Untuk sejenak dunia terasa kecil. Selalu ada celah dan waktu untuk bisa bertemu dengan orang yang sama. Sebuah kebetulan atau keberuntungan? Sebuah kesengajaan dari Sang Pencipta atau memang beginilah takdir? Semua sama saja.
Daisy membalas pelukan Aulin dengan wajah heran menatap Zen. Zen hanya diam membalas tatapannya dan sudah tidak begitu terkejut lagi. Tapi perasaannya senang bertemu Daisy.
"Oh ya, Kak. Kenalkan, ini Zen, semalam kami bertemu di bar. Lengkap ceritanya nanti saja aku ceritakan, ya!" kata Aulin bersemangat.
Daisy mengulurkan tangannya pada Zen yang tentu saja dibalas Zen. Sejak awal, Aulin memang tidak tahu sudah berapa kali Daisy menikah. Sebab memang Daisy tidak berminat menceritakan masalah hidupnya pada orang lain, sekali pun ia menganggap Aulin adiknya, bagi Daisy, ia tidak mau banyak orang tahu masalah mereka.
"Apa Zen boleh ikut bertamu, Kak?" tanya Aulin pada Daisy.
"Hmm ... ya bol-"