41.rencana selanjutnya.
Venus yang masih berada didalam kereta kudanya bersama Elliot, mulai menjelaskan rencana perjalanan kedua mereka.
Setelah mengumpulkan artefak kedua, Venus dan Elliot akan kembali kekediaman Duke untuk sementara dan melanjutkan perjalanan mereka lagi untuk mengumpulkan artefak ketiga mereka.
Posisi Elliot sebagai ketua organisasi ksatria bayaran tidak memungkinkan untuk meninggalkan posisinya sebagai ketua dalam waktu lama. Karena itu mereka akan kembali ke kediaman Duke trochel untuk mempersiapkan perjalanan kedua mereka.
"Lokasi artefak ketiga berada di pulau laluna. "
" Pulau laluna.... Pulau itu berbahaya! "
" Kita akan pergi bersama Elliot. "
" Tidak boleh! "
" Aku tahu pulau itu dikelilingi monster laut, aku telah membacanya didalam buku. Tetapi tetap saja, hanya aku yang mengetahui posisi artefak itu Elliot. Karena itu kita harus tetap bersama. "
" Ck"
Elliot mendecakkan lidahnya, seakan tidak suka dengan apa yang dikatakan oleh Venus. Namun hal yang dikatakan oleh Venus itu memang benar, dirinya mengetahui letak posisi artefak ketiga dengan jelas. Karena itu, mau tidak mau Elliot tidak dapat lagi melarangnya pergi bersamanya ke pulau laluna.
" Sekarang masalahnya adalah kapal yang harus kita gunakan ke pulau itu. Karena pulau itu dikelilingi monster laut, tidak ada pelaut yang dapat membawa kita kesana dengan kapalnya. "
" Dimana masalahnya? "
" Elliot, apa masih belum sadar masalah kita dimana? Tidak ada pelaut yang mau membawa kita! "
" Terus? "
" Terus bagaimana kita bisa kesana? "
" Mudah saja, kita kesana dengan kapal. "
" Elliot, harus berapa kali aku bilang tidak ada yang mau membawa kita. "
" Memangnya kita perlu dibawa oleh pelaut? Bukankah cukup kita berdua saja yang kesana? "
Venus tampak telah kesal berdebat dengan Elliot yang terlihat tidak mengerti apa yang dikatakan olehnya.
" Berdua? Jadi tanpa pelaut, siapa yang akan menyetir kapalnya? "
" Aku"
Dengan santainya Elliot menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuknya. Mendengar pernyataan Elliot, Venus terdiam tidak percaya. Lelaki itu dengan percaya dirinya mengatakan bahwa dirinya akan menyetir kapal kepulau yang dihuni banyak monster laut itu sendiri.
"Bagaimana bisa? Memangnya kau tahu cara menyetir kapal? "
Elliot mengangkat sudut bibirnya, dengan tatapan percaya dirinya Elliot tersenyum kepada Venus.
" Memangnya ada hal yang aku tidak bisa lakukan? "
Dengan mulut setengah ternganga, Venus hanya dapat tercengang dengan lelaki yang duduk di sampingnya.
" Menyebalkan"
"Kenapa? "
" Menyebalkan karena tidak ada hal yang tidak bisa kau lakukan. "
" Bagus kalau kau mengerti "
Elliot tertawa manis.
***************************************
Setelah 8 jam berjalanan akhirnya Venus dan Elliot sampai ke kediaman trochel.
Tubuh Venus yang telah lelah karena terlalu lama duduk dikereta kuda disepanjang perjalanan membuatnya ingin segera berbaring dikamarnya.
Sesaat setelah dia turun dari kereta kudanya, sosok familiar berlari kearah mereka.
"Venus"
suara rowan yang memanggilnya membuatnya terkejut. Bagaimana bisa rowan berlari kearahnya yang baru tiba di kediaman trocel dan memanggil namanya seperti ini? Bagaimana pun juga rowan adalah Duke dikeluarga trocel. Jika dia berlari seperti ini dan memanggil nama Venus, Orang-orang akan salah paham padanya.
" Rowan? "
Rowan berlari ke arahnya dan langsung memeluknya dengan erat.
Elliot yang berdiri dibelakang Venus segera melepaskan tangan Rowan yang sedang memeluk Venus.
"Lepaskan tanganmu dari milik orang lain! "
Wajah Elliot tampak kesal, dengan aura membunuh, Elliot menatap Rowan dengan tajam.
