Proyek itu sungguh penting bagi Alexio, dengan mendapatkan proyek tersebut, maka cita-citanya untuk membangun negara Liechtenstein menjadi kota yang maju akan segera terwujud, rasa lelahnya bertahun-tahun akan terbayarkan. Leichenstein adalah hidupnya. Namun sungguh di luar perkiraan, mimpinya hancur hanya dalam 1 hari. Tidak hanya itu, namanya pun tercoreng.. ia frustasi memikirkan masa depan untuk negara kecilnya itu.
Meski Negara kecil yang di bangunnya hanya memiliki luas 160 kilo meter persegi, namun keinginan Alexio untuk menjadikan Liechtenstein makmur tentu membutuhkan campur tangan pengusaha dari berbagai aspek dan kerja sama dari berbagai negara pula tentunya.
Selain menjalankan Bisnis, ia juga yang memimpin negara kecil itu.
Liechtenstein terletak di tepi Sungai RHEIN, di antara Negara Austria dan Swiss. Karena negara ini masih tergolong negara kecil, tentu ia membutuhkan investasi dari negara-negara lain untuk mengembangkan negara kecil yang menjadi ambisinya sejak ia kecil.
Pembangunan Liechtenstein pun tak lepas dari campur tangan ayahnya yang seorang Raja.. namun tentu Alexio tak menginginkan Darion terlalu banyak membantu.. tujuan ia membangun negara Liechtenstein adalah untuk menjadi mandiri dan membuktikan kemampuannya.. terlebih lagi hanya ini alasannya agar terhindar dari perebutan kekuasaan dengan kedua kakak beda ibu itu.
"Tuan lihat ini apa yang aku dapatkan dari mata-mata kita yang mengikuti jejak Nyonya muda di Zurich" ucap Willy sang asisten
Alexio pun menatap layar tablet yang di sodorkan padanya. Ia menggeleng tak percaya menatap foto-foto itu. Matanya terbelalak nyaris keluar melihat penghianatan yang terpampang nyata di hadapannya, namun hatinya tetap tidak ingin memercayai penglihatannya.
Tampak Istrinya baru saja keluar dari sebuah hotel mewah di Zurich, dan hotel itu adalah hotel yang di gunakan untuk pertemuan penyerahan proposal kerjasama antara negara tetangga yang jelas mengapit Liechenstein.
Beberapa pengusaha dari ke-tiga negara turut hadir mempresentasikan proposal mereka masing-masih, namun hari itu tampaknya memang hari yang kurang baik bagi Arborn Corporation. Hanya perwakilan dari negara Liechenstein saja yang batal menyerahkan proposal. Bukan tanpa alasan mereka mengundurkan diri dari proyek besar tersebut, tapi di karenakan ada yang terlebih dulu memberikan proposal kerja sama yang nyaris 99% sama persis dengan proposal miliknya. Perwakilan Arnborn Corp pun mengundurkan diri, tak ingin menambah panjang sederetan rasa malu yang mungkin saja tidak akan mampu di tanggung.
Kesialan yang Alexio terima tidak hanya berhenti sampai disitu, saham perusahaan Arnborn Corp perlahan mengalami penurunan. Banyak infestor yang menarik saham milik mereka, isu miring pun bermunculan, hingga mencoreng nama Alexio sang pemilik perusahaan Arnborn Corp.
Berita tersebut pun tak luput dari pantauan King Darion. Ia segera berangkat dengan pengawalan yang ketat menuju Liechenstein. Dan menyerahkan urusan negaranya sementara waktu di urus oleh anak tertuanya Davis.
Sesampainya di Liechenstein, Darion tak membuang waktu lagi, dengan segera ia membujuk pangeran bungsu itu untuk melakukan klarifikasi. Sulit memang membujuk Alexio untuk melakukan konfrensi pers, namun akhirnya Darion pun berhasil membujuknya dengan alasan demi mempertahankan negara Liechenstein.
Ia tidak perduli dengan namanya yang tercoreng, hatinya kini sangat-sangat sakit mengingat pengkhianatan istri terkasihnya, gadis itu adalah cinta pertama dalam hidup Alexio.
Meski hubungan mereka hanya Long Distance Relationship (LDR), namun mereka tampak sama-sama tidak keberatan, karena tetap dapat berkomunikasi dan bertatap muka melalui panggilan vidio. Sungguh Alexio benar-benar tulus mencintai Odele. Dan menikahinya adalah keinginan terbesarnya.
