Aku menggeleng pelan, dan semakin bertambah bingung, ia mengatakan fakta dan kebenaran dalam setiap ucapannya, dan itu membuatku sedikit shok!! tiada satu kata pun yang salah ia ucapkan. Semua adalah benar, memang fakta tentang diriku.
lalu.. adakah yang aku lupakan kejadian di masa lalu? aku masih menimbang-nimbang dan mengingat-ngingat semua hal yang aku lewati di masa lalu, bahkan dari sebelum insident itu terjadi, namun aku tak dapat mengingat satu moment pun yang berkaitan dengan pria ini.
Memang tak ku pungkiri, aku memiliki beberapa ingatan yang memudar.. seakan ingatan itu di hapus atau memang tanpa sadar otak ku yang sengaja melakukan itu. Mungkin karena suatu trauma atau hal lainnya yang berkaitan dengan itu.. hingga membuat otak ku bertindak melupakan.
Semakin aku mencoba mengingat beberapa hal, seperti.. alasan ku berada di balkon paling atas rumah ibuku contohnya. Memori itu seakan semakin menjauh.. tak ada satu ingatanpun yang dapat menjelaskan alasanku berada di sana hingga insident itu terjadi. Namun untuk saat ini, semua kebingungan ini hanya bisa aku telan sendiri..
"Tapi aku salah apa? kita bahkan tidak pernah bertemu, lalu bagaimana caraku bisa menyinggungmu? Setidaknya.. beritahu mengapa kamu memperlakukan aku seperti ini? jika aku mati di tanganmu.. tolong beri aku penjelasan.. agar aku tak akan jadi hantu penasaran karena tak tau kesalahanku kan?"
"Kamu masih berani bertanya?!!" Bentaknya dengan sangat lantang hingga tubuhku terlonjat kaget mendengarnya. "Katakan.. di 2 tahun pernikahan kita apakah kamu pernah berkata jujur?? Apakah kata cinta yang pernah kamu ucapkan juga hanya sebuah kebohongan?!!! Jika kamu sangat menyukai hartaku, aku tak pernah keberatan kamu menghabiskannya!! Tapi mengapa?!!! Mengapa kamu malah menghianatiku!!! Apa kekuranganku?!!!! apa yang lelaki itu punya dan aku tidak punya?!" ucap nya berbicara tepat di wajahku sambil menjambak kuat rambutku. Aku hanya bisa meringis merasakan sakit saat ia mulai menjambaknya.
"Per.. pernikahan??? Pernikahan apa yang anda bicarakan tuan? aku belum menikah.." ucap ku meringis kesakitan karena perbuatannya.
"Masih berani berpura-pura!!!" ucap nya langsung berdiri setelah melepas cengkramannya pada rambutku.
"ikut aku!!" ucapnya lalu menarik tanganku dengan sangat kuat keluar dari ruangan itu. Terlihat oleh ku di lantai bawah, sebuah ruang utama yang begitu besar dan megah bak istana raja-raja, ditambah dengan ornamen ruangan yang di penuhi oleh hiasan-hiasan kristal.. sungguh terlihat seperti sebuah Castle sungguhan.
Di sudut lainnya ada susunan para pembantu wanita dengan seragamnya berjejer bak Manekin, dan tak jauh dari situ juga berjejer para pengawal pria berseragam hitam yang juga berbaris dengan tak kalah rapi. Sungguh aku menyesal tidak membaca berita atau melihat akun gosip disosial media. Aku pernah melihat wajah pria ini berada di sampul majalah ternama. Namun.. hanya sebatas itu.. aku tidak menyangka akan berurusan dengan pria berpengaruh sepertinya. Lalu bagaimana cara ku bisa menyinggungnya? aku benar-benar bingung.. ini bahkan kali pertama aku melihatnya secara langsung.
Klek! Dy membuka pintu yang cukup besar.. aku dapat melihat dari ambang pintu, tempat aku berdiri sekarang. Ruangan Itu adalah sebuah kamar yang berkali-kali lipat lebih besar dari rumah nenek di pulau KARLSÖARNA. ya.. nenek bekerja menjaga cagar alam disana.. pekerjaan yang telah lama menjadi hobbynya.
'APA?!! KAMAR!!? TIDAK?!!' gumamku tersentak.
"MASUK!!" perintahnya.
