipar baru saja keluar dari dalam lift, wajahnya pucat, matanya memerah dan sembab, ketika dia melewatiku, aku sadar.. tubuhnya disini, tapi pikirannya di tempat lain.. ia termenung bagai tiada raga.. aku sangat ingin tau apa yang terjadi.. jadi bisakah kamu mencari tahu dan memberi kabar padaku tentang apa yang terjadi padanya? please.." harap Rohan.

tut.. tut.. tut.. panggilan di putus tiba-tiba secara se-pihak oleh Alexio. "Shit..!!!! Lex???" kesal Rohan menatap layar hpnya yang telah menggelap.