Chapter 81 - Pinggang

Maya terkejut, lehernya menegang dan menoleh perlahan, mengalihkan pandangannya ke pintu. Ketika dia melihat Hendra berdiri di sana, memikirkan tentang dirinya dan postur tubuh Abi Putra, hatinya bergetar, dan dia benar-benar merasakan semacam rasa bersalah bahwa majikannya terlhat seperti sedang terlibat hal perzinahan dengannya.

Saat berikutnya, Maya melompat dari Abi Putra dengan cepat, dan membungkuk ke arah pintu sembilan puluh derajat, "Maaf! Kami tidak bermaksud begitu! Tolong jangan salah paham !" Hendra melirik pada pria yang masih terbating di lantai tu. Sudut bibirnya melengkung, dan senyuman itu terlihat penuh makna, "Kamu tidak perlu meminta maaf kepadaku. Berada di ruangan yang sama dengan pria dan seorang janda, meskipun ada percikan, itu adalah sifat manusia. "

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS