Chereads / How do U say, you’re SORRY? / Chapter 24 - Jangan membuat SINGA marah

Chapter 24 - Jangan membuat SINGA marah

"Aku tau.." jawab Riswan langsung, hingga membuat Odele langsung menatap wajah Riswan mencari kebohongan di sana, namun ilmu psikologi yang ia pelajari tidak memperlihatkan di wajah Riswan jika pria itu berbohong.

"Ap pa yang kamu katakan tadi?" tanya Odele meyakinkan pendengarannya tidaklah salah

Riswan tersenyum dan menatapnya sejenak, lalu kembali menatap bagian pinggul Odele dan kembali sibuk berkutik pada kerjaannya disana.

"Aku yakin kamu mendengarnya.. dan pendengaran mu tidak lah salah.." tambahnya

Deg! Jantung Odele langsung bergejolak senang, ia bagai baru menerima lotre, ada seseorang yang memercayainya dan hal ini sungguh membuatnya ingin melompat kegirangan, namun tentu saja harus ia tahan, karena untuk saat ini, tertawa saja ia tidak mampu.

"Oke selesai.. perbannya sudah di ganti dengan yang baru.. sekarang giliran kamu, katakan apa yang terjadi?" ucapnya sembari menyelimuti Odele hingga ke dagu gadis itu, persis seperti awal ia melihatnya.

"i.. ini.. tadi.. aku ingin mandi saja.. dan tiba-tiba kaki ku keram tak bisa di gerakkan, lalu tiba-tiba saja terjatuh yah begitulah dok.." ucapnya terbata-bata, berbicara dengan bola mata yang terus berputar-putar tidak jelas kemana arah yang sesungguhnya ingin ia lihat.

"Riswan.. panggil saja aku Riswan.."

"Ta.. tapi.."

"Tak ada tapi-tapi.." ucapnya yang lalu menunduk dan berbisik di telinga kiri Odele, "aku akan mencari tau apa yang terjadi.. aku akan membantu mu terbebas dari jerat Alexio. Untuk saat ini, jaga diri lah baik-baik, jangan membuat singa itu marah.. hingga semua kebenaran terungkap" ucap Riswan yang sungguh membuat Odele terkejut, tidak menyangka ada orang yang bahkan ingin membantunya membuktikan semua ucapannya adalah benar.

Riswan berdiri menatap Odele sejenak, menghela napas perlahan "lain kali jangan ke kamar mandi sendiri, kamu belum boleh untuk memaksakan dirimu berjalan sendiri tanpa bantuan. Keramnya kaki mu tiba-tiba jelas karena kamu telah lama terbaring, seharusnya kamu jangan langsung berjalan, lakukan pemanasan sedikit demi sedikit, lalu lakukan peregangan untuk mengembalikan otot-otot mu.. Mengerti?" tegasnya.

"Ia mengerti dok.." Riswan pun melototi Odele saat Odele memanggilnya dengan sapaan Dok, ia tersadar dan meralat ucapannya "eh.. Ris.. hehehe" cengirnya

"Baiklah, pekerjaan ku disini telah selesai, nanti aku akan kirimkan tongkat elbow untuk membantu mu belajar berjalan sedikit demi sedikit, agar hal seperti ini tidak terjadi lagi, beruntung hentakannya tidak terlalu kuat, jadi tidak perlu melakukan operasi ulang. Ingat jangan nakal, patuh apa kata dokter mu!!" pelototnya menatap Odele

"Ia aku mengerti.." jawab Odele dengan bibir manyun bak bebek dan pipi yang menggembung bagai balon. Membuat bu Yuni dan Riswan tertawa lucu melihatnya. Sedang Odele malah semakin merajuk melihat ke dua orang yang menatapnya yang malah tertawa senang. Mengangapnya seperti seorang anak kecil. "Aku bukan anak kecil!!!" tambahnya lagi.

"Ia.. ia aku tau.." ucap Riswan sembari mengacak rambut kepala Odele.

"Ugh!!" eluhnya menangkis tangan Riswan yang mengacak rambutnya gelapnya.

"Aku pamit buk Yun.. ku serahkan dia pada mu.." ucapnya mencubit dagu wanita tua itu. "Dasar bocah nakal!" ucap bu Yuni langsung. Riswan pun keluar dari bilik Odele, menutupnya rapat tanpa menoleh kebelakang, meski Odele menatapnya hingga pria bertubuh tinggi itu menghilang di balik pintu.

