"Kita jarang berbicara, ya?" sapaku pada Raka yang sedang sibuk dengan ponselnya. Tidak peduli apakah aku mengganggunya atau tidak, tapi aku memang harus berbicara dengannya. Untungnya sekarang para tamu sedang menikmati jamuan.
Raka berdeham dan memasukkan ponselnya ke saku. Ia meminum minumannya dan menatapku. Tatapannya benar-benar membuatku merasa canggung. "Jadi, apa yang mau kita bicara, Daisy?" tanyanya.
Aku mengedikkan bahuku. "Apa pun," jawabku sedikit bingung.
"Aku nggak punya topik untuk berbicara, Daisy. Semua tentangmu aku udah tahu. Dan yah, aku memang seorang yang hemat berbicara," katanya sekaligus menyindirku.
Aku langsung menutup bibirku karena mengetahui ia tahu apa yang tadi kukatakan pada Raja. Tapi sedetik kemudian aku melepaskan tanganku dari bibirku dan bersikap senormal mungkin.
"Maaf, aku hanya nggak suka memiliki musuh dalam sebuah hubungan keluarga baru seperti ini," kataku memberitahu.