Kutelan ludahku. Aku yakin aku mau bercinta dengannya selama aman dan tidak hamil. Aku hanya tidak bisa membayangkan jika aku hamil anak Raja, yang notabennya adalah kakak tiriku.
Sentuhannya membuat imajinasiku liar. Aku mengangguk dengan mataku yang terpejam. Dan Raja lantas mencium bibirku. Melumatnya dan lidahnya bermain manis di dalam mulutku.
"Aku harus ke kantor," katanya melepas ciuman itu dengan nafas yang menderu.
Aku mengangguk dan paham walau rasanya kesal juga karena aku sudah merasa sangat bernafsu.
Tidak banyak yang bisa kulakukan di apartemen ini selain menonton dan membaca beberapa buku yang menarik. Memperhatikan city view dari balkon seraya menikmati teh panas buatan sendiri.
Terbesit dalam pikiranku untuk mengetahui bagaimana keadaan Jeremy saat ini. Ia tidak menghubungiku setelah itu. Seperti ia paham maksudku dan benar-benar menghilang dari hidupku.
Raka meneleponku melalui panggilan video. Kujawab saat itu juga.