***

"ARRRGGGGHHH!!!!!" kesal Alexio membanting tablet nya ke dinding hingga pecah. Ia sungguh kesal melihat tayangan ulang kejadian pagi tadi saat Odele di periksa Riswan.

"Kau berani mengambil kesempatan Ris?? kau bahkan sengaja mengambil perhatiannya dengan mengatakan kau percaya pada bualannya?!!! sebegitu terobsesinya kau pada jalang itu?!!!! oke.. kita lihat sejauh mana kalian akan bermain?" geram Alexio menatap dirinya di balik cermin.

PRANK!!!!!!! cermin hias itu pun pecah menjadi beberapa bagian karena tinjuannya. Brak! Willy, Darion dan beberapa penjaga pun muncul dari balik pintu. Mereka memang sengaja berjaga di depan pintu kamar Alexio, karena pria itu sejak pagi sudah berwajah murung. Jelas ia memendam sesuatu. Dan tentu saja Darion pun memutuskan untuk mematainya.

Mata Darion menangkap tablet yang hancur di sudut ruangan, lalu ia kembali menoleh ke arah Alexio, sesungguhnya ia tau alasan Alexio bisa seperti ini. Hanya wanita itu, hanya 1 gadis itu yang membuatnya bertingkah gila dan di luar batas, Odele! ya.. sudah jelas semua berkaitan dengan gadis itu.

Willy segera mengambil kotak obat dari Bath Room yang ada di kamar Alexio. dengan segera ia kembali ke tempat Alexio yang tampak tak beranjak dari posisinya se dari ia melihat, Di dudukkannya tuan mudanya itu di atas kursi hias, dan Willy pun berlutut sembari membersihkan luka-luka di tangan Alexio.

"Tuan muda.. tolong kendalikan amarah anda.. luka anda yang kemarin belum membaik, mengapa anda membuat luka yang baru?" ucap Willy khawatir.

Alexio hanya diam, raganya bagai tak berada di tubuhnya saat ini. 'Apa rencana mereka? apa rencana mereka? apa rencana mereka? lagi-lagi dia ingin kabur dengan pria lain? tak akan aku biarkan!!!' gumamnya terus dalam hati. Hingga ia tak dapat mendengar ucapan orang lain lagi, selain ucapannya sendiri yang terus terngiang di kepalanya.

Darion Sungguh khawatir melihat apa yang terjadi pada anak bungsu kesayangannya itu. Alexio jelas kembali seperti dia yang dulu.. dia di saat ditinggalkan Odele di beberapa tahun yang lalu. 'tampaknya… semua kembali ke titik NOL lagi' gerutunya khawatir dalam hati.

.

Setelah membalut luka di tangan Alexio, dan membaringkannya di atas kasur, serta memberikannya 2 butir obat tidur yang kesemuanya di lakukan Alexio dengan sangat patuh bagai seorang robot. Willy dan Darion pun segera menuju ruang baca, dan memasuki ruang rahasia tempat mereka berundingkan sesuatu hal penting seperti biasa, tempat yang hanya mereka berdua yang tau.

Setelah memasuki ruang rahasia tersebut, Willy tanpa menunggu perintah dari King Darion, ia langsung menyentuh laptop lamanya yang memang khusus di gunakan ketika tengah berada dalam ruangan tersebut, dan dengan segera mencari tau apa yang sebelumnya terjadi pada Alexio.

Dan pencarian itu tentu saja di mulai dari memantau CCTV yang ada di kamar Alexio. CCTV ini sebenarnya sudah ada sejak 5 tahun lalu, tepatnya ketika Alexio memasuki masa-masa depresinya setelah di tinggalkan Odele.

Namun sudah tidak pernah di gunakan semenjak 2 tahun belakangan, karena Alexio telah di nyatakan sembuh dari depresinya. Lagipula saat itu Alexio juga sudah tidak pernah kembali ke Istana Stockholm lagi.

Willy dan Darion seketika tau asal amarah Alexio yang membuncah, saat melihat dia menatap layar tablet miliknya, namun sayang, mereka tak dapat melihat apa yang dia lihat, karena Alexio membelakangi kamera CCTV tersebut.

"Akh.. sial!!" rutuk si muka datar. Siapa lagi jika bukan Willy lah orangnya.

"Sudah buntu?" sindir King Darion yang sembari tangannya mengeluarkan Tablet milik Alexio yang pecah dari balik jubah tidurnya.

"Hmmm licik.." cengir Willy sembari tangannya mengambil tablet milik Alexio dari genggaman Darion yang menjulur ke arahnya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>..........<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<

besok weekend author gk up dulu ya..

sampai jumpa di hari senin…