Alex masih melamun di depan cermin kamar mandinya. Ia masih membayangkan ciuman tanpa disengaja tadi. Alex terus tersenyum-senyum seperti orang gila saja. Ia masih merasakan getaran dada yang begitu membara.
"Angel…" gumam Alex lalu ia menggelengkan kepalanya dan melepaskan pakaiannya lalu ia menuju shower dan membasahi tubuhnya.
Alex masih terus tersenyum, Ia seperti seorang anak remaja yang sedang merasakan jatuh cinta. Alex tak pernah menyangka jika dirinya kini mengalami masa seperti ini setelah bertahun-tahun lamanya ia mencoba menutup diri dan hatinya.
Bagi Alex wanita itu sangat menyusahkan dan menyebalkan tapi tidak saat pertama kali ia melihat Angel di club malam miliknya itu. Alex bisa merasakan sesuatu yang berbeda dan entah kenapa kini perasaannya jadi begitu mendalam. Alex ingin sekali bisa mendapatkan cinta Angel tapi dengan caranya sendiri bukan paksaan atau kecurangan.
Alex mematikan showernya lalu ia mengambil handuk dan melilitkan handuknya ke pinggangnya dan Alex keluar dari kamar lalu ia mengambil pakaian gantinya.
Alex melihat ke cermin. Ia memakai gel rambutnya dan menyisir rambutnya serapih mungkin. Tak lupa Alex mengenakan minyak wangi favoritnya dan ia kembali merapihkan pakaiannya sebelum keluar dari kamar.
Alex melihat Angel yang sedang serius melihat album foto miliknya. Untung saja di apartemennya tidak ada foto mantan kekasihnya atau benda-benda dari mantan kekasihnya dulu. Semuanya sudah Alex buang dan semua barang mahal yang ia dapatkan dari mantan kekasihnya dulu itu ia sumbangkan ke panti asuhan.
Dari kejauhan Alex terus menatap wanita yang mampu mencuri hatinya. Alex tersenyum sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya itu.
Merasa seperti ada yang sedang memperhatikannya membuat Angel mengangkat wajahnya. Ia tersenyum melihat Alex.
"Hai… Sudah mandinya, a-aku sedang melihat foto kamu lucu sekali," ucap Angel sambil tersenyum dan Alex mendekati Angel lalu duduk di lantai tepat di samping Angel.
"Ini kamu imut banget tahu. Aku tidak menyangka kalau kamu selucu ini saat masih kecil."
"Hmmm, kamu baru tahu kalau aku itu memang sangat imut?"
"Hahaha, kamu narsis sekali si."
"Hahaha, tidak apa-apa sesekali kita itu harus bangga dengan diri sendiri. Apa lagi dipuji wanita cantik seperti kamu."
"Aku tidak pernah bilang jika diri aku cantik hanya saja aku merasa masih banyak kekurangan di dalam hidup aku."
"Lalu… Apa aku boleh melengkapi kekurangan yang ada di dalam hidup kamu? Angel aku menyukai kamu. Bersediakah kamu menerima cinta aku?"
Angel menatap Alex, memperhatikan keseriusan yang ada di wajah Alex.
Alex mengambil sebelah tangan Angel lalu menatap lekat kedua bola mata Angel.
"Aku ingin menjadi seseorang yang berarti untuk kamu. Aku ingin menjadi seseorang yang bisa melindungi kamu. Marilah kita tutup pintu masa lalu dan kita buka pintu untuk menuju masa depan. Aku tahu ini mungkin terlalu cepat untuk kamu, tapi aku bisa meyakinkan kamu jika aku memang benar-benar tulus mencintai kamu. Setiap kali aku sendiri aku selalu mengingat bayang-bayang kamu yang selalu ceria di samping aku. Angel… Aku mohon kita coba jalani kisah ini. Aku janji akan selalu membuat kamu bahagia," ucap Alex dengan serius.
Angel masih diam membisu, ia masih memikirkan apa yang harus ia jawab. Hatinya memang bahagia jika bersama dengan Alex, tapi Angel takut jika suatu saat nanti ia atau Alex akan saling menyakiti. Angel takut tak bisa jadi sempurna di mata Alex.
"Aku mohon jangan tolak aku!"
Angel masih menatap Alex yang terus tersenyum. Senyumannya jelas membuat Angel luluh. Mungkinkah ia akan bahagia? Angel tidak tahu dan melihat Alex yang bersungguh-sungguh akhirnya Angel menganggukan kepalanya.
Alex tersenyum senang. "Jadi cinta aku diterima?" tanya Alex meyakinkan dan Angel kembali mengangguk sambil tersenyum.
Alex langsung menarik Angel ke dalam pelukannya. Ia benar-benar bahagia sekali.
"A-alex, aku tidak bisa bernafas," ucap Angel saat Alex begitu erat memeluknya.
"Maaf, aku terlalu bahagia," ucap Alex sambil menangkup kedua pipi Angel lalu ia mencium kedua pipi kekasihnya dengan cepat hingga membuat wajah Angel merona merah.
"Astaga maaf lagi, aku terlalu bahagia," ujar Alex lalu kembali memeluk Angel.
Angel tersenyum. Ia juga bahagia sekali. Alex melepaskan pelukannya lalu kembali menatap Angel.
"Kita harus merayakannya hari ini."
Angel mengangkat sebelah alisnya lalu tersenyum. "Bagaimana kalau aku memasak hari ini? Aku akan siapkan makanan untuk hari jadi kita."
"Boleh, nanti aku bantu kamu."
"Tidak usah, kamu duduk saja tunggu aku selesai masak. Kalau gitu kita belanja dulu saja ya. Nanti masak di apartemen aku saja ya sekalian aku ganti baju. Lihat baju kamu besar sekali."
Alex mengangguk lalu mengusap lembut puncak kepala kekasihnya. "Berarti aku akan siapkan pakaian kamu di apartemen aku jadi kalau kamu menginap sudah ada pakaian untuk kamu di sini."
Angel tersenyum lalu Alex menutup album fotonya. "Mau pergi sekarang?"
"Boleh… Aku ambil tas aku dulu."
"Biar aku saja yang ambil tas kamu," ucap Alex yang langsung bergegas mengambil dan membawa tas Angel.
"Biar aku bawa," ucap Angel ingin mengambil tasnya.
"Tidak usah, aku saja," ucap Alex lalu merangkul Angel dan mereka berdua keluar dari apartemennya.
"Tunggu sebentar. Aku akan ubah password pintunya jadi hari tanggal jadian kita. Jadi kalau kamu datang bisa langsung masuk ke dalam ya," ucap Alex yang langsung mengganti kode password-nya.
Angel tersenyum dan ia berpikir apa sebesar ini cinta Alex untuknya? Angel benar-benar merasa bahagia sekali. Ia beruntung bisa memiliki Alex. Tapi Angel masih belum tahu bagaimana kehidupan dirinya nanti setelah ini. Apa lagi Alex orang yang cukup terkenal.
"Yuk sayang," ajak Alex lalu ia kembali merangkul Angel dengan mesra.
Apa? Sayang? Angel tidak salah dengar bukan? Batin Angel sambil tersenyum-senyum sendiri.
Alex dan Angel masuk ke dalam lift. Angel hanya diam membisu entah kenapa getaran di dadanya benar-benar sangat cepat sekali. Angel mencoba mengatur nafasnya dan semakin lama semakin terasa sangat sesak sekali. Angel berharap jika pintu lift ini akan segera terbuka.
Lama sekali si lift-nya. Ya Tuhan sudah berasa panas sekali di dalam sini, batin Angel.
Tak lama pintu lift terbuka dan Angel bisa bernafas dengan lega.
"Pakai mobil aku saja ya. Nanti mobil kamu biar dibawa sama sopir aku."
"Hmm, terserah kamu gimana nyamannya saja."
Alex tersenyum dan ia tak melepaskan rangkulannya sama sekali sejak tadi. Alex benar-benar tidak ingin melepas Angel begitu saja.
Alex membawa Angel ke mobil miliknya dan ia membukakan pintu mobilnya untuk kekasih yang baru saja ia pacari.
Senyuman di wajah tampan Alex benar-benar membuat wanita yang melihatnya akan terhipnotis dan Angel adalah salah satu wanita itu. Angel jadi tidak ingin menunjukan wajah Alex di depan umun. Angel ingin sekali mengurung Alex di dalam kamarnya.
Alex langsung melajukan mobilnya dan membawa kekasihnya ke sebuah supermarket yang searah dengan apartemen Angel.
Mereka berdua saling diam membisu. Tak tahu apa yang dirasakan Angel saat ini begitu canggung sekali. Sesekali Angel melirik Alex yang memang terlihat sangat cool sekali.
Ya Tuhan, apa benar ini kekasih aku? Kenapa tampan sekali, batin Angel.
Bersambung