"Milik orang lain? "
Rowan mengangkat sebelah alisnya sambil menatap Elliot dengan dingin.
Venus yang melihat mereka berdua, merasa cemas dengan situasi yang sedang terjadi.
Rowan yang memeluknya dengan tiba-tiba membuat Venus merasa aneh dengan sikapnya. Selama ini mereka selalu berbicara bersama tanpa terlihat oleh orang lain, namun hari ini rowan tidak hanya berlari dan memanggil namanya. Rowan bahkan memeluk tubuhnya.
' kenapa rowan berperilaku aneh seperti ini? '
" Elliot! Rowan! apa yang kalian lakukan? Jangan bertengkar hanya karena hal seperti ini. Aku bukan milik siapapun, aku milik diriku sendiri."
Setelah menenangkan Elliot yang terlihat akan membunuh rowan. Keadaan keduanya akhirnya menjadi lebih tenang
"Venus, syukurlah kau kembali. "
Rowan menatap Venus dengan wajah sedih.
"Maaf telah membuatmu khawatir Rowan. "
" Kenapa harus khawatir? Venus keluar rumah maupun pindah rumah tidak ada hubungannya dengan kakak bukan? "
Elliot menyinggung Rowan dengan perkataan yang sinis.
" Tentu saja ada hubungannya denganku, kemanapun Venus berada akan selalu ada hubungannya denganku! "
"Maksud kakak hubungan kakak yang sebentar lagi akan menjadi kakak ipar Venus? "
"A... Apa..!!! "
Wajah Rowan kini terlihat sangat menakutkan.
Venus segera memotong pembicaraan mereka.
"Elliot!!! Jangan mengatakan hal yang aneh-aneh. "
Situasi keduanya menjadi semakin panas, Venus yang tidak ingin meneruskan permasalahan ini, akhirnya memutuskan untuk kembali ke ruangannya.
" Kalian jangan bertengkar, saya sudah agak lelah disepanjang perjalanan, saya akan kembali ke kamarku dulu. "
" Venus... "
Rowan memanggil nama Venus dengan frustasi, tetapi Venus yang berjalan terus untuk kembali ke kamarnya itu, tidak menoleh sedikitpun.
Elliot tersenyum menyeringai dan meninggalkan Rowan yang terdiam didepan gerbang.
'Aneh sekali... '
Sesampainya dikamar Venus terus berpikir tentang rowan yang dilihatnya tadi.
'Apa terjadi sesuatu dengannya?'
Entah apa yang membuat rowan berubah setelah beberapa hari dirinya meninggalkan kediaman trochel.
Venus melihat kearah meja rias didalam kamarnya, gelang safir yang ada diatas mejanya terlihat berkilau terkena sinar matahari. Venus mengambil gelang itu dan memandangi nya.
Semenjak Rowan memberikan gelang ini, sifatnya sedikit berubah. Gelang yang dipakaikan ke pergelangan tangannya tampak indah seperti bulan dimalam hari.
Wajah Rowan saat memberikan gelang ini terlihat aneh, pandangan matanya itu tidak terlihat seperti pandangan mata kepada teman, apakah Rowan memiliki maksud lain padaku?
Tok tok...
" Siapa? "
" Ini aku , Rowan. "
Venus membuka pintu kamarnya. Rowan berjalan masuk kedalam kamarnya dan duduk dikursi samping tempat tidurnya.
" Saya membawakan macaroon untukmu. "
" Ng... Terima kasih. "
Venus merasa canggung, Rowan yang tidak pernah langsung mencarinya dan mengunjungi kamarnya tiba-tiba datang ke kamarnya.
" Ini pertama kali saya masuk kedalam kamarmu Venus. "
" Iya "
Sesaat ketika menginjakkan kaki ke kamar Venus, aroma mawar tercium diseluruh ruangan. Aroma yang sama dengan pemilik kamar itu.
Kamar tamu keluarga Duke yang terlihat biasa itu sekarang terlihat istimewa. Jejak kehadiran wanita itu memenuhi seisi kamarnya.
Venus yang duduk disebelah meja kamarnya itu melihat Rowan dengan tatapan terkejut.
Mata Rowan melihat sekeliling kamarnya sambil sesekali tersenyum.
" Tidak seperti biasanya anda langsung datang mencari saya. "
" Itu karena Saya telah menunggu lama hingga kamu kembali Venus. "
".... "
Menunggu lama? Apa maksud perkataan Rowan? Entah kenapa pandangan mata Rowan terlihat berbahaya.
