"Aku nggak punya hak untuk menjelaskannya padamu kan, Zen," balasku. Aku mendengar nafas Zen tersengal-sengal dengan emosi yang bergemuruh di dalam dadanya. Kulepas tangannya yang mengunci tubuhku dengan perlahan.
"Seminggu lagi sidang itu di mulai. Sebaiknya jangan urusi urusanku. Urusi aja wanitamu yang sedang hamil itu," kataku kemudian keluar dari bilik kamar mandi.
Langkahku berhenti ketika aku melihat Rosi tengah melihatku di cermin. Lalu diikuti Zen yang keluar juga dari bilik itu. Namun aku langsung berjalan kembali dan meninggalkannya. Tidak peduli mereka akan bertengkar atau apa, kali ini aku sedang tidak ingin bersikap baik kepada keduanya.
Setelah acara opening itu selesai, Jeremy dan aku harus kembali. Aku cukup sudah mengenal beberapa keluarga dan temannya. Kebanyakan dari mereka berharap bertemu aku lagi, tapi kurasa itu bukan ide yang bagus untukku saat ini.