Tanpa berpikir, jari jemarinya bergerak membentuk irama, seakan hal itu sudah biasa ia lakukan hingga nada dan kuncinya telah ia hafal di luar kepala.
Deg!!! jantung Alexio berdetak cepat tak menentu mendengar melodinya di mainkan.. ia ingat ketika usianya memasuki umur 17 tahun, Odele menghadiahinya sebuah melody yang ia ciptakan khusus untuk nya.
Matanya nyalang, hatinya kalut bagai awan hitam dengan kilatan petir yang berputar di sekitarnya. Tubuhnya bergetar, ia tidak mengerti.. apa yang sebenarnya terjadi? mengapa semua seakan jauh dari jangkauan nalarnya?
'Aku berharap dia bukanlah dia yang aku nikahi, tapi aku juga tetap berharap dia adalah dia sebelum aku nikahi.' air matanya menetes secara tiba-tiba mencoba mengingat hal apa yang ia lewatkan? namun ia tetap tak mengerti takdir seperti apa yang tertulis dalam garis kehidupannya.
Seseorang telah mengawasinya sedari tadi, namun Alexio tidak menyadari kehadiran orang tersebut karena ia terus berdiri membelakanginya.
"Sayang.." suara seorang wanita, Alexio pun tersadar dan menyeka air matanya segera, lalu ia kembali pada Alexio yang dingin. Namun Alexio enggan memutus panggilan tlp karena Ia masih ingin mendengar alunan melodi yang sudah ia rindukan, sejak 7 tahun lalu hingga akhir.
Tepatnya sejak awal pernikahannya. Karena sejak hari itu, Odele tak pernah menyentuh biolanya lagi, bahkan bersenandung pun tidak. Tak sekalipun.. Bahkan jika ia yang memintanya sekalipun, Odele tak pernah bersedia memainkannya.
Pernah ketika ia menghadiahi Odele biola kaca yang khusus ia pesan dari perusahaan Hario Glass Co.Ltd Jepang dengan harga nyaris $5000, gadis itu malah membuangnya bak sampah Kebawah kolong, ia lebih menyukai kilauan perhiasan dari pada sebuah biola.
Padahal ketika masih pacaran dulu, ia pernah menghadiahi Odele sebuah kalung, namun gadis itu marah-marah, mengatakan ia tidak menyukainya. Lalu ketika menikah, sifatnya berubah 180 derajat. Dan kini, bagaimana bisa dia kembali menjadi Odele yang membuatnya jatuh cinta lagi?
"Kamu berbicara dengan siapa?" tanya Jenisa
"Bukan urusanmu!" Jawab Alexio ketus
"Jangan malu-malu.. aku mendengar tadi kamu begitu memujiku.. tak perlu malu sayang.. disini tiada siapapun selain kita berdua," ucapnya mengelus dada dan menyium singkat leher jenjang Alexio hingga tubuhnya merasakan sensasi rasa terbakar, naluri lelakinya bangkit. Alexio pun membanting tubuh Jenisa ke atas kasur.
Jenisa tersenyum senang, Berharap Alexio akan tergoda.. dan segera memanjatnya. Namun ternyata perkiraannya tak sesuai harapan, karena Alexio tak kunjung naik ke atas kasur menyusul dirinya, Alih-alih begitu, ia malah berbalik menuju pintu keluar dan membanting pintu dengan kencang hingga menimbulkan suara yang cukup mengagetkan.
Jeni meninju kasurnya, karena rencananya untuk menggoda Alexio gagal.
"Hari ini aku kurang beruntung.. tapi lain kali aku pasti akan ada kesempatan. Tenang.. waktu kita masih panjang Alexio." Ucap Jeni berbicara sendiri sambil matanya terus menatap ke arah pintu, tempat Alexio menghilang tadi.
***
Selepas Odele memainkan biolanya, sungguh hatinya merasa lega.. Mustahil memang, tapi begitulah adanya. Hingga ia pun memutuskan untuk mengistirahatkan matanya sembari memeluk biola itu.
Sedang bu Yuni dan Rohan yang tak mendengar ada pergerakan apapun lagi, mereka kembali bertanya-tanya, apakah Odele baik-baik saja di dalam sana? mereka mencoba mengetuk namun tak juga ada tanggapan.
