Chereads / BROKEN MARRIAGE / Chapter 11 - Bermalam Di Apartemen Alex

Chapter 11 - Bermalam Di Apartemen Alex

Alex masih larut dalam lamunannya saat ia mengajari Angel. Lekuk tubuh Angel begitu sempurna pria mana saja pasti akan tergoda. Tetapi Alex masih berusaha untuk menahannya. Ia harus bisa menjaga Angel dan harus bisa memenangkan hati Angel.

"Alex…"

Alex membuyarkan lamunannya. "Tangan kamu jangan seperti ini nanti bisa sakit. Dilemesin saja tangannya seperti ini," ucap Alex sambil mempraktekannya.

Angel memperhatikannya dan ia mencoba mengikuti lagi gerakan yang Alex unjukan kepadanya.

Dua jam berlalu dan Angel sudah terlihat kelelahan. Ternyata latihan bela diri itu tak semudah yang ia bayangkan. Benar-benar sangat sulit sekali.

Alex memberikan air minum untuk Angel. "Ini minum dulu."

"Terima kasih Lex," jawab Angel lalu ia meminumnya.

Alex mengambil handuk kecil dan ia mengusap buliran keringat yang membasahi wajah cantik Angel.

Angel diam mematung sambil menatap wajah serius Alex. Perlakuan manisnya jelas membuat jantungnya tidak normal kembali. Lama-lama ia bisa kena serangan jantung setiap kali harus melakukan olahraga jantung secara mendadak seperti ini.

Suara remasan botol mineral yang Angel genggam membuat Alex menyadari dengan apa yang ia lakukan.

"Ma-maaf," ucap Alex sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Hmmm… Tidak apa-apa kok, terima kasih ya."

Alex mengangguk. "Kamu mandi dulu saja. Aku juga mau mandi dulu. Habis itu kita makan ya. Aku sudah memasak makanan untuk kamu."

"Kamu jadi beneran masak?"

"Iya… Cepat mandi ya," ucap Alex dan Angel mengangguk.

Angel dan Alex sama-sama meninggalkan ruangan gym yang cukup besar ini dan Angel langsung mengambil tasnya lalu membawanya masuk ke dalam kamar mandi.

Alex segera keluar dari kamar begitu tubuhnya sudah menjadi lebih segar. Ia akan memanaskan makanannya dan menyiapkannya. Alex benar-benar melakukan semua ini demi cintanya yang begitu mendalam dengan Angel yang masih menutup hatinya.

Aroma masakan tercium saat Angel membuka pintu kamar mandi dan ia segera meletakan tasnya di atas sofa lalu mencari keberadaan Alex yang sedang sibuk dengan masakannya.

Angel tersenyum lalu ia mendekati Alex. "Perlu bantuan Tuan?"

"Sudah selesai? Tunggu di depan saja. Biar aku siapkan dulu untuk kamu."

"Apa lagi yang belum? Di mana gelasnya? Biar aku bantu. Aku kan bukan permaisuri mana boleh aku membiarkan seorang laki-laki mengerjakan semua ini."

"Oh ya? Tapi ini apartemenku dan kamu tamu aku. Aku tahu kamu bukan permaisuri aku tapi tidak ada salahnya seorang pria bisa melakukan pekerjaan ini bukan? Ayo kita makan," ajak Alex sambil membawa makanannya ke ruang makan.

"Aku serius di mana gelasnya Alex?" ucap Angel yang masih membuka satu persatu kitchen set yang berada di dapur luasnya Alex.

"Masa tidak ada gelas si?" gerutu Angel sambil menyilangkan kedua tangannya ke depan dadanya.

"Cari apa? Gelas? Di sini Angela," ucap Alex sambil membuka satu pintu yang ada disamping lemari pendinginnya.

Angel tersenyum. "Aku mana tahu! Sejak tadi bertanya kamu tidak memberitahunya," ucap Angel sambil mengerucutkan bibirnya dan Alex mendekati Angel hingga membuat Angel ketakutan sendiri lalu perlahan-lahan memundurkan langkah kakinya hingga ia tidak bisa bergerak ke mana-mana saat sudah tersudut di meja dapur.

Alex semakin mendekat dan menaruh kedua tangannya di atas meja dapur hingga membuat Angel semakin tersudut sudah.

DEG!!!

"Kamu ingin makan atau ingin di dapur terus? Menjadi penghuni dapurku?" goda Alex yang selalu saja membuat jantung Angel ingin terlepas dari tempatnya.

"Ma-makan Lex," ucap Angel lalu ia mencoba meloloskan tubuhnya dari kuncian Alex.

Angel berhasil melarikan diri dari Alex lalu ia mengatur nafasnya sambil memegang jantungnya yang masih berdebar.

Alex mengejarnya dan ia langsung merangkul Angel lalu mengajaknya menuju ruang makan.

"Silahkan duduk Nona Angel," ucap Alex sambil menarik kursi untuk Angel.

