46. Laut
"Heuk"
Venus yang sedang berada diatas kapal bersama Elliot tidak dapat menahan rasa mualnya.
Begitu matahari terbit Elliot langsung membawanya kepelabuhan untuk berlayar ke pulau laluna.
Obak laut yang besar membuat kapal yang dinaikinya bergoyang, Venus yang mabuk laut tidak dapat menahan rasa pusing dan mual yang dirasakannya.
Perjalanan ke pulau laluna akan memakan waktu 2 hari. Memikirkan dirinya yang harus bertahan selama itu membuat Venus kehilangan rohnya.
Angin laut bertiup dengan kencang membawa aroma laut yang kuat.
Venus yang berbaring diatas dek kapal melihat dengan jelas burung camar yang terbang bergerombol diangkasa. Langit hari ini terlihat biru, pemandangan itu sangat indah jika dia tidak merasa mual karena diatas kapal, mungkin pemandangan ini akan terasa sempurna.
Kapal yang dibeli oleh Elliot cukup mewah, didalamnya terdapat kamar tidur dan dapur. Kapal ini lebih mirip dengan kapal tamasya dibandingkan kapal pelaut.
Elliot yang menyetir kapal sambil berdiri itu terlihat sangat keren. Kemeja putih polos yang dikenakan olehnya membuat dirinya terlihat sangat mirip dengan pelaut tampan yang sering digambarkan didalam buku cerita.
Rambut perak Elliot terlihat bersinar karena cahaya matahari, keringat yang membasahi wajah dan tubuhnya membuatnya terlihat sexy.
Berulang kali Venus menepuk wajahnya agar pikirannya tetap tenang.
Lelaki yang menyetir kapal juga dapat terlihat sangat keren seperti ini. Mata Venus yang selalu melihat ketubuh sexy Elliot, membuat dirinya sulit untuk berpaling.
" Hughk... Aku sudah tidak kuat lagi. "
Venus menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Ombak laut masih terus berdatangan membuat dirinya sudah tidak dapat menahan diri lagi.
" Kemarilah Venus"
Elliot yang melihat keadaan Venus itu, memanggilnya untuk mendekat.
" Aku tidak dapat bergerak lebih jauh lagi, aku mual. "
Elliot tersenyum melihatnya. Seketika dia melepaskan setirnya dan berjalan kearah Venus.
" Akh.. Elliot jangan melepaskan setirnya.heuk "
" Tenang saja, keadaan laut masih stabil. Percayakan saja padaku. "
Elliot meletakkan tangannya keatas dahi Venus dan mengeluarkan mana dari tubuhnya.
Mana yang keluar dari tubuh Elliot itu masuk kedalam tubuh Venus. Seketika perasaan mual dan pusing yang dirasakannya menghilang.
" Ah, aku merasa lebih baik bagaimana bisa? "
" Aku memberikan sedikit mana ku, itu dapat mengontrol tubuh mu untuk merasa nyaman. "
"Jika aku tahu bisa seperti ini, seharusnya kau lebih cepat memberikannya padaku Elliot. "
" Sebenarnya wajahmu tadi terlihat lucu, karena itu aku ingin melihatnya lebih lama lagi. "
Elliot tersenyum nakal kepada Venus. Venus yang mendengar alasan Elliot hanya dapat memasang wajah datar.
" Ternyata kau membiarkannya. "
" Tetapi aku tidak tega melihatmu tersiksa, yah... Mau bagaimana lagi jika tidak dapat melihat ekspresi imutmu tadi. Sebagai gantinya duduklah disebelahku. "
Elliot berjalan kembali ketempat setir kapalnya. Setelah menyiapkan kursi disebelahnya, Elliot menunjuk dengan tangannya mengisyaratkan Venus untuk duduk disana.
" Ck, tidak kusangka sifat anehnya sudah separah ini. "
Venus mendecakkan lidahnya, Elliot terlalu sering menggodanya. Kadang kala Venus merasa tidak adil karena sering dipermainkan seperti ini.
Walaupun kesal, lelaki ini memang memiliki banyak kelebihan. Tidak ada hal yang tidak dapat dilakukan olehnya, ini juga yang membuat Venus tidak dapat berkata-kata.
Setelah duduk disebelah Elliot, Venus mulai menanyakan hal yang ada didalam pikirannya.
"Elliot"
"Hm? "
"Apa kau akan pergi berperang? "
Elliot terdiam sejenak, dengan pelan Elliot menepuk kepala venus.