"Mana kunci serapnya bu? di buka saja.." Desak Rohan
"Memang semua kunci ruangan di Castle ini saya yang pegang tuan muda Rohan.. tapi, hanya ruangan ini saja yang saya sama sekali tidak memilikinya. Hanya tuan Muda yang menyimpannya" jawab bu Yuni apa adanya.
Seakan tidak menemukan jalan, Bu Yuni dan Rohan pun memiliki ide yang sama. Mereka kembali menghubungi Alexio, namun sayang, panggilannya sudah tak tersambung lagi.
"Bagaimana bisa? tadi tlp tuan muda baik-baik saja.. kenapa sekarang malah tidak bisa di hubungi sama sekali?" protes bu Yuni kesal.
"Coba aku menghubungi Willy!" ucap Rohan dan panggilan tersebut di angkat langsung pada dering pertama
"Ya!" jawab Willy ketika mengangkat tlpnya
"Dimana tuan muda mu?"
"Sebenarnya kami juga tengah mencarinya." Jawab Willy
"Apa? jangan bercanda Will?"
"Itu benar.. sejak kapan aku bisa bercanda? kami juga sedang mencari tuan muda, semenjak acara pertunangannya selesai, di menghilang begitu saja, tak ada yang melihatnya. Bahkan hp dan GPS nya juga tidak bisa di lacak. Dia seperti sedang melarikan diri" terang Willy yang menuturkan pendapatnya.
"Huh! ya sudah kalau begitu, nanti selepas dia kembali, segera suruh hubungi aku. Ini urusan penting!" Ucap Rohan yang lalu mematikan panggilannya. Dan Willy pun kembali berkutat pada pekerjaannya mencari keberadaan Alexio tanpa membuat kegaduhan. Karena berita ini, jelas tidak boleh sampai di ketahui oleh dunia luar.
Tok.. tok.. tok.. Nyonya.. katakan Jika kamu baik-baik saja di dalam sana.." ucap bu Yuni.. "jika kamu tidak ada kabar begini, kami menjadi khawatir.. tolong jawab aku nyonya.. jika tidak, wanita tua ini akan terus menghukum diri dengan terus berdiri di depan pintu kamar mu hingga kamu buka." Tambah bu Yuni.
Odele yang memang belum tertidur sepenuhnya tentu saja mendengar ucapan bu Yuni, ia membuka matanya, lalu mengerjapkan beberapa kali dan menjawab ucapan bu Yuni dengan suara serak khas orang sehabis nangis "Aku baik-baik saja bu.. hanya ingin istirahat.. tolong tinggalkan aku sendiri.. aku butuh waktu untuk menenangkan diri" jawab Odele.
"Tapi nyonya—" ucapannya terputus karena Rohan menarik bahu wanita tua itu menjauh dari pintu.
"Sudah bu.. jangan di tanya lagi.. kita lakukan saja apa pun keinginannya." Ucap Rohan yang di patuhi langsung oleh bu Yuni, meski ia masihlah enggan. Namun dengan terpaksa, bu Yuni tetap pergi walau matanya tak berhenti menoleh ke arah pintu nyonya mudanya tak rela.
***
Beberapa jam berlalu, matahari telah kembali ke ufuk barat, menyapa langit dengan kilauan sinar berwarna jingga. Tanda ia memberikan perpisahan pada dunia yang ia terangi.
Ceklek! suara pintu terbuka, seseorang memasuki kamar Odele dan mencium gadis itu secara tiba-tiba ketika ia tengah tertidur pulas. Hingga mengagetkannya dan membuat matanya terbelalak mendapati perlakuan itu dari orang yang sepatutnya ia hindari.
"Kamu!!!" pekiknya mendorong tubuh pria itu menjauh.
***
Brak! pintu utama di tendang begitu saja oleh seseorang yang jelas berjalan dengan terburu-buru.
"Tu.. Tuan muda.." Sapa Bu Yuni saat ia ingin mendekat.
Ya.. pria yang tergesa-gesa itu adalah pangeran yang di nyatakan hilang dari istana Stockholm. Dialah Alexio D Arnborn yang baru saja secara resmi bertunangan, lalu apa yang ia lakukan disini?
==============
hai.. readers.. gimana hari ini??? semoga sehat-sehat semua ya.. sampai ketemu lagi di bab selanjutnya..
Assalamualaikum… gak jawab dosa loh… xixixi