Chereads / Metamorfosa Cinta / Chapter 17 - Kim Jia

Chapter 17 - Kim Jia

Kim Jia sedang berada di hadapan laptopnya saat ini. Setelah tamat nonton drama, dia merasa sangat bosan. Dia mulai mengetik untuk blognya yang diberi nama "Kim's Daughter". Tulisannya ia beri judul 'Arti Seorang Adik'.

[ Ada enggak sih yang lebih menyenangkan daripada punya adek yang baik hati? Jawabnya adalah ADA. Ada kalanya adek baik hati akan kalah pamor oleh adek polos nan lugu. Seperti adikku yang bernama Kim Jang Joon. Tapi lebih akrab disapa Jeje/JJ. Kalau aku sih punya panggilan sayang beda lagi. Aku biasa memanggil adikku dengan nama 'Jijik'.

Jijik seperti kelakuannya yang menjijikkan. Hahaha ... sebenarnya enggak juga sih. Aku cuma ingin beri nama yang beda aja, makanya aku panggil dia JOONIE bukan JIJIK lho ya!

Tadi itu typo :P .

Jadi kalau panggil dia sambil nyanyi gini;

# Joonie! Joonie!

Yes, Noona

Eating cireng?

No, Noona

Telling lies?

No, Noona

Open your mouth!

Ha, ha, ha! #

Ribet amat keluarga kami, ya?

Panggilan saja pakai irama :P

Oh, iya lupa. Kami ini anak blasteran Jawa-Korea lho. Mama Yoona berasal dari Korea Selatan, dan Babe Jae asli orang Jawa. Kisah masa lalu mereka itu rumit. Dan aku tidak paham dengan kisah mereka.

Yang jelas, Babe Jae itu anak angkat kakekku Kim Jaerim sebelum menikah dengan Mama Yoona. Jadi, marga kami jadi ikutan Kim, meski Babe asli orang Indonesia. Tapi, kamu tidak mempermasalahkan soal marga.

Sejak kecil, aku sangat menyayangi adikku lebih dari apapun. Tapi itu bohong. Aku lebih suka dan sayang oppa-oppa di drama daripada adikku.

Arti adik bagiku itu adalah tempat pembuangan. Setiap kalian punya makanan sisa atau pakaian sisa atau benda apapun bekas kita pakai, pasti nanti akan diberikan pada adik kita, bukan?

Tunggu! Aku menyinggung pakaian ya tadi?

Memang benar kok, si JJ suka ambilin bekas kaos oblongku.

Berarti benar donk, kalau aku menyebut adikku tempat pembuangan?

Punya adik yang polos seperti JJ itu banyak untungnya. Jadi, tiap Babe beliin apapun pasti paling banyak bagianku.

Nah, kadang bagian JJ juga aku rebut. Seperti waktu Babe bawain kami makanan. Makanya badanku semok seperti ini juga gara-gara kepolosan si JJ itu.

Selain sebagai tempat pembuangan, seorang adik juga bisa menjadi tempat pelampiasan. Dan untungnya adikku yang polos itu manut aja.

Seperti saat aku abis putus sama pacar, si adek selalu jadi karung tinju terbaik buat nerima tiap bogemku.

Kadang kasihan juga sih. Tapi dianya manut kok. Itulah lebih menyenangkannya punya adik polos daripada baik. Karena biasanya, kebaikan itu akan berubah seiring berjalannya waktu.

Adikku yang bernama Jang-joon tuh lahir tanggal 27 Desember lima belas tahun yang lalu. Sekarang umurnya 15 tahun, lebih muda 1 tahun dari teman-temannya di kelas 1 SMA Hwarang. Seharusnya, kami beda dua tingkat kelas, sekarang jadi cuma beda satu tingkat kelas gara-gara adekku masuk sekolahnya kecepetan.

Makanan favorit adikku itu cireng. Dia akan merasakan sesak napas kalau tak makan cireng sehari. Adikku memang langka. Hari ini cireng rasa jagung bakar, besok rasa  balado, besoknya lagi rasa ayam panggang, besok besoknya lagi rasa sapi panggang. Begitu seterusnya. Untung babe udah nyiapin sesajen itu tiap hari.

Warna favorit adikku itu adalah biru. Tapi pakaiannya didominasi warna pink dan magenta. Elah, cewek banget. Tapi dia memang sifatnya lembut banget lho. Tapi, masih normal kok. Hanya saja agak manja.

Adikku itu hobinya gambar dan masak. Jadi enak banget punya adik seperti dia, bisa diandalkan.

Sering bantu Babe di dapur. Kadang Babe nyebut JJ lebih cocok jadi anak perawannya daripada aku. Aku sih cuma bisa senyum aja :) .

Kan aku satu-satunya perempuan di rumah, jadi aku merasa sebagai ratu di sini.

Ada yang senasib denganku?

Kembali bahas tentang adikku. Biarpun dia polos dan lugu gitu, di sekolah dia termasuk kelompok anak FREAK. Nilainya pas-pasan, suka melanggar peraturan sekolah, sering bergaul dengan berandalan, lemot, baperan, labil dan sifat yang menjengkelkan itu adalah GAK PEKA.

Bahkan hingga umurnya 15 tahun dia belum pernah ngerasaain yang namanya CINTA. Polos banget, 'kan?

Sekian ulasan singkatku tentang adik. Lebih dari apapun sebenarnya kita menyayangi adik kita. Cuma terkadang ego kita tak mau mengakuinya. Kita takut dikatain masih kecil yang suka main ama adiknya. Tapi, sebenarnya aku sayang juga kok pada adikku.

Dia sungguh berarti bagiku dan bagi babe.

Sampai jumpa di tulisanku yang lainnya! :* Next time mungkin aku bakal mengulas tentang sosok Babe bagi kami. ;) ]

Kim Jia berhenti mengetik di laptopnya. Ia membaca tulisannya sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk mem-publish tulisannya.

To be continued...

Sekian, Gengs

Sedikit intro dari Kim's Family. Selanjutnya, mari kita intip keluarga sebelah Takahashi's Family.