Setelah terdiam lama, Venus akhirnya reflek menanyakan maksud perkataan Rowan.
"Kenapa? "
" Kupikir kau tidak kembali lagi..."
".... Saya tidak akan pergi meninggalkan tempat ini tanpa berkata apa-apa kepada Anda. "
" Tetap saja aku takut, kau pergi bersama Elliot.... "
"Itu karena sesuatu hal yang tidak bisa aku katakan Rowan, ada sesuatu yang harus aku selesaikan. "
Wajah Rowan terlihat sedih, senyuman perlahan hilang dari wajah tampannya.
"Alangkah baiknya jika orang yang harus kau ajak untuk menemanimu itu aku. "
".... "
".... Tapi sepertinya itu tidak bisa ya, Venus. "
Venus menatap wajah Rowan dengan perasaan bersalah. Jika bisa, Venus ingin mengungkap semuanya kepada Rowan. Tetapi jika itu terjadi, apakah Rowan akan berharap dapat bersamanya seperti yang diharapkannya saat ini?
"Maaf"
Kata itu spontan keluar dari mulut Venus.
" Tidak perlu minta maaf Venus, aku tidak akan memaksamu untuk menceritakan nya kepadaku, hanya saja kadang aku merasa sedih... Bisakah kau sedikit mengandalkan ku?"
"...."
" Saya hanya ingin menjadi orang pertama yang tahu jika kau merasa sedih, menjadi orang pertama yang menghiburmu ketika kau merasa kesal. Ada kalanya saya ingin mengunjungi mu seperti saat ini ketika ingin melihatmu. Sejauh itu saja yang saya inginkan. "
Venus tidak dapat menatap wajah Rowan karena rasa bersalahnya. Walaupun menyadari hal yang Rowan inginkan adalah hal yang sangat biasa, namun Venus tidak dapat menjanjikan apapun kepadanya.
Venus menggenggam bagian bawah gaunnya dengan kedua tangannya.
"Apakah anda baik-baik saja rowan? "
" Apakah aku kelihatan tidak baik? "
Rowan mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Venus.
Venus terkejut dan tanpa sadar memundurkan wajahnya.
" Saya hanya merasa Rowan tidak biasanya seperti ini. "
Rowan menaikkan sudut bibirnya.
" Mungkin ini semua karenamu Venus. "
"... "
" Karenamu aku seperti ini, jangan pergi jauh dari tempat ini Venus. "
"..... "
Venus tidak tahu harus menjawab apa. Mengapa Rowan bertingkah seperti tidak ingin jauh dari Venus? Apakah Rowan memiliki perasaan kepadanya? Bukankah mereka teman? Sepertinya hal seperti ini agak canggung jika diucapkan kepada sesama teman.
Venus takut untuk bertanya apapun kepada Rowan. Rowan seharusnya mencintai ariel, mana mungkin Rowan menyukai Venus.
' mana mungkin, iya kan? '
Rowan melihat gelang yang dipegang oleh Venus, gelang itu adalah gelang yang diberikan olehnya.
" Gelang itu, kenapa tidak dipakai? "
" Ah, ini? Gelang ini terlihat mahal jadi saya agak berhati-hati memakainya. "
Rowan mengambil gelang itu dari tangan Venus dan memakaikannya ke pergelangan tangan Venus.
" Jangan dilepas. "
" Eh? "
" Gelang yang kupakaikan ini jangan dilepas, jika ini dilepaskan aku akan merasa sedih. "
"....jika itu yang Anda inginkan"
"Saya hanya dapat mengikatmu dengan gelang ini, alangkah baiknya jika aku dapat mengikatmu dengan hal lain. "
" Apa maksud anda? "
Rowan hanya tersenyum membalas pertanyaan venus. Seakan tidak ingin menjawab lebih lanjut.
" Istirahat lah venus, besok saya akan datang lagi mengunjungi mu. "
Melihat wajah venus yang terlihat kebingungan, rowan melanjutkan perkataannya.
" Jangan terlalu dipikirkan, istirahat lah. "
Walaupun hanya sesaat rowan ingin venus terus memikirkannya. Jika bisa, rowan ingin mengikat venus seperti gelang ditangannya, agar venus tidak dapat pergi kemanapun, namun selama Elliot berada di kediaman trochel, hal yang diinginkan rowan tidak akan terjadi.