"Tenang aja. Kalau gue nggak pernah anggap hal seperti kemarin serius. Karena gue tahu lo nggak tahu yang sebenarnya. Yah, kalau masalah Daisy ... memang dia sensitif, jadi tolong maklumi. Gue akan bantu bicara sama dia nanti," ucap Jeremy dengan senyuman.
Eza tak bisa berkata-kata. Ia benar-benar tak mempercayai apa yang ia dengar. Seperti ada malaikat yang turun, tapi bukan ... Jeremy adalah sosok nyata yang memaklumi ketidaktahuannya dan ketidaksopanannya.
"Eh, semudah itu lo memaafkan seseorang?" tanya Eza ingin meyakini dirinya lagi.
Jeremy mengangguk. "Gini ... bagi gue, kesempatan seseorang untuk berbuat baik itu selalu ada. Jadi, gue mau memberi kesempatan itu walau pada akhirnya gue juga harus berhati-hati. Kayak lo misalnya, gue harus hati-hati sama lo walau gue memaafkan lo."
"Thank you banget, Jer. Gue benar-benar nggak percaya akan semudah ini bicara sama lo. Daisy benar-benar beruntung dapatin lo," timpal Eza.