"Terima kasih ya," ucap Angel lalu ia duduk di bangku dan menatap makanan yang ada di atas meja.

"Ini serius kamu yang masak?"

"Iya, masa aku bohong."

"Tidak, hanya saja seorang lelaki seperti kamu pandai memasak dan sangat mustahil sekali rasanya. Pasti mantan pacar kamu senang sekali tahu kamu pintar memasak."

"Aku tidak pernah memasak untuknya."

Angel langsung menatap wajah Alex. Ia tidak bisa membaca wajah Alex sama sekali.

"Kenapa begitu?"

"Karena dia lebih senang makan di restoran."

Angel mengangguk lalu Alex memberikan banyak makanan di atas piring Angel.

"Aku harap jangan membahas tentang dia lagi. Perasaan aku dengannya sudah mati untuknya," ucap Alex tanpa menatap Angel dan ia fokus dengan sumpit dan nasinya.

"Maaf."

Alex tersenyum. "Dan aku harap kamu bisa menggantikan posisinya karena aku memang sudah tidak ada lagi perasaan untuknya."

Uhuk uhuk uhuk. "Hati-hati makannya pelan-pelan saja," ucap Alex lalu ia mengambilkan minuman untuk Angel.

"Terima kasih," ucap Angel yang menjadi canggung.

"Habiskan makanannya ya," ucap Alex sambil menambahkan lagi sayuran dan dagingnya untuk Angel.

Angel dan Alex berbincang bersama. Mereka mulai menceritakan kisah masa kecil mereka berdua dan suara canda dan tawa memenuhi ruang makan. Alex benar-benar membuat Angel terus tertawa bahagia.

"Biar aku bantu rapihkan ini ya please," ucap Angel sambil memohon.

Alex tersenyum sambil mengangguk dan Angel akhirnya senang sekali. Ia membereskan piring kotornya dan membawanya ke dapur. Angel mencucinya dan membersihkan semuanya dan Alex tentu saja membantu Angel sejak tadi ia berdiri disamping Angel membereskan piring-piring dan gelas yang sudah dicuci bersih oleh Angel. Ia tidak mungkin membiarkan Angel mengerjakan semua ini sendirian.

"Ok sudah cukup. Sekarang kamu tunggu di depan ya. AKu punya menu penutup untuk kamu."

"Apa itu?"

"Rahasia. Kamu harus keluar dulu," ucap Alex sambil menyentuh kedua bahu Angel dan mengarahkannya keluar dari dapurnya.

Alex segera membuka lemari pendinginnya dan ia menyiapkan dua ice cream untuk Angel dan untuk dirinya dan Alex memnaruh potongan-potongan buah di antara ice cream itu lalu membawanya keluar.

"Kamu suka rasa vanilla?" tanya Alex sambil memberikannya.

"Suka kok, terima kasih ya. Aku jadi merepotkan kamu."

"Tidak kok. AKu setelkan film saja ya. Kamu suka film apa?"

"Apa saja asal jangan horror," jawab Angel sambil memakan ice creamnya yang diberikan taburan potongan buah-buahan.

Alex memutarkan film action lalu ia duduk disamping Angel.

"Action saja ya, biar kamu bisa perhatikan cara gerakan jika sedang berkelahi."

"Kamu semangat sekali."

"Hmmm, aku tidak ingin kamu tidak bisa melawan jika dalam keadaan mendesak."

"Baiklah, aku akan memperhatikannya."

Mereka berdua mulai terlihat serius sekali. Angel langsung menutup kedua matanya saat melihat adegan perkelahian yang sangat menyeramkan menurutnya karena banyak darah yang harus ia lihat membuat dirinya merasa sedikit merinding.

Alex tertawa dan membiarkan Angel menyembunyikan wajahnya dibalik lengan kekarnya. Dasar Alex mencari kesempatan.

Lama kelamaan Angel mulai tak mengeluarkan suaranya lagi. Ia sudah sangat kelelahan dan Alex melihat wajah Angel yang sudah tertidur dengan pulas. Kepala Angel berada di bahu Alex dengan tubuh yang meringkuk seperti orang yang kedinginan saja padahal niatnya tadi Angel memejamkan mata karena takut tapi lama kelamaan ia malah jadi tertidur.

Alex tersenyum. Ia menggendong Angel dan membawanya ke dalam kamarnya lalu menidurkan tubuh Angel di ranjang besarnya dan tak lupa ia pun menyelimuti Angel.

Alex tersenyum lalu ia menyalakan lampu tidurnya dan mematikan lampu utama kamar. Alex keluar dari kamar sambil membawa selimut tebal. Ia akan tidur di ruang tamu saja.

Alex tidak bisa tidur. Pandangannya masih tertuju ke arah kamarnya yang tertutup rapat yang ada di lantai dua ruang apartemennya.

"Selamat malam Angel."

Bersambung