"Apa rasanya begitu sakit?" tanyaku ketika ia memperlihatkan ekspresi kesalnya.
"Aku rasa aku nggak perlu mengatakannya kan, apalagi kamu juga memiliki pengalaman yang kurang lebih sama," balasnya.
Aku mengangguk membenarkan kalimatnya. "Tapi kamu dan Raja, baik-baik aja, kan?"
Raka mengedikkan bahunya. "Kadang. Aku orang yang jarang memiliki komunikasi intens sejak saat itu, Daisy. Jadi yah, kamu bisa membayangkannya."
Melihat Raka yang seperti ini, aku kembali berpikir, apakah Zen juga berubah? Tapi terakhir kulihat, ia bersama wanita lain dan bercinta di sana. Aku tidak melihat sisi perubahannya. Artinya, efek dari kepergianku bukan masalah besar untuknya.
"Dai? Udah selesai?" Tiba-tiba Raka melambaikannya di depan wajahku yang baru saja melamun.
"Eh, iya. Ada apa?" tanyaku.
"Aku lupa mau beli sesuatu untuk di US, masih mau temani?"
"Oke. Memangnya apa yang mau kamu beli?"
"Gaun. Karena kamu cewek, tolong bantu pilihkan, ya."
"Buat pacar kamu?" tanyaku.