" Iya. "
"Aku khawatir... "
Wajah venus terlihat sedih, berat rasanya untuk melepas kepergian Elliot dimedan perang. Kehadiran Elliot yang selalu ada bersamanya membuatnya tidak dapat berhenti merasa khawatir.
Venus tahu, surat perang yang dikeluarkan tidak dapat ditolak, Elliot harus memimpin perang itu.
Jika benar perang terjadi, Elliot akan pergi dalam waktu lama, tidak menutup kemungkinan jika dia akan terluka dimendan perang.
Didalam novel original, perang tidak terjadi. Kenapa sekarang raja menginginkan perang? Keterlibatan venus membuat alur cerita menjadi kacau. Jika seperti itu, walaupun Elliot pemeran didalam novel, tidak menutup kemungkinan jika Elliot akan gugur dimendan perang.
Pemikiran itu membuat venus terdiam kaku.
"Jangan khawatir. "
"Kudengar, negara viseta memiliki pasukan yang kuat. Bagaimana jika pasukan kita tidak dapat menang melawan mereka? "
" Itu tidak akan terjadi. "
"... "
"Karna aku yang akan memimpin pasukan kita. "
"...."
"Aku akan membawa kemenangan padamu. "
Tangan besar Elliot mengelus kepala venus dengan lembut, senyumannya yang hangat membuat venus dapat mempercayai semua yang dikatakan olehnya.
" Tapi... Perang akan berlangsung lama. "
" Apakah kau takut rindu padaku venus? "
" Ka... Kata siapa? Mana mungkin aku akan merindukanmu. "
Venus memalingkan wajahnya dari Elliot.
" Padahal aku akan sangat merindukanmu. "
".... "
" Jika itu terjadi aku akan sangat-sangat merindukanmu. Bagaimana aku harus menahan rinduku di medan perang nanti? "
Venus kembali menatap mata Elliot yang melihatnya dengan penuh kehangatan.
"Jika begitu kau harus cepat mengalahkan mereka dan pulang menemuiku. "
"Jika itu yang kau inginkan.. "
" Dan satu hal lagi Elliot "
" Hm? "
" Jangan terluka, jangan sakit, jangan membuatku khawatir... "
" Memang benar kan kau mengkhawatirkan aku, aku senang. "
"Jangan tersenyum seperti ini. "
" ... Kenapa? "
" Jantungku tidak kuat. "
Elliot melepaskan setirnya dan memeluk tubuh Venus erat-erat.
" Aku tidak akan pergi lama dan membuatmu khawatir. Akan kupastikan tidak ada yang dapat melukai tubuhku kecuali dirimu Venus. "
"Satupun tidak boleh, termasuk diriku. "
" Tidak, kau kuperbolehkan untuk melukai tubuhku. Jika itu yang membuatmu senang. "
Wajah Venus memerah karena pernyataan Elliot yang begitu terus terang. Lelaki ini dapat mengatakan hal yang memalukan begitu saja. Sebenarnya lelaki ini polos atau gila? Mungkin keduanya.
" Aku bukan psikopat yang suka melukai tubuh manusia, walaupun kau memberikanku persetujuan untuk melukaimu, aku tidak akan melakukannya. "
"Aku tidak hanya memberikanmu persetujuan untuk itu? "
" Lalu? "
Elliot mendekatkan kepalanya ke telinga Venus. Dengan nada rendahnya Elliot mulai berbisik kepadanya.
" Kau dapat melakukan hal intim seperti mencium ku, memelukku dan... "
" Akh... Elliot jangan lepaskan setir kapalnya. "
Nasfas Elliot masih terasa ditelinga Venus. Venus yang memegang telinganya, segera berdiri dari tempat duduknya dan masuk kedalam ruang kapal dengan wajahnya yang merah merona.
' benar-benar gila'
Bagaimana bisa memintaku untuk melakukan hal yang memalukan seperti itu. Disaat aku sangat khawatir dengan keselamatannya, dia masih dapat menggoda ku seperti ini.
Venus membaringkan tubuhnya di kasur yang terdapat didalam kamar kapalnya.
Ruangan itu telah persiapkan oleh Elliot dengan dekorasi merah muda dan aksesoris ala putri.
Setelah perjalanan ke pulau laluna,sebentar lagi pesta pernikahan rowan akan dilaksanakan di istana. Setelah kepulangan mereka dari perjalanan ini, Elliot akan pergi memimpin peperangan.
Tidak melihat wajahnya untuk waktu yang lama, tidak mendengar suaranya, memikirkan hal itu membuat Venus merasa sedih.
