***
Tidak Ada Perempuan Yang Menangis Malam Ini
"Kekuatan bertopeng kelemahan itu bernama tangisan perempuan."
Tiada ada bunga yang tak suka disiram. Apalagi dipupuk. Bunga anggrek sekalipun—tetap membutuhkan air—kesejukan. Begitupun Rahsa. Matahari yang tak kunjung lelah. Entah mengapa ia percaya hakikatnya, hati setiap orang lembut adanya. Terlebih perempuan. Ia suka mendengar petuah. Dari siapa saja. Sekelilingnya mengenal Rahsa sebagai matahari paling tabah hati.
Rahsa sering menostalgiakan rindu. Mendengarkan aneka kisah untuk sebuah kasih. Tentangnya yang sedari dulu katanya pemalu. Pun yang katanya bicaranya lembut. Saat itu, ia disuruh ke warung beli obat. Ia sampai mengucap ulang tiga kali. Dan penjual tokonya sampai terseyum mendekatinya, "Bicaranya lembut sekali, Nak."