Chereads / Hujan Matahari / Chapter 6 - Dasar Lee Donghyuk

Chapter 6 - Dasar Lee Donghyuk

"Minhyun-a"

Lelaki yang namanya baru saja di panggil oleh sang nenek itu pun segera menoleh "Oh iya Halmeoni (Nenek), ada apa?" ujarnya sambil menghampiri sang nenek.

Nenek Minhyun itu menepuk kursi di sebelahnya "Duduklah"

Tidak menunggu lama, Minhyun segera mendudukkan bokongnya dikursi samping neneknya "Ada apa Halmeoni, ada yang ingin Halmeoni bicarakan denganku?"

"Bagaimana dengan kondisi Hyemi apa dia sudah ada kemajuan dari terakhir kali Halmeonie menjenguknya ke Seoul?"

Minhyun menatap sang nenek yang sudah merawatnya beserta adiknya itu sebentar "Kemarin Minhyun menjenguk Hyemi di Seoul, namun belum ada kemajuan dari kondisi terakhirnya Halmeoni justru kondisi Hyemi semakin memburuk" ujarnya setelah itu Minhyun menunduk.

Wanita tua bernama GyuJi itu mengelus punggung cucu lelakinya dan tersenyum "Kau harus bersabar dalam merawat Hyemi karena hanya kau yang dimiliki olehnya saat ini,  Halmeonie hanya bisa berdoa semoga Hyemi lekas sembuh dan bisa kembali tinggal di rumah ini bersama dengan kita"

Minhyun mengangguk lalu menghela napasnya pelan "Begitu juga dengan Minhyun, Halmeoni. Hanya Hyemi dan Halmeonie yang Minhyun miliki di dunia ini. Minhyun tidak mau kehilangan salah satu diantara kalian"

"Halmeonie mengerti bagaimana perasaanmu, Minhyun-a. Tapi kau harus semangat bekerja demi kesehatan Hyemi, meskipun Halmeoni juga mendapat penghasilan dari hasil bekerja menjadi relawan dirumah sakit, namun itu semua tidak akan cukup untuk bisa membiayai kebutuhan Hyemi selama dia dirawat di rumah sakit"

Lelaki yang memiliki surai berwarna hitam kecoklatan itu menggenggam tangan sang nenek yang ada dipahanya "Halmeoni tidak perlu memikirkan tentang biaya perawatan Hyemi, Minhyun yang akan menanggung semuanya" Minhyun menepuk dadanya dan menatap sang nenek "Minhyun hanya ingin Halmeoni selalu mendoakan Hyemi agar dia cepat sembuh"

"Halmeoni pasti selalu mendoakan cucu Halmeoni yang cantik itu, Halmeoni juga sudah sangat merindukan Hyemi"

"Kalau begitu Minhyun harus segera berangkat bekerja karena hari ini aku mendapat shift malam, Halmeoni"

Gyuji mendongak ketika cucu lelakinya itu beranjak dari kursinya "Apa itu artinya kau akan pulang larut malam lagi"

Minhyun tersenyum dan mengangguk "Mungkin Minhyun akan pulang larut malam nanti jadi Halmeoni tidak perlu menunggu aku pulang, Arrachi? (Mengerti?)"

"Iya. Halmeonie mengerti, Minhyun-a"

"Jika sesuatu terjadi Halmeoni harus segera menghubungiku"

Nenek Gyuji mengulas senyumnya "Iya, Minhyun-a"

Minhyun pamit undur diri dari hadapan sang nenek untuk menuju ke kamarnya mengambil sepatu yang biasa ia gunakan untuk bekerja itu.

Setelah ke luar dari dalam kamarnya, Minhyun melihat sang nenek yang masih duduk disana sambil menatap kearahnya.

"Halmeoni istirahat saja, Minhyun akan segera berangkat. Jangan lupa kunci pintu dari dalam, Minhyun sudah membawa kunci serepnya jadi Halmeoni tidak perlu menunggu aku pulang" ujar Minhyun sambil mencium pipi sang nenek.

"Berhati-hatilah" ujar Gyuji sambil mengekori cucu lelakinya itu keluar dari dalam rumahnya.

Tangannya melambai ketika melihat motor cucunya itu sudah mulai meninggalkan kediamannya.

Nenek GyuJi menghela napasnya lalu memutar tubuhnya dan masuk kedalam rumahnya "Maafkan Halmeoni Minhyun-a, karena Halmeonie sudah menyembunyikan sebuah kebenaran ini darimu"

***

BRUKK

Lelaki berkulit tan itu membuang tubuhnya di kasur empuk miliknya dan menatap langit-langit kamarnya.

Kedua tangan yang berada dibelakang kepalanya sengaja ia gunakan sebagai bantal "Bagaimana jika anak-anak DREAM tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Minhyun hyung pasti mereka semua akan kecewa pada Minhyun hyung karena sudah berbohong tentang kondisi keluarganya"

Dibuang pandangannya pada foto masa kecil dirinya dengan Minhyun. Sang sahabat.

"Jika mereka mengetahui tentang kondisi Hyemi yang sebenarnya, apa mereka masih mau berteman dengan Minhyun hyung?" lirihnya.

Donghyuk memposisikan dirinya untuk duduk "Kenapa aku tidak menginap saja di apartement Youngdo hyung, bukankah dia punya apartemen di Seoul" ujarnya dengan mata yang berbinar.

"Tunggu, tapi apa Youngdo hyung akan mengijinkan jika aku dan anak-anak DREAM menginap disana. Tapi jika aku tidak mengajak anak-anak DREAM menginap di apartemen milik Youngdo hyung,  bagaimana dengan Minhyun hyung dan Hyemi. Aku yakin sekali jika saat ini Minhyun hyung sedang kebingungan untuk menyembunyikan Hyemi agar anak-anak DREAM tidak melihatnya. Aku harus membantu Minhyun hyung"

Lelaki itu turun dari kasurnya dan meraih ponselnya yang tadi ia taruh di kantong jaket kulit berwarna hitam miliknya.

"Auh,  semoga Youngdo hyung menjawab panggilan dariku" ujarnya setelah menempelkan ponsel miliknya di telinga kanannya.

Tuutt tuutt tuutt

"Youngdo hyung aku mohon angkatlah telpon ku" lelaki berkulit tan itu menggigit bibir bawahnya.

Tuutt-

"Oh Echan-a"

Gigitnya dibibirnya lepas ketika mendengar suara sang kakak dari seberang sana "Hyung jangan memanggilku dengan nama itu..."

Terdengar suara tawa dari kakak lelakinya diseberang sana "Haha maafkan aku Donghyuk-a, aku sudah terbiasa memanggilmu dengan nama itu"

"Hyung..."

"Mwo? (Apa?) Kenapa kau menelpon ku, apa terjadi sesuatu padamu atau terjadi sesuatu dengan Appa dan Eomma?"

"Aniyo (Tidak). Hyung~"

"Mwo... Ada apa, cepat katakan apa tujuanmu menelponku karena aku sedang sibuk saat ini"

Donghyuk duduk di kursi meja belajarnya "Minggu depan aku ingin ke Seoul"

"Mau apa kau ke Seoul? Appa dan Eomma bahkan tidak berencana akan menjenguk ku"

"Aku ke Seoul bukan untuk menjengukmu,  Hyung. Aku beserta anak-anak DREAM akan ke Seoul untuk menyelesaikan suatu permasalahan"

"Permasalahan apa huh, ingat ya kau itu masih SHS jadi jangan berlagak memiliki urusan"

Donghyuk menghela napasnya "Aku serius, Hyung"

"Lalu permasalahan apa yang membuat kalian datang ke Seoul"

Donghyuk mengigit bibirnya lagi "Aku tidak mungkin mengatakan pada Youngdo hyung jika aku datang ke Seoul untuk balapan dengan Lucas. Jika Youngdo hyung sampai mengetahuinya, dia tidak akan mungkin mengijinkan aku untuk memakai motornya lagi" ucapnya dalam hati agar tidak bisa didengar oleh sang kakak.

"Donghyuk-a"

"Oh hyung... "

"Kenapa kau diam saja, apa permasalahan yang membuat kalian datang ke Seoul" tanyanya lagi.

"Ehmm ini urusan anak muda Hyung, jadi kau tidak perlu mengetahuinya"

Diseberang sana Youngdo sedang menahan kesalnya karena ucapan Donghyuk "Aku juga masih muda asal kau tahu, ijinkan aku untuk menjadi member DREAM"

"Shireo (Tidak mau), sudah berapa kali aku mengatakannya padamu bahwa kau tidak cocok untuk menjadi member DREAM, kau itu terlalu tua untuk kami"

"Yak! Kalau begitu putus saja sambungan telponnya! Yaishh" habis sudah kesabaran Youngdo menghadapi sang adik.

"Aku bahkan belum berbicara apa tujuanku menelponmu"

"Maka dari itu cepat katakan! Aku sedang sibuk sekarang"

Donghyuk beranjak dari tempat duduknya dan berdiri didepan jendela kamarnya "Aku hanya ingin mengatakan padamu bahwa aku akan menginap di apartemen milikmu bersama dengan anak-anak DREAM" ujarnya.

Kedua bola mata Youngdo membulat seperti akan keluar dari tempatnya setelah mendengar perkataan sang adik "APA KAU BILANG?!"

Sontak Donghyuk langsung menjauhkan ponselnya dari telinga ketika mendengar teriakan sang kakak dari seberang sana "Ya YA YAK! Jangan berteriak seperti itu hyung kupingku mendengung karena teriakanmu"

"Kalian akan menginap di apartemenku?!" tanya Youngdo sekali lagi untuk memastikan jika tadi ia salah mendengar bahwa adik lelakinya itu akan menginap di apartemen miliknya.

Lelaki berkulit tan itu tersenyum sangat manis "Majayo (Betul sekali), aku yakin jika pendengaran hyung masih normal untuk bisa mendengar perkataanku tadi"

"Kau mengijinkan aku dan teman-temanku untuk menginap di apartemenmu bukan" lanjutnya.

"Andwae (Tidak bisa), aku tidak akan mengijinkanmu dan teman-temanmu yang berisik itu menginap di apartemenku" sahut Youngdo dengan cepat.

Nampaknya Donghyuk harus memutar otak agar sang kakak mengijinkannya untuk menginap di apartemennya "Ehmm sebenarnya aku sudah mengatakan ini pada Eomma dan beliau mengijinkan aku untuk menginap di apartemenmu, hyung"

Youngdo menyisir rambutnya ke belakang "Jangan bilang kau mengatakan pada Eomma bahwa kau datang ke Seoul untuk menjenguk aku"

Donghyuck menjentikkan jarinya "Tentu saja. Hwahh sepertinya kau sudah pintar membaca pikiranku hyung"

Youngdo menghela napasnya frustasi lalu melipat bibirnya kedalam untuk menahan amarahnya yang siap untuk meledak itu "Bagaimana kau bisa melakukan hal itu padaku, Donghyuk-a"

"Aku melakukan itu agar kau mengijinkan aku untuk menginap di apartement milikmu minggu depan, hyung"

Nampaknya Youngdo harus banyak bersabar memiliki adik seperti Donghyuk yang selalu bertingkah semaunya sendiri, untung ia tinggal di Seoul jika tidak maka Donghyuk harus berhati-hati saat ingin mencari masalah dengannya. Haha