Aku seakan mati rasa, tubuhku mematung tak dapat aku gerakkan, sungguh aku ingin kabur meski mustahil, namun untuk saat ini, aku benar-benar tidak ingin masuk ke dalam kamar itu dengan pria yang baru saja beberapa menit lalu aku temui.
Dengan tak sabaran, pria itu pun menarikku masuk. Namun aku tidak ingin masuk ke dalam kamar itu bersamanya. Tidak pantas bagiku memasuki kamar berdua dengan pria yang jelas bukan suamiku...
Sebelah tanganku masih bertahan memegang erat pegangan pintu. Berkali-kali ku ucapkan, Aku b tidak ingin masuk. Namun ia tetap saja memaksa dan menarikku dengan kuat.
Aku pun tak ingin menyerah. Aku tetap berpegangan pada daun pintu meski pinggulku sudah merasakan sakit yang teramat sangat karena kegiatan tarik menarik kami. aku tak ingin kalah, aku tak ingin menyerahkan harga diriku dengan mudah.
Ia pun menghentikan kegiatan tarik menariknya denganku, berdiri dan terus menatap ke arahku tajam. Tapi aku tak berani balik menatapnya, aku hanya fokus pada pinggulku yang mulai terasa menusuk.
"Akh!!!" Teriakku seketika. Dy malah menggendong ku di bahunya, bagai kuli panggul mengangkat beras! ~_~ pria ini, memperlakukan ku sesuka hatinya.
"Tolong!!!... tolong.. lepaskan aku, Berengsek!!" suaraku memenuhi seisi ruangan, namun tentu saja teriakan itu sia-sia.
Dibandara saja tak ada yang menolongku, apalagi jelas ini rumah milik si pria gila ini. Tambah tak mungkin ada yang mau menolongku.
Brugh!! Ia melempar ku ke atas kasur dengan sembarangan.
"Awww pinggang ku.. sakit.." aku mulai meringis tak tertahankan.. pinggulku benar-benar terasa sangat menyakitkan, hingga membuat tubuhku menegang merasakan sesuatu yang menusuk di sana. Keringat dingin pun mulai bercucuran, dengan kekuatan yang tersisa aku terus meringsut mundur perlahan menjauhi pria yang mulai naik ke atas kasur mendekati ku.
"kenapa kamu menjauh?" ucapnya kala aku tak bisa mundur lagi, dan ia pun telah berada di atas ku dengan posisi merangkak.
"ja.. jangan tuan.." hanya itu yang keluar dari bibir ku dengan nada bergetar.
"jangan? jangan apa? kamu memikirkan apa? apa ini yang ada di pikiran mu?" ucap nya mengangkat rok dress yang tengah aku gunakan.
"Akh!!! jangan!!" pekik ku lagi menahan rok itu semakin tersingkap ke atas
"masih jangan? mau sampai kapan kamu berpura-pura? bukankah kamu sangat suka bermain permainan ranjang?" ucapnya menyentuh bagian sensitif ku tiba-tiba.
Aku merasa terhina, terpukul, kehilangan harga diri ku secara bersamaan kala ia meletakkan jarinya di situ.
"ti.. daaakkkk… huu uu u hiks.." ucap ku terisak menahan sakit di dada karena hinaan akan tindakan nya padaku barusan. Apa lagi yang selanjutnya akan ia lakukan padaku? aku tidak ingin ia melebihi batas lebih dari ini! aku lebih baik mati!! aku tak akan menerima hinaan ini dan kehilangan harga diri. Aku pun memutuskan untuk menggigit lidah ku sendiri.
Darah segar pun mengalir dari sudut bibir ku, bersamaan dengan pria itu langsung melepasku. melihat nya menjauh, aku pun bernapas lega meski rasa sakit di pinggulku semakin bertambah.
Beberapa tahun yang lalu.. aku pernah terjatuh dari lantai 3. tepatnya di rumah lama ibu ku.. di Gammelstaden swedia. Aku tidak ingat apa pun, selain tayangan terjatuh berguling-guling dari tangga paling atas hingga di lantai 2, lalu tubuh ku pun terlempar keluar menghancurkan pagar di balkon lantai itu hingga membuatku terhempas tepat di atas mobil dengan pinggul yang mendarat lebih dulu, kemudian leherku pun terkulai patah setelahnya.