"Sayang sekali jika harus memakannya," ucap Angel sambil menatap sushi yang begitu lezat.
"Ambil tidak, ambil tidak, ambil saja deh, dari pada lapar," ucap Angel terkekeh sendiri dan ia mengambil satu potong sushi lalu memakannya dan mulutnya langsung penuh dengan satu potongan sushi yang sangat besar sekali.
"Enak, ini beli di mana ya si Alex?" ucap Angel lagi yang terus mengoceh sambil menikmati sarapan paginya.
"Hei… Makan apa?" sapa Rina.
"Sushi mau?"
"Tidak terima kasih, aku sudah kenyang sekali."
"Ada apa?"
"Tidak, aku hanya ingin bertanya saja untuk memastikan. Apa kamu masih bersama dengan Leo?" tanya Rina hingga membuat Angel tersedak dan Rina langsung mengambilkan air minum untuk sahabatnya ini. Dan Angel langsung meminumnya hingga tak tersisa.
"Tidak, aku sudah lama pisah. Ada apa?"
"Pantas saja waktu kapan aku lihat Leo bersama dengan seorang wanita. Hanya saja aku tidak dapat melihatnya dengan jelas seperti apa wajah wanita itu."
Angel tersenyum. "Biarkan saja. Aku sudah tidak bersama dengannya kok."
"Baguslah kalau gitu, tapi tunggu. Sepertinya aku juga melihat kamu bersama dengan seorang laki-laki? Apa kemarin kamu ke taman hiburan?"
Angel membulatkan kedua matanya lalu ia segera mengedip-kedipkan matanya dengan cepat.
"Salah lihat mungkin."
"Tidak kok, soalnya aku kenal siapa laki-lakinya. Tapi masa iya kamu kenal sama Alex?"
"A-alex?" ucap Angel yang pura-pura tidak mengerti ucapan Rina.
"Memangnya siapa Alex?"
"Masa kau tidak mengenalnya? Dia itu pengusaha muda yang memiliki ribuan bisnis dari usia yang masih sangat muda saat itu. Dia cukup terkenal di mana-mana termasuk di sosial media, pengikutnya banyak sekali. Dan nasib percintaannya tidak semulus dunia bisnisnya. Dia diselingkuhi di saat si Alex ini ingin melamarnya. Padahal berita tentang lamarannya sudah menyebar luas," ucap Rina dan Angel jadi semakin tahu mengenai Alex.
"Oh, jadi artikel dia juga ada di internet dong?"
"Ada, kamu bisa mencarinya di internet."
"Aku ke ruangan Bos dulu ya."
Angel mengangguk dan begitu Rina pergi Angel langsung fokus dengan layar laptopnya dan mencari informasi tentang Alex.
Angel kembali menyuapi sushinya dan saat ia sedang fokus suara ponselnya kembali mengagetkannya dan ia langsung membuyarkan lamunannya lalu tersenyum melihat siapa yang menghubunginya.
On phone call.
Angel – Alex.
"Hai…" sapa Angel.
"Hai juga, apa kamu sudah memakan sarapannya?"
"Ini sedang aku makan. Terima kasih ya. Kenapa tadi tidak menelepon aku?"
"Aku takut mengganggu kamu."
"Terima kasih ya."
"Iya sama-sama, selamat makan dan sampai ketemu nanti malam ya."
"Iya, bye Alex."
"Bye Angel."
Angel jadi semakin bersemangat setelah mendengar suara Alex. Ia kembali melihat informasi mengenai Alex dan membaca biodata Alex yang ternyata memang bukan orang sembarangan. Dirinya sebenarnya cukup beruntung bisa mengenal Alex. Apa lagi Alex sudah menyatakan perasaannya padanya. Tapi Angel harus berpikir dua kali. Jangan sampai keluarganya menghina dirinya yang kehidupannya memang dari keluarga biasa-biasa saja.
Angel memang bukan anak orang kaya, apa lagi dia hidup dari keluarga broken home dan tinggal bersama dengan sang Bibi yang sudah merawatnya sejak ia kecil dan dia tinggal di apartemen ini saat dirinya sibuk bekerja saja, tapi kalau waktunya senggang ia akan pulang ke rumah Bibinya. Jadi Angel harus tahu diri, jangan sampai dirinya dibilang wanita murahan dan mendekati Alex karena hanya menginginkan hartanya saja. Padahal tujuan Angel dekat dengan Alex memang karena ia benar-benar merasa nyaman dan untuk hati ia hanya bisa pasrah dan menyerahkan semuanya dengan yang Maha Kuasa. Karena Angel tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi nanti, esok dan kehidupan dia selanjutnya.
