Chereads / Hujan Matahari / Chapter 5 - Berpihak pada Dokyoung

Chapter 5 - Berpihak pada Dokyoung

Ceklek

Gakyoung masuk kedalam rumahnya setelah berhasil membuka pintu dengan memasukkan beberapa digit angka yang sebelumnya sudah diatur oleh kedua orang tuanya.

Gadis cantik itu melepas sepatunya dan melemparnya asal sehingga sepatu sekolah miliknya itu tidak tertata rapih di rak sepatu seperti sebelumnya.

"Oh Gakyoung-a, uridal (anakku) kamu sudah pulang sekolah sayang."

Begitu Gakyoung masuk kedalam rumah dan berjalan ke ruang tamu, ia langsung disambut oleh sang ibu yang sudah menunggu kepulangannya sedari tadi.

"Eomma~" rengeknya sambil memeluk tubuh kurus ibunya itu dengan erat, ia benar-benar rindu dengan wanita yang sudah melahirkannya itu karena Gakyoung akhir-akhir ini sangat sulit bertemu dengan ibunya.

Karena jadwal syuting sang ibu yang sangat padat membuat Gakyoung sulit untuk bertemu dengan ibunya.

"Sepertinya kamu terlihat lelah sekali sayang, hum? Apa hari ini kegiatan disekolahmu begitu padat?." tanya Seojin pada anak gadisnya sambil mengendus puncak rambut Gakyoung, "Uhmm rambutmu bau matahari sayang."

"Itu karena aku berjalan kaki dari halte, Eomma." jawab Gakyoung sambil menjauhkan kepalanya dari sang ibu.

Seojin terkekeh melihat anak gadisnya itu segera menjauhkan kepalanya itu darinya, "Eomma hanya bercanda sayang hehe." ucapnya sambil meraih kembali kepala sang anak dan menciumnya dengan penuh kasih sayang.

"Bukankah Eomma sudah membelikanmu sepeda untuk kamu pakai sampai ke halte, tapi kenapa kamu tidak menggunakannya dan lebih memilih untuk berjalan kaki?" tanya Seojin sambil merapikan surai panjang anak gadisnya.

Gakyoung mendongakkan kepalanya dan menatap sang ibu, "Eoh, apa Eomma kelelahan?" tanyanya sambil mengelus wajah sang ibu yang terlihat sangat kelelahan itu.

Seojin tersenyum lalu diraih tangan anak gadisnya yang berada di wajahnya, "Aniyo (Tidak). Eomma tidak lelah, justru Eomma merasa senang sekali karena kerja keras Eomma mendapat respon baik dari publik."

Dipeluknya tubuh sang ibu lebih erat dari sebelumnya dan menyembunyikan wajahnya didada ibunya, "Aigo Eomma, Gakyoung tidak mau melihat Eomma kelelahan karena jadwal syuting Eomma yang sangat padat itu, rasanya Gakyoung ingin memarahi Hoseok Samchon (Paman) yang sudah membuat Eomma kelelahan karena syuting."

Seojin terkekeh mendengar ungkapan kekhawatiran dari anak gadisnya itu, "Kamu tidak perlu mengkhawatirkan kondisi Eomma sayang, yang harus Gakyoung lakukan saat ini adalah sekolah dengan benar dan mendapat nilai yang bagus, dengan begitu kerja keras Eomma dan Appa tidak akan sia-sia."

"Siap Eomma, Gakyoung pasti akan sekolah dengan benar dan membuat Eomma serta Appa bangga denganku."

"Arraseo. Lalu apa yang membuat putri cantik Eomma ini cemberut saat masuk ke dalam rumah tadi, eoh?." tanya Seojin lagi.

Gakyoung menekuk kembali wajahnya ketika sang ibu bertanya padanya mengenai apa yang sudah membuatnya kesal hari ini.

"Wae? (Kenapa), kenapa kamu hanya diam saja.  Eomma sedang bertanya padamu sayang." ujar Seojin sambil menjauhkan wajah Gakyoung dari dadanya untuk melihat apa yang terjadi pada anak gadisnya itu.

"Youngdo Oppa sudah membohongi aku Eomma."

Alis Seojin menukik tajam ketika anak gadisnya itu menyinggung tentang kekasihnya.

Biasanya Seojin yang lebih dulu menanyakan tentang Youngdo pada anak gadisnya.

Namun apa yang terjadi sehingga membuat Gakyoung tiba-tiba menceritakan tentang kekasihnya itu lebih dulu sebelum ia menanyakannya.

"Berbohong bagaimana sayang, lebih baik kita duduk lebih dulu sebelum kamu membicarakan Youngdo pada Eomma." Seojin menuntun anak gadisnya itu untuk duduk disofa ruang tamunya.

"Ceritakan pelan-pelan pada Eomma, hum?."

Gakyoung menundukkan kepalanya saat mengingat sebuah fakta yang dikatakan oleh teman sebangkunya tadi pagi.

"Saya-ng."

"Ternyata Youngdo Oppa sudah membohongi Gakyoung, Eomma."

"Membohongimu bagaimana, Eomma tidak mengerti jika kamu menceritakannya sepotong-potong seperti ini."

"Youngdo Oppa ternyata tidak pergi ke Geochang namun dia masih berada di Seoul, Eomma."

"Bukankah Youngdo sudah bilang padamu jika dia ingin menjenguk keluarganya di Geochang untuk beberapa hari ke depan?."

Gakyoung menganggukkan kepalanya, "Iya Eomma, namun tadi Yoonbi berkata padaku bahwa kemarin dia melihat Youngdo Oppa sedang makan di sebuah restoran yang tempatnya tidak jauh dari apartemenku bersama dengan seorang gadis, Eomma." ujar Gakyoung dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Apa kamu sudah menanyakannya langsung pada Youngdo tentang hal ini?."

Gakyoung menggelengkan kepalanya, "Belum Eomma. Gakyoung belum siap jika Youngdo Oppa benar-benar telah membohongi aku."

Dielus puncak kepala anak gadisnya itu dengan penuh kasih sayang, "Gakyoung-a, Eomma mohon padamu untuk menanyakannya lebih dulu pada Youngdo agar semua kesalah pahaman ini bisa diluruskan."

"Bagaimana jika ternyata Youngdo Oppa memang berselingkuh dibelakangku, Eomma?."

"No no no kamu tidak boleh berpikiran seperti itu sayang, lebih baik kamu segera menanyakannya pada Youngdo agar kamu tidak berpikiran yang tidak-tidak tentang dia."

Melihat anak gadisnya yang hanya diam saja,  Seojin memilih untuk memeluk tubuh Gakyoung dan mengusap punggung sempit itu berniat menenangkan sang anak.

Seojin sangat tahu jika saat ini anak gadisnya itu sedang menahan isakannya, "Mungkin kemarin Youngdo memang belum berangkat ke Geochang sayang dan bisa jadi gadis yang bersama dengannya itu adalah teman kuliahnya. Kamu tidak boleh langsung menyimpulkannya seperti itu sayang, kamu harus menanyakannya dulu pada Youngdo tentang kebenaran itu."

"Bahkan tadi pagi Youngdo Oppa mengatakan padaku bahwa dia sudah berada di Geochang Eomma, lalu bagaimana bisa kemarin Yoonbi melihat Youngdo Oppa berada di restoran dengan seorang gadis. Bukankah itu artinya Youngdo Oppa telah membohongi aku." ujar Gakyoung sambil menyembunyikan wajahnya didada sang ibu dan menangis disana.

"Aigo... Rupanya anak gadis Eomma ini sedang cemburu, huh?." dielusnya surai panjang anak gadisnya itu.

Gakyoung menggelengkan kepalanya, "Gakyoung hanya takut dikhianati lagi, Eomma. Aku sudah terlanjur mencintai Youngdo Oppa."

Seokjin tersenyum mendengar perkataan sang anak, "Eomma yakin jika Youngdo tidak akan berani mengkhianatimu sayang, Eomma percaya jika Youngdo mencintai kamu dengan tulus. Bukankah kamu juga bisa melihat ketulusan Youngdo saat bersama denganmu."

Gakyoung mengangguk, "Hummm... Gakyoung hanya takut dimanfaatkan oleh Youngdo Oppa karena dia mengetahui latar belakang keluarga kita, Eomma."

"Kamu tidak boleh berkata seperti itu sayang. Percayalah jika Youngdo tidak sama seperti Jongin yang hanya menginginkan harta kita saja."

Gadis cantik itu menganggukkan kepalanya lagi meskipun hatinya berat untuk mengiyakan perkataan sang ibu.

Jujur saja akhir-akhir ini Gakyoung merasa ada yang berbeda dengan kekasih hatinya itu.

"Youngdo Oppa bahkan mengganti password apartemennya tanpa memberi tahuku lebih dulu dan aku juga tidak boleh asal datang ke apartemennya dengan alasan dia yang sibuk dengan skripsinya. Sudah sepantasnya bukan jika aku curiga dengan sikapmu yang akhir-akhir ini berubah padaku, Oppa" ucap Gakyoung dalam hatinya.

"Bagaimana jika kita makan pizza dengan keju mozarella yang lumer di-"

Ucapan Seojin terpotong karena anak gadisnya itu menggelengkan kepalanya, "Bukankah pizza dengan keju mozarella yang lumer itu adalah makanan favoritmu sayang?."

"Saat ini Gakyoung tidak menginginkannya, Eomma. Gakyoung hanya butuh Youngdo Oppa disini."

"Aigooo anak gadis Eomma ini nampaknya sudah sangat mencintai Youngdo rupanya"

Gadis cantik itu menganggukkan kepalanya, "Tentu saja"

"Lalu bagaimana dengan Oppamu, apa kau juga mencintainya seperti kamu mencintai Youngdo?."

Gakyoung langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Aku sama sekali tidak mencintai Dokyoung-awhh." ringis Gakyoung ketika bibirnya ditepuk pelan oleh sang ibu, "Eomma kenapa memukul bibirku." ujarnya tidak terima.

"Sudah berapa kali Eomma dan Appa memperingatkanmu untuk memanggil Dokyoung dengan sebutan Oppa, kenapa kamu masih memanggilnya dengan nama saja."

"Mck, dia itu menyebalkan Eomma jadi aku tidak perlu memanggilnya Oppa."

"Walaupun Oppamu itu menyebalkan namun dia lebih tua darimu, sudah sepantasnya kamu memanggilnya dengan sebutan Oppa, sayang."

"Gakyoung tidak mau, lagi pula kita hanya selisih 3 tahun saja Eomma. Jangan berlebihan seperti itu."

Seojin menggelengkan kepalanya lalu menarik wajah anak gadisnya agar menatap kearahnya, "Dengarkan Eomma, Dokyoung itu adalah kakakmu jadi kau harus menghormatinya, Eomma tidak mau memiliki anak gadis yang tidak sopan dengan kakaknya sendiri."

"Tapi-mph."

"Ssttt Eomma tidak mau mendengar alasan kamu lagi." ucap Seojin sambil menempelkan jari telunjuknya dibibir sang anak, "Sebaiknya kita segera makan, Eomma sudah menyiapkan kimchi kesukaanmu."

Artis cantik yang sudah memiliki dua orang anak itu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju ruang makan meninggalkan anak gadisnya yang masih duduk ditempatnya.

"Aih Eomma selalu saja membela Dokyoung, kapan semua orang dirumah ini berpihak padaku." ujar Gakyoung sambil berjalan menyusul sang ibu.