Chereads / Metamorfosa Cinta / Chapter 18 - Takahashi Nana

Chapter 18 - Takahashi Nana

{Nana POV}

Hajimemashite, Mina-san! (salam kenal, Semuanya)

Watashi namae wa Takahashi Karina (Nama saya Takahasi Karina).

Itu nama Jepangku, tapi kalau nama Indonesiaku Nana saja.

Namun, para Takahashi memanggilku Hime yang artinya Tuan Putri. Yah, walau sebenarnya aku lebih cocok jadi Kaisarina (Permaisuri) yaaa ...

Ada asal-usulnya lho, kenapa namaku ada dua. Aku ada turunan Jepang-indonesia soalnya.

Hehehe ... ano, aku mau gaet Paman Jaelani. Itu loh, babenya curut ama musang. Aduh ... aku lupa nama mereka. Ya maklum saja, aku baru menjadi tetangga mereka sih. Sebelum ini, aku tinggal di Jepang.

Meski seperti itu, aku seperti sudah kenal mereka sejak lama. Entah kenapa, mereka terasa begitu dekat denganku. Tapi, masa iya? Atau mungkinkah aku pernah tinggal di Indonesia sebelumnya? Entahlah, aku tidak memiliki ingatas masa kecil karena aku pernah mengalami sebuah trauma. Aku sedang tidak ingin membahasnya.

Nanti akan kuceritakan masalah nama Jepang-ku dan asal-usul aku memanggilnya Paman Kumis yang sudah punya anak dua dengan sebutan 'Bang Jae'.

Sekarang, kita cerita tentang awal kepindahan kami ke negeri Zamrud Khatulistiwa ini!

Jadi, ceritanya aku dan keluargaku adalah tetangga baru Babang Kim Jaelani!! Kyaaaaaa!! Dia tampan loh!

Baiklah, maksudku Paman Jae, duda beranak dua tadi.

Tapi ... Papa melarangku memanggil lelaki yang lebih muda dari papaku itu dengan sebutan 'Abang' karena kata papa itu tak sopan. Padahal, menurutku itu romantis. Bukankah begitu?

Akan kuceritakan pada kalian awal dari kisahku dan keluargaku menjadi tetangga baru Kim.

Hari itu, bukan hari ini ... entah hari apa, aku lupa. Sungguh, aku lupa sekali!

Papa memarkirkam mobilnya di sebuah halaman rumah lumayan bagus, tapi agak aneh. Ini bukan cerita horror yaa, jangan salah kira.

Mobil papa berisi lima makhluk yang tentu saja bukan astral, tapi mungkin sebangsanya. Papa, aku, Kyosuke Aniki, Shikasuke Niini, dan Shinosuke Onii-chan.

Aku memiliki tiga orang kakak. Kakak pertama bernama Kyosuke. Sedangkan, kakak keduaku itu kembar bernama Shikasuke dan Shinosuke.

"Sekarang, kita tinggal di sini! Mina-chwan!" kata Papa dengan semangat '45-nya. Padahal kalau dipikir-pikir moyangnya papa yang penjajah, kenapa papa yang memiliki semangat '45? Papaku asli orang Jepang, ingat?

"Cih!"

Kudengar Aniki mendecih tak suka.

Heleh!

Padahal, aku tahu benar, Aniki pasti bersorak ria dengan kepindahan kami. Biar bisa move on dari uke-nya! Dan cari Uke baru! Ah, ketebak mah dia.

Nama boleh ada Uke-nya, tapi sejatinya, Kyosuke Aniki tuh Seme tulen! Hahaha becanda!

Tapi kalau benar, aku akan mencarikan uke yang pantas nih!

Ada Kim Jae Wook, sebagai kandidat utama dan satu-satunya! Uhuiii!!! Asal kalian tahu saja, si Wookie itu, kissable! Bule Perancis aja ketagihan kok. Apalagi aku yaaa? Ahahaha nista sekali anakmu, Pa!

Okey, mari kita lihat kakak-kakakku yang lain. Mereka bergumam entah apa, soalnya hampir sama seperti orang berkumur-kumur.

Nah! Ini kisah utamanya!

Kisah perjumpaanku dengan ehem, 'dirinya yang mempesona', ahaiii!

Oh, oh, siapa dia? Nyanyiin loh yaa pas bacanya!

Jadi, begini...

Saat kami akan memasuki mansion yang sangat berdebu itu, datanglah tiga sosok yang matanya sipit-sipit seperti papa dan kakak-kakakku.

Heran, kenapa hanya aku yang matanya tidak sipit. Atau aku hanya anak pungut? Astaga! Drama sekali hidupku kalau itu sampai kenyataan.

"Adek, Kakak! Beri salam pada Paman Kensuke," perintah Paman kumis nan mempesona. Duh, sumpah! Jantungku langsung berdegup kencang saat melihatnya. Seperti perasaan rindu yang maha dahsyat. Kenapa, ya?

Dan kumis tipis di atas bibirnya itu sungguh menggemaskan.

Aihh! Boleh kucukur kumisnya?! Tapi, nanti tidak macho lagi, dong? Baiklah, apa boleh kuelus-elus kumisnya?

"Salam Namaste, Paman!" ucap perempuan agak 'uhuk' berisi badannya.

"Assalamu'alaikum, Paman."

Bersambung ....