Angel sangat bersemangat sekali hari ini. Ia menjalankan tugasnya dengan baik dan semua pekerjaan hari ini ia selesaikan dengan cepat.
Angel langsung bergegas dengan cepat saat waktu sudah menunjukan pukul lima sore. Kali ini ia memutuskan untuk pulang lebih cepat dari pada biasanya. Angel langsung masuk ke dalam mobil dan melihat ke arah cermin. Ia melihat wajahnya sambil mengeluarkan make up yang ada didalam tasnya. Angel langsung merapihkan lebih dulu riasannya sebelum ia bertemu dengan Alex.
"Huufffttt sudah cantik. Mau menemui orang sukses harus tampil sempurna. Siapa tahu nanti bisa ketularan sukses seperti Alex," ucap Angel pelan.
Alex sudah memberikan lokasi di mana dirinya berada dan ia sangat berharap jika wanita yang di tunggu-tunggu sejak tadi datang dengan cepat. Bayang-bayang Angel terus menghantui pikirannya. Alex benar-benar merasa kagum dengan wanita tangguh dan gigih itu.
Angel terjebak macet. Ia merasa kesal sekali karena tidak bisa datang tepat waktu dan Angel meraih ponselnya lalu ia melakukan panggilan video call ke Alex.
"Hai Alex, maafkan aku. Sepertinya aku akan terlambat tiba di apartemen kamu," ucap Angel saat sambungan video call ini terhubung dan Alex melihat wajah Angel yang terlihat sedih itu.
"Kenapa cemberut seperti itu?"
Angel memutar kameranya dan menunjukan jalanan yang padat dengan banyak mobil yang berhenti di sekitarnya.
"Iya namanya jam pulang kantor. Tidak apa-apa, aku akan menunggu kamu sampai datang."
"Kenapa arah apartemen kamu harus macet seperti ini si?"
"Hahahaha," Alex tertawa lalu menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal itu. "Ya kan kamu ingin lihat seperti apa apartemen disini nyaman atau tidak."
"Iya si. Ini ada apa ya macetnya parah sekali?"
"Ada perbaikan jalan sepertinya. Sabar saja, nanti akan aku siapkan makan malam untuk kamu."
"Benarkah? Wah aku jadi enak."
"Iya tidak apa-apa. Kamu hati-hati ya. Akan aku siapkan dulu makanannya. Nanti langsung masuk saja. Kode apartemennya sudah ku kirim ke nomor kamu."
"Ok, ini juga sudah mau jalan lagi. Bye Alex."
"Bye Angel."
Angel mematikan ponselnya dan ia kembali melajukan mobilnya.
"Tadi dia bilang apa? Mengirimkan kodenya? Begitu saja dia mempercayai aku? Bagaimana jika aku merampok rumahnya?" ucap Angel sambil tersenyum-senyum sendiri.
Satu jam kemudian.
Alex sudah menyiapkan beberapa makanan di atas meja makan apartemennya. Ia tersenyum melihat hasil karyanya. Dan ini untuk pertama kalinya ia membuatkan makanan untuk seroang wanita. Bahkan mantannya dulu saja tidak pernah ia buatkan makanan.
Alex bangga dengan hasil masakannya lalu ia melihat jam di tangannya dan berjalan menuju balkon apartemennya. Alex melihat ke bawah dan ia yakin jika yang baru saja itu mobil Angel yang sudah tiba di sana. Alex langsung merapihkan dirinya dan ia mengganti pakaiannya yang sudah bau masakan itu.
Di lobby.
Angel masuk ke dalam lobby. Walau tidak memiliki akses card, ia tetap bisa masuk karena tanpa Angel sadari Alex sudah membuka kuncinya dari apartemennya. Alex bisa melihat wajah cantik Angel yang terlihat sedikit lelah itu sedang mendorong pintu.
Alex semakin tersenyum dan entah kenapa jantungnya semakin berdebar dengan hebat. Kedua tangannya dingin dan tiba-tiba ia merasa gugup sekali.
"Kenapa aku seperti ini? Seperti orang baru pertama kali ingin berkencan saja. Padalah dulu aku tidak pernah seperti ini."
Ya rasa cinta yang dulu ia miliki hanya cinta biasa, tapi berbeda dengan perasaannya ke Angel yang benar-benar sangat dalam dan memikirkan semua ini membuat Alex semakin ingin mendekap erat tubuh mungil Angel.
Bersambung