Cermin mimpi kembali menyajikan kisah di depa Aksa.
***
Tentang perempuan, dan apa-apa yang tak disadarinya
***
"Bagi siapapun yang mencintai pertemuan, harus paham konskwensi perpisahan"
Hari itu, telah mengajariku berbagai hal. Kesederhanaan yang melegakan. Juga mengharukan. Melepas sahabat, yang sudah enam tahun bersama, tentu tak begitu mudahnya. Terlebih, kala perpisahan itu akan tiba, suatu hal yang mengganjal begitu menyulitkanku. Tuk memahami bagaimana mensenyumi perpisahan.
"Kenapa gak coba telpon lagi aja ke wartel? Pokoknya kamu mesti lanjut sekolah, Ris!" paksaku kala itu.
"Kemarin udah sama sama Sari, Div. Tapi tetep gaboleh," ia hanya menjawab lesu apa adanya.
"Ya coba lagi besok! Apa perlu aku juga temenin? Kita sama-sama ke wartel bilang ke mbamu, biar bantu kamu sekolah?"
"Gausah, Nay. Percuma," ia makin menundukkan wajahnya.