Hari keberangkatan itu tiba. Di pagi hari yang masih berkabut, aku sudah diantar satu keluarga ke bandara. Rasanya aneh untuk pertama kali meninggalkan Indonesia. Walau untuk sementara, tapi sudah pasti di New York akan menetap lama. Mengingat aku tidak terikat oleh satu perusahaan, kehidupanku masih dijamin oleh ayah tiriku, dan pekerjaan online shopku dikelola oleh Ama, tentu kelihatan sekali aku akan berada di New York untuk jangka waktu yang lama.
Jika seperti ini, rasanya aku ingin melepaskan Jeremy. Jarak kini semakin jauh. Dan sekarang perasaanku sedang tidak keruan. Apalagi kami masih baru, tentunya bukan masalah yang besar jika aku memutuskannya.
Sambil menunggu seseorang yang kuharap akan benar-benar datang untuk melihatku, aku memberanikan diri menghubungi Jeremy. Lamat-lama, aku memandang nama kontaknya yang tertera di ponselku. Kutarik nafasku dan kuhembuskan. Aku tahu aku akan mengambil langkah yang benar. Aku tidak ingin menyakiti seseorang lebih dalam.