Prans sudah menduga siapa pelakunya Lutut Prans seraya goyah, hampir saja dia pingsan, kalau Mawar tidak segera mendekap tubuhnya dan mengajak-nya duduk di tempat tidur.
"Maafkan Mawar, Mas." Mawar menangis sambil memeluk tubuh kekasihnya dengan erat. "Semua ini bukan salah Mawar, sungguh. Memang Mawar telah berbohong selama ini pada mas, tapi itu semua Mawar lakukan semata-mata karena Mawar tidak ingin mas hancur. Biarlah Mawar yang hancur, asalkan mas berhasil."
"Aku tidak ingin berpisah denganmu, Mas," Prans menghela nalas dalam-dalam. Tangannya dengan lembut membelai rambut kekasihnya. Berusaha memberi semangat pada Mawar agar tegar dan tabah menghadapi semuanya dan mau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi
"Begitu juga aku. Aku sangat mencintai dan menyayangirnu. Tapi kalau kau tidak mengatakan apa yang sebenamya terjadi, semua akan terus menjadi misteri." hibur Prans berusaha meyakinkan kekasihnya. "Aku takut, Mas."