"Pak!"
"Pak ?" Panggil Kirana seraya melambaikan tangannya di depan wajah pak Wijaya.
"Pak, pak ... Apa bapak baik-baik saja ?" Tanya Kirana seraya menggoyang bahu pak Wijaya.
"Ah..i-iya saya baik-baik saja." Jawab pak Wijaya terbata-bata.
"Wajah bapak terlihat pucat." Ucap Kirana dengan khawatir.
Kali ini pak Wijaya benar-benar mengangkat kepalanya seraya melebarkan matanya menatap wajah mungil di depannya.
Bagaimana bisa dia melupakan wajah ini!
"Sialan! Sial! Sial! Sialnya aku." Rutuk pak Wijaya pada dirinya sendiri di dalam hati.
"Maaf Kirana kalau aku bersikap tidak sopan tadi." Ucap Pak Wijaya sopan dan terlalu merendahkan dirinya membuat Kirana terlihat kikuk dan tidak nyaman.
"Nggak apa-apa pak." Jawab Kirana cepat, ia sungguh tidak nyaman dengan perubahan sikap pak Wijaya yang tiba-tiba menjadi terlalu sopan dan menghambakan diri seperti itu.
"Aku juga minta maaf Kirana, perusahaan ini tidak bisa menerima mu." Ucap Pak wijaya lagi dengan hati-hati.