Venus membenamkan kepalanya kebantal dan berbisik kecil.
" Aku akan sangat merindukanmu Elliot, amat sangat merindukanmu. "
***************************************
Keung... Keung....
Venus terbangun dalam tidurnya, suara mengerikan yang terdengar dari luar kapal membuatnya terkejut.
" Suara apa ini? "
Dengan cepat Venus berlari keluar kamarnya untuk melihat situasi diluar kapal.
'Apa Elliot baik-baik saja? '
" Elliot! "
Venus berlari kearah Elliot yang telah mencabut pedangnya.
Elliot berdiri menghadap dua monster laut yang muncul menyerang kapal mereka.
"I... Ini monster laut? "
Sosok ikan raksasa dengan gigi yang tajam dan sisik hitam mengkilap, monster itu membuka mulutnya dengan lebar untuk melahap kapal mereka.
Di satu sisi, monster yang berbentuk seperti ular laut raksasa dangan sirip merah mengitari kapal mereka.
Pemandangan yang sangat mengerikan. Venus yang terkejut melihat sosok monster laut itu, kehilangan kekuatan kakinya dan terjatuh dilantai kapal.
" Venus!!!! Disini berbahaya, masuklah kedalam!!! "
Wajah Elliot terlihat pucat karena melihatnya terjatuh.
Dengan satu ayunan pedang Elliot, ikan raksasa itu menggeliat. Mana pedang Elliot menyobek mulutnya, darah yang keluar dari monster itu bercucuran seperti air hujan dan membasahi lantai kapal. Tubuh Elliot dan Venus telah bewarna merah berbalut darah monster itu.
" Hati-hati Elliot. "
Venus memegang pintu kapal agar dirinya tidak terjatuh kelaut. Pertempuran Elliot dan monster laut itu membuat kapal berguncang hebat. Semua barang didalam kapal sekarang telah jatuh berserakan tidak beraturan.
Setelah berhasil menebas ikan raksasa itu, Elliot mengarahkan pedangnya kearah ular laut raksasa yang memutari kapal mereka. Badan ular laut itu telah melilit kapal mereka. Elliot melompat ke sudut kapal untuk melukai tubuh ular raksasa itu.
Srak...
Tebasan besar telah memotong bagian ekor ular itu. Namun ular raksasa itu masih mengencangkan lilitannya.
Keung... Keung....
Guncangan hebat terdi lagi karena liliatan ular itu. Genggaman tangan Venus terlepas dari pintu kapal.
" Aaaaa.... "
Venus terseret turun ke sisi kiri kapal yang berguncang.
Dengan cepat kedua tangannya mencari pegangan, namun lantai kapal yang telah licin karena darah monster membuatnya tidak dapat menggapai apapun.
" Venus!!! "
Elliot melompat dengan cepat kearahnya, Elliot segera mengulurkan tangan untuk mengapainya.
Sesaat sebelum tangan itu mencapai Venus. Kepala ular raksasa itu mendekat ke kapal untuk menerkam mereka.
Srak.... Srak.....
Elliot menggenggam pedangnya dengan kedua tangannya dan menebas kulit kepala ular raksasa itu. Ular itu menarik kepalanya yang terluka dan mulai mengeliat. Badan ular yang melilit tubuh kapal, sudah mulai dilonggarkan olehnya.
"Venus...!!!! "
Venus yang tidak dapat diraih oleh Elliot terseret turun dan terjatuh dari kapal.
" Akh... "
Tangan Venus hanya menggapai udara dan tubuhnya jatuh masuk kedalam air laut.
'Asin'
' dingin'
Venus yang masuk kedalam air itu berusaha mengayuh kakinya untuk naik ke permukaan air laut.
Air laut yang biru itu menjadi keruh karena bercampur dengan darah monster. Venus terus berenang sekuat tenaga didalam air laut yang dingan itu.
Sesuatu muncul dari bawah kakinya, sesuatu yang besar. Taring yang tajam dan mata merah itu melihat Venus dari bawah tubuhnya.
Monster laut itu berada dibawah tubuhnya. Mulut monster ikan yang sobek itu terus mengeluarkan darah, namun dengan kecepatan penuh monster itu membuka mulutnya lebar-lebar untuk mengejar mangsanya.
'Bagaimana ini, aku belum mencapai permukaan!'
' apakah aku akan mati disini? '
' tidak! Aku tidak ingin mati! '
' Elliot! Elliot! '