*
Tiba Di hari pernikahan, sebenarnya Alexio telah mencium gelagat aneh dari Odele, namun sungguh, "Cinta itu buta" pantas di sematkan pada Alexio yang tulus mencintai gadis itu tanpa syarat.
*Di malam pengantin, matanya aneh menatap gadis yang yang bertelanjang bulat di hadapannya dengan berbagai gambar tato dan tindikan menempel pada tubuh ramping itu. "maaf.. jika kamu kecewa setelah melihat tubuh ku.." Odele mengutarakan isi hatinya.
Alexio yang memang terkejutpun menggeleng, "ti.. tidak.. tidak apa-apa" jawabnya tidak ingin membuat istrinya itu bersedih meski kebingungan dan kekecewaan tetap melekat di hatinya.
Lalu sebuah moment mencengangkan pun terjadi, satu hal yang selalu mengganggunya, satu hal yang membuatnya tidak nyaman, satu hal yang bahkan membuatnya menjadi lebih pendiam karena tak mampu mengutarakan isi hatinya tersebut. Hal itu muncul saat mereka baru saja selesai bersenggama dimalam pengantin, Alexio tak mendapati sprei putih yang membungkus kasur pengantinnya memiliki noda merah sedikitpun, ia mengerutkan keningnya berfikir apakah istrinya sudah tidak perawan? karena ini juga kali pertama baginya. Namun ia tak ingin membuat istrinya itu tersinggung, hingga Alexio hanya bisa mengesampingkan hal itu.
Namun ia tetap bertanya-tanya dalam hati, mengingat obrolan singkat mereka melalui panggilan vidio tepat sehari sebelum hari pernikahan tiba, gadis itu menjadi sangat malu saat Alexio menggodanya mengenai malam pertama mereka nanti. Raut wajahnya kala itu terlihat tak berpengalaman, namun saat melakukannya sungguh Odele lah yang menjadi Dominant.
"Sayang.. ada apa?" tanya Odele tak mengerti mengenai sikap bengong Alexio. "Ah tidak.." jawabnya singkat, lagi-lagi mengesampingkan keanehan itu.
Tak berhenti sampai disitu, keanehan lainya tentang Odele semakin terlihat hari demi hari. Hingga terbersit dalam hatinya jika Odelenya bukan lah Odelenya. Namun lagi-lagi tentu Alexio menerima semua keanehan tersebut, dari pada harus kehilangan cintanya. Ya.. menerima semua kekurangan dan kelebihannya adalah jalan yang terbaik.. Dan ia sudah bersumpah tentang itu di hari pernikahan mereka.
*Ruang Konfrensi
Hari itu, semua awak media telah menanti Alexio di lokasi konferensi, ia tak mengira berita ini menjadi sangat heboh hingga begitu banyak pasang mata paparazzi tertuju padanya dengan tatapan intimidasi meminta penjelasan.
Kilatan cahaya camera terus menerpa mereka berkali-kali tanpa henti. Meski di rasa mengganggu, namun ia tak dapat berbuat apa-apa saat ini, karena ada hal lain yang lebih penting dari ini.
"Ehem.." Darion mulai membuka suara di ruang Konfrensi. Lalu dengan tiba-tiba, tanpa kata sambutan sama sekali ucapannya malah di potong oleh anaknya itu tanpa aba-aba. Alexio sungguh bagai tak sabaran kini "aku menyatakan semua yang kalian tuduhkan padaku itu adalah fitnah!!" aku bisa memberi kalian bukti!" ucap Alexio, dan Darion hanya bisa diam tak berkutik, anak lelakinya itu sungguh liar.. susah di tebak, ia bagai kuda liar.. kadang terlihat tenang, kadang juga terlihat garang secara mendadak.
Ia mengambil tablet dari asistennya, dan kembali membuka foto dan vidio hasil penyelidikan Willy. Lalu menunjukkan semua bukti-bukti itu pada awak media. Seluruh mata mengambil gambar yang di tampilkan oleh tablet itu. Kini ia telah memutuskan, mematikan cintanya pada Odele.
Namun tentu saja awak media tidak percaya begitu saja.. karena bukti yang Alexio tampilkan tidak kuat.. dimana hanya menampilkan gambar istrinya berselingkuh. Yang malah semakin menunjukkan ketidak kompetennya Alexio menangani masalah. Pria itu bagai terlihat mengkambing hitamkan istrinya yang berselingkuh.