Hembusan semilir angin pagi hari menerpa gorden kamar. Jendela balkon masih dalam keadaan terbuka lebar dan kelopak-kelopak bunga mawar sisa semalam masih bertaburan di setiap susut kamar namun sebagian telah terbang terbawa oleh angin. Nyala api lilin-lilin hias telah padam sejak dari semalam. Dua tubuh polos tanpa sehelai benang masih saling berpelukan meringkuk dalam hangat selimut tebal.
Kilau sinar matahari yang masuk melalui jendela balkon terasa hangat menyapa wajah lelah pemuda ramping berparas manis itu. Algis mulai menggeliatkan tubuhnya, perlahan mata bulatnya mulai terbuka menangkap pemandangan kamar yang brantakan akibat malam panas yang ia lalui bersama pria tampan tercintanya yang sekarang ini sedang memeluk erat tubuh rampingnya.