Pertemuan Algis dengan Maura tempo hari, menyisakan kegelisahan semakin mendera hatinya. Algis mencoba menepis, dan membuang segala macam pikiran negatif tentang pria kesayangannya yang belakangan ini berubah.
Namun tetap saja, hatinya tidak tenang. Dia sangat gelisah, rasa takut dan curiga mulai menggerogoti hatinya. Banyak prasangka berkecamuk di dalam benaknya. Bagaimana jika apa yang dikatakan Maura benar, bagaimana jika Panji mulai bosan pada dirinya. Lalu mencari kesenangan di luar sana, seperti yang Maura katakan.
Semakin hari Panji semakin terasa menjauh, jika hari kerja pria itu akan berangkat pagi-pagi sekali lalu pulang larut malam. Tak jarang ketika Panji pulang Algis sudah terlelap tidur. Jika di hari libur Panji akan menyibukkan dirinya di ruang kerjanya. Pria itu bisa berjam-jam lamanya berkutat dengan pekerjaannya yang seakan tak ada habisnya.